• 006 •

1.8K 293 67
                                    

"Haechan-aa, bisakah kau bersungguh-sungguh? Duduk yang benar!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haechan-aa, bisakah kau bersungguh-sungguh? Duduk yang benar!"

"Kenapa sih kita harus melakukan ini, Jungwoo? Kenapa duduk saja kita harus diatur?! Tidak bisakah kita menerima pembelajaran yang biasa-biasa saja?"

"Bagaimana kalau kau saja yang jadi kepala sekolah Elysian dan ubah semua peraturan yang ada di sekolah ini? Aku pun akan melakukan hal yang sama jika aku punya keluarga kaya dan berpengaruh di Grand Valley, sayangnya orang tuaku hanya tukang kayu dan kau, orang tuamu hanya pekerja di ladang anggur orang jadi tidak ada yang bisa kita lakukan selain tunduk pada peraturan. Kan sudah syarat dan ketentuannya kau harus bisa mendapatkan nilai A pada dua kelas ini, memangnya kau mau beasiswamu dicabut?"

Haechan lelah. Herannya dalam akademik dia bisa beradaptasi dengan cepat. Semua pelajaran, meski bahasa asing sekali pun bisa dia kuasai dengan baik, tapi berkaitan dengan dua kelas penentu itu Haechan justru kelimpungan. Dia seperti kuda liar yang masih harus banyak dilatih tapi sebelumnya dijinakkan terlebih dahulu. Itu yang dikatakan Kim ssaem pada kelas tata krama tadi siang. Maka dari itu dia minta Jungwoo untuk mengajarinya lagi tentang dasar-dasar tata krama. Tapi lihatlah, bukannya belajar dengan sungguh-sungguh, anak itu malah berleha-leha dan kebanyakan mengeluh. Kalau seperti ini apa Haechan bisa mendapatkan nilai A untuk dua kelas penentu beasiswa pada ujian akhir semester nanti? Terlihat mustahil.

Di tengah-tengah omelan Jungwoo, gadis itu malah mendapatkan telepon dari Ketua OSIS yang memintanya untuk segera ke ruangan OSIS. Seperti yang sudah dikatakan Jungwoo di awal perkenalan mereka kalau anggota OSIS itu pekerjaannya banyak. Program kerja yang dibuat tidak hanya sebatas ada, dikerjakan untuk formalitas dan dibuatkan laporannya. Program kerja segudang itu dipastikan harus berjalan semua dengan baik, ada peningkatan pada saat pelaporan. Tidak ada yang boleh terlewat.

"Maaf Haechan, bisakah kita lanjutkan ini lain waktu? Aku harus ke ruangan OSIS sekarang, Ketua OSIS mencariku. Atau telepon saja Chenle dan Renjun. Mereka mungkin sedang berada di kamar mereka, melakukan perawatan diri. Ganggu saja mereka itu. Aku pergi dulu!"

"Okee! Semangat Bu Wakil!!"

Haechan sendiri tidak punya kegiatan lain dan dia sudah berpikir pasti akan membosankan jika dia kembali ke asrama sekarang. Jadilah Haechan berkeliling sekolah yang luasnya berhektar-hektar itu. Mungkin dia akan mendapatkan sesuatu yang menarik. Bukannya mendapatkan hal yang menarik, Haechan malah berpapasan dengan anak-anak dari kelas 2-A+ yang memakai pakaian tenis mereka. Mungkin habis berlatih.

Gadis itu melewati mereka begitu saja. Hingga langkahnya dihentikan karena seorang dari anak elit itu memanggilnya.

"Kau tahu etika dan tata krama sangat dijunjung tinggi di sekolah ini. Dan kau melewati kami begitu saja?"

"Kalian berbicara denganku? Oh ya tentu saja. Hanya ada aku di sini. Memangnya aku membuat kesalahan ya? Aku tidak berbuat apa-apa."

Gadis yang berada di tengah melangkah menghampiri Haechan, berdiri di depan dengan ekspresi datarnya.

Ineffable • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang