Belum cukup dengan kejadian pada kelas tata krama,keesokan harinya Haechan harus dihadapkan dengan kelas berkuda. Yang membuat Haechan kesal, kenapa hari itu kelas mereka harus digabung juga dengan kelas 2—A⁺? Apa para guru sengaja melakukan ini agar kelas mereka terlihat rendah ketimbang anak-anak orang kaya itu? Atau mungkin anak-anak kelas itu yang meminta untuk diadakannya kelas gabungan agar mereka bisa lebih leluasa mengolok-olok para siswa pemegang beasiswa tersebut. Tapi sepertinya tidak karena kemarin saja banyak dari anak-anak kelas 2—A⁺ yang keberatan dan mengeluh karena kelas mereka digabung dengan kelas para pemegang beasiswa.
"Haechan, kau baik-baik saja?" Tanya seorang teman kelas Haechan yang mendapati gadis itu duduk dengan kepalanya yang tertunduk.
"Tidak, aku tidak baik-baik saja. Aku ingin muntah. Apa bisa aku minta izin untuk beristirahat di UKS saja hari ini?"
Bukan mual karena sakit, Haechan hanya takut. Sekali lagi, Haechan tidak tahu caranya menunggangi kuda. Dia pernah lihat Appa-nya ditendang kuda sampai terpental ke belakang. Menyeramkan. Semenjak kejadian itu Haechan tidak pernah lagi menyentuh kuda tapi apa? Masuk EPHS harus mendapat nilai A untuk kelas berkuda bagi mereka para siswa pemegang beasiswa. Haechan pun mual membayangkan bagaimana nanti dia harus mendekati kuda tersebut dan naik ke atasnya.
"Maaf Haechan tapi ku rasa Han ssaem tidak akan membiarkanmu pergi dengan alasan seperti itu karena sebelumnya pun sudah banyak membuat alasan sakit agar bisa bolos kelas berkuda dan ketahuan oleh Han ssaem. Daripada kau di-blacklist mending kau ikut saja kelas ini. Toh tidak semua yang akan diminta Han ssaem untuk menunggangi kuda. Terlebih ada anak-anak dari kelas 2—A⁺ yang bergabung dengan kelas kita, ku pastikan ini akan jadi ajang unjuk kehebatan di antara anak-anak orang kaya itu. Namamu tidak akan dipanggil Haechan, aku jamin!"
"LEE HAECHAN!"
Belum ada 5 detik teman sekelasnya itu berkata demikian, perasaan Haechan juga sudah mulai membaik tapi semuanya dipatahkan saat Han ssaem yang tiba-tiba memanggil namanya dari tengah lapangan. Sontak semua siswa yang ada di area lapangan berkuda itu mengarahkan pandangan mereka pada Haechan. Beberapa di antara mereka menatap Haechan dengan iba karena dua hari berturut-turut dan gadis itu seperti dijadikan sasaran empuk oleh para pemburu. Karena Haechan baru dan seperti lembar kosong yang memang tidak ada isinya sama sekali. Sementara itu para siswa elit menatap Haechan dengan senyum miring pada wajah mereka. Tidak kesal lagi seperti kemarin malah mereka menanti-nantikan hal ini. Dimana Haechan mempermalukan dirinya sekali lagi.
'Mati aku? Apa aku pura-pura pingsan saja? Toh memang kepalaku pusing. Coba coba pejamkan matamu Haechan...'
Tidak berhasil. Karena ketakutan dan rasa gugup mendominasi membuat Haechan tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu. Tidak diizinkan Yang Di Atas lebih tepatnya. Kakinya pun melangkah membawanya menuju ke area lapangan. Pandangannya tertuju ke depan, tidak sempat lagi melihat bagaimana reaksi orang-orang terhadapnya, yang dia pikirkan hanyalah cara agar dia bisa lolos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable • NoHyuck •
FanfictionBeasiswa penuh yang Lee Haechan dapat memang terlihat menjanjikan, masa depan yang cerah rasanya sudah di depan mata, akan tetapi memang tidak ada ya gratis di dunia ini. Ancaman dikeluarkan dari sekolah pun menanti jika gadis itu tidak bisa lulus d...