Lima hari menjelang ujian tengah semester dan selama waktu itu pun Jeno seakan menghilang karena tidak pernah lagi menampakkan dirinya di depan Haechan. Kemarin-kemarin, di saat Haechan tidak ingin Jeno malah muncul tiba-tiba sekarang baru Haechan rasa kalau EPHS seluas itu sampai-sampai dia tidak berpapasan dengan Jeno barang sekali.
Renjun dan Chenle saling sikut-sikutan melihat bagaimana teman mereka itu berubah 180 derajat menjadi lebih serius dari biasanya. Tidak lagi banyak bicara ataupun mengeluh. Sibuk dengan buku-buku pelajaran. Jungwoo sebenarnya tidak keberatan karena sebelumnya Haechan seperti kuda liar yang sangat sulit untuk dikendalikan, tapi sekarang malah Haechan sendiri yang melemparkan dirinya untuk menerima banyak materi pelajaran dalam satu waktu. Teman-temannya itu pun kebingungan. Dan lagi Jeno tidak pernah nampak di sekeliling Haechan beberapa hari itu membuat mereka curiga telah terjadi sesuatu antara kedua orang itu.
"Kita sudah di luar perpustakaan, Haechan. Biasanya kau yang paling ribut kalau kita sedang makan di kantin. Kau benar-benar tidak mau cerita apa yang terjadi?"
"Tidak apa-apa. Ujian tengah semester semakin dekat, harusnya kita lebih fokus kan. Terlebih aku yang hanyalah pemegang beasiswa di Elysian. Aku tidak bisa bermain-main lagi."
"Apa-apaan kau ini? Apa kau kerasukan makhluk halus selama latihan berkudamu? Kau bukan Haechan kan? Katakan. Siapa kau sebenarnya? Darimana asalmu??" Kata Chenle yang tiba-tiba sudah berpindah duduk di samping Haechan dan mengguncang-guncangkan tubuh gadis itu.
"Mungkin kita harus bertanya pada seseorang yang dekat dengan Haechan beberapa hari belakangan ini. Oh itu dia orangnya. OY NA JAEMIN KESINI DULU KAU!" Teriak Renjun sambil mengangkat tangannya memanggil Jaemin yang baru saja muncul.
"Kenapa memanggil Jaemin, Njun? Itu ada Jeno. Harusnya yang kita interogasi itu Jeno bukan Jaemin. Bagaimana sih kau ini?" Protes Chenle.
Saat itulah Haechan menolehkan kepalanya melihat Jeno yang sudah berjalan masuk ke dalam kantin elit milik anak-anak orang kaya sementara Jaemin berjalan dengan cepat ke meja mereka.
"Kenapa?"
"Bisa kau jelaskan kenapa teman kami jadi tidak normal seperti ini?" Tanya Renjun sambil menunjuk gadis yang ada di hadapannya, yang tak lain tak bukan adalah Haechan. Kedua orang itu sempat membuat kontak mata selama beberapa detik sebelum akhirnya Jaemin tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Dia baik-baik saja. Ujian semakin dekat jadi ku rasa dia jadi lebih serius menghadapinya. Bukan begitu, Haechan?"
"Seperti yang ku katakan tadi pada mereka."
"Tidak ada lagi kan? Aku akan pergi kalau begitu. Ah Jungwoo, jangan lupa nanti sore di ruangan OSIS."
"Iya."
Dan Jaemin pun pergi setelah mengusak pelan rambut Haechan. Renjun dan Chenle lagi-lagi bertukar tatap. Mata Chenle melotot sambil melirik ke arah Renjun. Renjun juga melakukan hal yang sama, melotot sambil menggelengkan kepalanya pertanda ekspresi Jungwoo sudah masam sejak Jaemin meninggalkan meja mereka, terlebih saat Jaemin mengusak rambut Haechan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable • NoHyuck •
FanfictionBeasiswa penuh yang Lee Haechan dapat memang terlihat menjanjikan, masa depan yang cerah rasanya sudah di depan mata, akan tetapi memang tidak ada ya gratis di dunia ini. Ancaman dikeluarkan dari sekolah pun menanti jika gadis itu tidak bisa lulus d...