Akhir pekan pertama Haechan berlalu begitu saja dan tiba saatnya gadis itu harus kembali ke asrama. Anak-anak lain mungkin akan berat meninggalkan rumah mereka setelah mendapatkan kenyamanan di rumah di akhir pekan pertama mereka, tapi tidak dengan Haechan. Dia malah dengan bersemangat untuk kembali ke EPHS setelah membuat perjanjian dengan Jeno pada kemarin hari. Tidak sabar ingin melihat ekspresi Jeno dengan seragam berkelasnya. Haechan bermaksud untuk menggodanya, mungkin akan menyenangkan melihat reaksinya saat Haechan nantinya mengganggunya.
Tak hanya itu, demi kelancaran bisnisnya dengan putra dari majikannya maka Jaemin dengan senang hati meminta Haechan untuk kembali ke asrama dengan mobil pribadinya. Haechan menolak? Tentu tidak. Dia malah akan memanfaatkan kesempatan ini dengan sangat baik. TIdak peduli dengan apa yang akan dikatakan orang-orang saat melihatnya turun dari mobil mewah milik Na Jaemin, sang Ketua OSIS EPHS.
"Aku ingin melakukannya." Kata Haechan saat mereka sudah mendekati kawasan sekolah mereka.
"Apa?"
"Berlagak seperti pemeran utama. Kau tahu aku dan keluargaku tidak punya TV jadi kami biasanya menumpang pada tetangga untuk menonton series bersama. Biasanya ada gaya yang dilakukan pemeran utama ketika turun dari mobil hingga menarik perhatian banyak orang. Aku ingin melakukannya haha"
"Maksudmu dengan mengangkat dagumu setinggi cita-citamu dan mengibaskan rambutmu? Itu yang kau maksud?"
"Tepat seperti yang kau katakan, Tuan! Menurutmu apa aku cocok melakukannya?"
"Kalau Jungwoo yang melakukannya mungkin aku akan langsung menariknya masuk lagi ke dalam mobil tapi karena ini kau, terserah kau saja. Kau memang cocok dengan peran itu. Menjadi pusat perhatian dan membuat orang-orang menjadi musuhmu secara sukarela. Kau tahu kan anak-anak di kalangan atas tidak suka ada anak penerima beasiswa yang bertingkah?"
"Selama aku tidak melanggar peraturan sekolah ku rasa aku akan baik-baik saja. Bukan begitu?"
"Kalau mereka mencari celah untuk menjatuhkanmu."
"Wah... celahku juga sangat banyak, mereka akan kesulitan memilih mana yang harus mereka gunakan duluan. Tak apa! Aku sudah berkomitmen untuk bertahan dan melawan mereka semua. Aku tidak takut."
"Ku harap kau memegang perkataanmu. Karena pernah ada yang mengatakan hal yang sama sepertimu berakhir tragis di Elysian."
"Kau tahu Jaemin-ssi, aku sudah menantang anak-anak pemegang tahta tertinggi itu dengan mengatakan ketut Sullyoon bau bangkai."
"Kau—" Jaemin tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menghela nafasnya.
Asyik bercerita, tak sadar mereka sudah memasuki gerbang EPHS. Jaemin memarkirkan mobilnya di tempat khusus yang disediakan. Tentu saja anak-anak dari kelas A⁺ punya area parkir mereka sendiri yang sudah diberi papan nama.
"Kenapa kita tidak turun di depan lobi sekolah?! Aku harus melakukan pose heroine-ku!! Kau Na Jaemin!"
Jaemin terbahak melihat ekspresi Haechan. Rusak sudah imajinasi Haechan untuk turun bak pemeran utama yang cool dan badass seperti yang baru dia bayangkan tadi. Jaemin mematahkan semuanya dengan membawanya hingga parkiran. Kesal, dia bisa saja mengumpati Jaemin tapi gadis itu menahannya mengingat sekarang dia dan keluarganya tinggal di villa mini milik keluarga Na. Bagaimana kalau mereka ditendang keluar dan jadi gelandangan hanya karena Haechan yang mengumpatinya? Tidak akan Haechan biarkan itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable • NoHyuck •
FanfictionBeasiswa penuh yang Lee Haechan dapat memang terlihat menjanjikan, masa depan yang cerah rasanya sudah di depan mata, akan tetapi memang tidak ada ya gratis di dunia ini. Ancaman dikeluarkan dari sekolah pun menanti jika gadis itu tidak bisa lulus d...