• 019 •

1.3K 232 61
                                    

"Kalian bisa membunuh Jullian dengan mudah, kenapa anak itu tidak bisa kalian sentuh?!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian bisa membunuh Jullian dengan mudah, kenapa anak itu tidak bisa kalian sentuh?!!"

"Maaf Nyonya, tapi Hoejangnim sudah mengetahui semua rencana anda sekarang jadi tidak mungkin Hoejangnim mengulang kesalaham yang sama dengan membiarkan anak itu mati di tangan kami. Masalahnya kali ini asisten pribadi Hoejangnim pun bekerja dengan sangat baik dan teliti. Kami benar-benar tidak bisa melakukan apapun padanya, dekat 10 meter saja tidak bisa. Penjagaannya terhadap anak itu sangatlah ketat."

"Bagaimana dengan Lee Haechan? Kalian sudah mendapat perintah, kenapa anak itu masih hidup juga?!! Kalau kalian bekerja dengan benar, Hoejangnim tidak akan bertindak sejauh ini dengan mentunangkan mereka!! Berkat kalian saya ada di posisi yang sangat sulit sekarang! Keluarga Haechan. Kalian pasti tahu cara membuat Lee Haechan menyerah kan? Hancurkan dulu keluarganya. Lakukan."

"Baik Nyonya..."

Dan ketiga anak buah Jeanne itu pun keluar dari ruangan kecuali pria yang bertugas untuk menghajar Haechan tapi tidak berhasil. Dia diminta Jeanne untuk tinggal. Yang pasti ini bukan pertanda baik. Mengingat dia telah mengacaukan rencana Jeanne dengan gagal membunuh Haechan.

"Bagaimana mau mati kalau alat yang kau gunakan hanyalah tongkat baseball ini? Memangnya benda ini bisa digunakan untuk membunuh orang? Sepertinya bisa... tapi berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga seseorang mati dengan tongkat baseball ini hah? Mari kita peragakan..."

Jeanne mengayunkan tongkat baseball tersebut ke arah anak buahnya. Langsung dihantamkan ke kepala pria itu hingga dia terjatuh ke lantai. Kekuatan wanita itu memang tidak main-main, terlebih jika dia sedang di puncak amarahnya seperti ini maka bersiaplah untuk menerima akibatnya. Beberapa kali tongkat baseball itu diayunkan hingga darah bercucuran di kepala pria itu karena bocor. Pria itu dibuat tidak berdaya.

"Kau lihat? Beginilah kalau kau ingin membunuh Lee Haechan di sekolah? Sudah 15 menit dan kau masih hidup, menggeliat di lantai. Berapa lama kau pikir bisa memukuli Haechan dengan tongkat baseball sampai kau tertangkap? Kenapa otakmu tidak dipakai? Kau bisa langsung membunuhnya dengan pisau yang langsung kau tancapkan ke jantungnya berulang kali kalau memang suara pistol menurutmu akan membuat gaduh seisi sekolah."

Pria itu tidak dibiarkan mati. Menurut Jeanne, biarlah dia menderita kelumpuhan karena hantaman tongkat baseball itu di kepalanya daripada harus melihatnya mati. Lebih baik pria itu menderita sebagai hukuman karena tidak becus bekerja.

Setelah meminta anak buahnya yang lain untuk memindahkan pria yang dia hajar barusan juga membersihkan ruangannya dari darah, Jeanne langsung bergerak untuk melakukan kegiatannya yang sedaritadi tertunda karena berbincang dulu dengan para anak buahnya. Tujuan Jeanne saat ini adalah Elysian Private Hospital. Sudah jelas kan alasan dia mendatangi rumah sakit sekarang? Apalagi kalau bukan untuk menyuap para dokter spesialis yang bekerja di rumah sakit tersebut mengingat Lee Hoejangnim telah setuju untuk operasi. jadwalnya sudah ditentukan, timnya juga sudah ditentukan dan Jeanne menyisipkan satu dokter spesialis kepala yang akan digunakannya untuk melancarkan rencananya. Membuat operasi Lee Hoejangnim gagal, membuat pria itu meninggal di meja operasi.

Ineffable • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang