3

5.8K 370 4
                                    

Keesokan paginya keempat lee sudah menyelesaikan sarapannya dan bersiap melakukan kegiatan masing-masing. Mark berangkat ke kantor, jaemin menjalani sift paginya di rumah sakit, haechan berangkat menuju kampusnya karena ada kelas pagi, sedangkan jeno berniat untuk berangkat sedikit lebih siang untuk menjaga renjun sembari menunggu suster renjun datang. Jika jaemin dan haechan harus berangkat pagi, maka mark dan jeno harus mengalah untuk berangkat lebih siang karena mereka tidak mau meninggalkan renjun sebelum memastikan semuanya baik-baik saja, tetapi karena mark ada meeting yang tidak bisa ditunda maka jeno yang mengalah kali ini.

Kini jeno berjalan menuju kamar renjun setelah semua saudaranya meninggalkan rumah. Jeno membuka kamar renjun perlahan dan dilihatnya sang bayi yang masih terlelap. Jeno menghampiri renjun berniat membangunkan renjun sampai pada jeno mengangkat tubuh renjun dan mencium keningnya, jeno merasa kening renjun hangat, jeno memastikan kembali dengan menempelkan punggung tangannya pada kening dan juga leher renjun dan benar saja tangan jeno merasakan suhu tubuh renjun sedikit lebih tinggi dari suhu normal. Tak lama dari jeno mengecek tubuh renjun, renjun terbangun sambil menangis kencang. Fix renjun demam karena renjun tidak pernah menangis saat bangun kecuali saat sakit.

"H-huaa hiks hiks"

"Ssstt sayang. Sakit ya" jeno mendekap erat tubuh renjun yang menangis sambil berjalan mencari kompres untuk renjun. Jeno terus mengusap tubuh panas renjun berusaha menenangkan renjun dari tangisan nyaringnya. Renjun sedikit tenang saat merasakan usapan lembut pada tubuhnya. Setelah menemukan kompres bayi, jeno menempelkannya pada kening renjun. Setelahnya jeno membawa renjun menuju dapur untuk membuatkan renjun susu, lalu jeno duduk di sofa ruang keluarga dengan renjun di pangkuannya serta tangannya yang ikut membantu memegangi dot susu renjun. Renjun meminum susunya dengan tidak semangat sesekali dia lepas botol susu itu dari mulutnya namun jeno dengan sabar membujuk agar renjun terus meminum susunya hingga habis. Setelah habis jeno meletakkan dot renjun diatas meja dan menyamankan posisi renjun menghadap dirinya setelahnya jeno peluk dengan sesekali mengusap punggung renjun.

Jeno mengambil handphone dari dalam saku celananya "Hyung, renjun demam, jeno dirumah saja ya" jeno memberitahu kakak sulungnya jika renjun demam sekalian dia meminta izin untuk tidak pergi ke kantor hari ini.

"Sejak kapan ?"

"Tadi pagi. Dari semalam dia sudah merasa tidak nyaman"

"Kau sudah hubungi jaemin ?"

"Belum hyung. Setelah ini aku akan hubungi jaemin"

"Yasudah kabari hyung jika terjadi sesuatu"

"Oke hyung"

Setelahnya jeno menghubungi jaemin.

"Jaem bisa pulang sebentar ? Renjun demam" beberapa saat setelah jeno menelfon barulah jaemin mengangkat telfonnya. Mungkin tadi jaemin sedang ada pasien.

"Sejak kapan ?"

"Tadi pagi"

"Iya sebentar lagi aku pulang. Sudah kau kompres kan ?"

"Sudah jaem"

"Iya tunggu sebentar"

Setelahnya jeno putuskan panggilannya dengan jaemin. Renjun masih anteng dalam pelukannya. Mungkin renjun pusing atau lemas sampai diam seperti saat ini.

"Tunggu sebentar ya sayang. Na hyung sebentar lagi pulang" jeno mengusap sayang punggung renjun dan sesekali mencium pucuk kepala renjun. Tak lama jaemin sampai rumah, renjun direbahkan diatas sofa dan mulai diperiksa oleh jaemin.

"Renjun sudah minum susu ?" Jaemin memastikan perut renjun tidak kosong.

"Sudah habis satu botol tadi, tapi dia minumnya lama. Kadang dia lepas botol itu dari mulut"

Baby LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang