Hari ini renjun sudah mulai kembali ceria. Ia kembali bermain dengan jisung dan sudah aktif bermain ketika di sekolah. Pagi ini renjun berangkat sekolah diantar oleh haechan. Seperti biasa di pagi yang cerah renjun selalu tersenyum, bersenandung ria sembari melihat padatnya jalanan di pagi hari.
"Njun tidak boleh nakal ya. Nanti tunggu hyung jemput" haechan sedikit memberi nasihat sebelum renjun turun dari mobil.
"Ay aya captain" renjun membentuk tanda hormat.
"Pai pai echan" renjun turun dari mobil setelah memberi kecupan singkat pada bibir haechan. Haechan melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah renjun menuju kantornya.
Pukul 11.30 kelas renjun sudah selesai. Seperti biasa jika belun dijemput renjun akan duduk didepan kelas menunggu salah satu hyungnya menjemput. Namun kali ini sudah hampir satu jam renjun menunggu belum ada tanda-tanda hyungnya datang. Karena tak sabaran akhirnya renjun berdiri dan berjalan keluar area sekolahnya.
Karena renjun tak pernah jalan di jalan raya dan tentu ia tidak bisa menyebrang akhirnya ia hanya berdiri di pinggir jalan. 10 menit renjun berdiri ia mulai merasa lelah, akhirnya ia mencoba memberanikan diri untuk menyebrang sendirian. Pak satpam yang biasa berjaga di pagar sekolah tengah berkeliling sekolah untuk mengunci pintu-pintu ruang kelas. Renjun ragu-ragu melangkahkan kakinya namun ia tidak mau terus berdiri di pinggir jalan.
Sampai akhirnya di tengah-tengah menyebrangnya, renjun tak sadar jika ada mobil yang melaju sangat kencang. Mobil itu pun tak dapat menghindar karena terkejut.
"Hyung!!!" Renjun terpental jauh dari tempatnya tertabrak.
Beberapa orang yang ada disana sontak berlarian ke arah renjun yang sudah tak sadarkan diri dengan darah mengalir dari kepalanya termasuk sang satpam yang baru saja tiba. Saat menyadari bahwa yang tertabrak itu adalah murid dari sekolahnya, satpam itu langsung membawa tubuh renjun menuju rumah sakit dengan mobil sekolah.
Sesampainya di rumah sakit, renjun langsung dilarikan ke IGD untuk diberikan penanganan pertama. Sang satpam mencoba menghubugi pihak sekolah dan pihak sekolah yang akan menghubungi wali renjun. Satpam itu menunggu sampai salah satu keluarga renjun datang. Tak lama datanglah mark dan jeno dengan sedikit berlari menghampiri sang satpam.
"Wali dari renjun ?" -satpam
"Iya kami kakaknya. Terima kasih bapak sudah mengantar adik kami" mark sebenarnya kalang kabut namun berusaha tetap tenang saat berbicara.
Setelahnya sang satpam pamit meninggalkan mereka dan diangguki oleh mark dan jeno. Sepeninggalan satpam itu mark dan jeno terduduk lemas di kursi tunggu ruang IGD menunggu dokter yang menangani renjun keluar. Tak lama seorang dokter keluar dan menghampiri mark juga jeno.
"Benturan di kepalanya cukup keras. Kita akan melakukan rontgen kepala agar dapat diketahui masalah yang ada di kepalanya" penjelasan dokter cukup membuat mark dan jeno tidak bisa berkata-kata. Tak lama haechan datang dengan wajah panik dan jalan tergesa-gesa. Tak lama dari haechan, jaemin juga datang dengan wajah yang tak kalah panik.
Hari itu juga kepala renjun di rontgen dan ditemukan adanya gumpalan darah pada otak renjun. Hal itu membuat renjun harus segera di operasi.
Mark, jeno, dan haechan mencari dokter terbaik di rumah sakit terbaik pula. Bukan jaemin tak mau mengoperasi renjun, namun ia tidak tega jika harus melihat adik tersayangnya terbaring lemah di ruang operasi. Akhirnya mereka memutuskan untuk memilih dokter rekomendasi jaemin. Menurut jaemin dokter ini adalah dokter bedah terbaik di rumah sakitnya.
Setelah berbagai persiapan akhirnya brankar yang ditempati renjun didorong oleh perawat masuk ke dalam ruang operasi. Mark, jeno, jaemin, dan haechan menunggu dengan cemas di luar ruang operasi.
![](https://img.wattpad.com/cover/318114775-288-k91959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Lee
Short StoryLee renjun yang hadir memberikan kebahagiaan untuk keempat hyungnya. ini book pertama jadi ya gitu lah ya. mohon bijak dalam membaca