Lanjutan chapt 20
Keesokan harinya, Mark dengan pakaian yang sudah rapi menghampiri kamar di mana Jeno dan Renjun berada. Jeno dan Renjun tertidur dengan Renjun di dalam dekapan Jeno.
"Jen" Mark berbisik sembari menepuk kecil lengan Jeno agar Jeno terbangun.
"Mmm..." Jeno perlahan membuka matanya dan mendapati hyungnya sudah berpakaian rapi.
"Astaga Jeno lupa ada meeting hari ini" Jeno terkejut namun masih dengan suara pelannya.
"Hyung saja yang pergi, kau di rumah temani Renjun bersama Haechan, Jaemin harus pergi juga hari ini"
Mark memandangi wajah damai adik kecilnya. Ia usap pipi Renjun serta singkirkan anak rambut Renjun agar tak menutupi wajahnya.
"Jaemin akan datang membawa sarapan, kau bisa bergantian dengan Haechan untuk menjaganya saat aku dan Jeamin pergi"
"Ya hyung, maaf hyung harus ke kantor sendiri"
"Tidak apa"
Setelah Mark meninggalkan kamar, Jeno kembali memeluk tubuh yang masih terasa panas itu.
Beberapa saat kemudian Jeamin datang membawa nampan yang berisi sarapan serta obat untuk Renjun.
"Jen, kamu sarapan dulu biar aku yang suapi Renjun"
Jeno bangkit dari tidurnya meninggalkan Jaemin dan Renjun.
"Sayang ayo sarapan"
Jaemin membangunkan Renjun dengan menciumi pipi gembil yang sekarang sedikit tirus akibat makan yang kurang teratur akhir-akhir ini.
"Nana ?" Renjun mengucek matanya dan mencoba menyesuaikan cahaya matahari yang masuk melewati sela-sela jendela kamarnya.
"Iya, nana suapi ya"
Renjun mengangguk, kemudia Jaemin posisikan tubuh Renjun untuk bersandar pada kepala ranjang. Jeamin menyuapi Renjun dengan telaten sampai bubur yang ia buat menyisakan separuhnya, selanjutnya ia bantu Renjun untuk meminum obatnya tak lupa ia mengganti kompres penurun panas di dahi Renjun.
"Pusing ?"
"Sedikit"
"Njun di rumah dengan Nono dan Echan ya, Nana dan Mark hyung tidak akan lama"
Renjun mengangguk dengan senyum kecilnya.
"Njun bosan di kamar"
"Ayo Nana gendong, tapi hanya boleh di dalam rumah ya"
"Huum"
Jaemin membawa Renjun ke luar kamar kemudian menghampiri Jeno dan Haechan dan meletakkan Renjun pada pangkuan Haechan. Haechan menerima Renjun dengan senang hati.
"Apa pusing ?"
"Sedikit"
Haechan mengarahkan kepala Renjun agar bersandar pada tubuhnya.
"Aku pergi dulu, kalian baik-baik di rumah" Jaemin berpamitan kepada ketiga saudaranya, tak lupa mencium sayang rambut Renjun.
Haechan membawa Renjun ke ruang keluarga, ia mendudukkan diri di sofa yang menghadap pada sebuah televisi besar. Ia rasa adiknya ini butuh hiburan setelah seharian kemarin ia hanya berada di kamar. Haechan membiarkan Renjun menonton kartun favoritnya dengan sesekali mengusap punggung kecil adiknya, namun tanpa ia sadari adiknya itu justru tidak fokus pada tayangan di depannya.
Jeno datang dari arah dapur hendak ikut menonton dengan adik-adiknya, saat lewat di hadapan Renjun ia melihat pandangan adiknya yang tidak mengarah pada tayangan kartun di televisi, tatapannya kosong.
"Njun kenapa ?" Jeno berusaha mengalihkan fokus adiknya. Renjun menggeleng sebagai jawaban. Ia semakin merangsek masuk dalam pelukan Haechan. Haechan yang belum sepenuhnya mengerti keadaan hanya bisa terdiam. Jeno duduk di sebelah Haechan dengan masih berupaya mendapat respon dari adik kecilnya.
Renjun mendongakkan kepalanya menatap Haechan dengan mata berkaca-kaca.
"Mama dan Papa itu cantik dan tampan ya ?"
Haechan meneguk salivanya dengan susah payah, nafasnya tercekat sangat menyakitkan. Namun seketika ia tersadar dan berusaha mengontrol dirinya agar terlihat seolah tidak terjadi apa-apa di depan adiknya. Jeno hanya terdiam memberikan ruang kepada Renjun ataupun Haechan.
"Mengapa Njun bertanya demikian ?" Haechan mencoba bertanya asal muasal pertanyaan yang terlontar dari bibir Renjun.
"Njun bermimpi bertemu dengan seorang lelaki dan seorang wanita di sebuah taman, tapi Njun tidak tahu itu di mana, mereka sangat tampan dan juga cantik. Mereka mengaku sebagai Mama dan Papa Njun. Mereka mengajak njun bermin, tapi tak lama setelah itu Nono hyung panggil Njun, kemudian mereka pergi dan Nono peluk Njun."
"Mama dan Papa itu cantik dan tampan maka dari itu Njun juga cantik dan tampan. Itu hanya mimpi." Haechan memberikan sedikit penjelasan kepada Renjun. Renjun meresponnya dengan sebuah anggukan.
"Hyung sayang Njun ?" Lagi-lagi pertanyaan aneh keluar dari bibir Renjun.
Jeno mengernyitkan dahinya, rasanya pertanyaan ini sangat tidak perlu dipertanyakan. Seberapa dirinya dan semua saudaranya sayang kepada Renjun, tak ada yang bisa menolak keinginan Renjun, tak ada yang bisa melarang apa yang Renjun lakukan asalkan baik untuk Renjun. Namun Jeno sadar adik kecilnya ini belum sepenuhnya paham bagaimana rasa sayang dan cinta yang mereka berikan.
"Hyung sangat sayang kepada Njun, sayang banyak hingga tidak bisa dihitung" kini giliran Jeno yang menanggapi pertanyaan Renjun. Renjun menatap Jeno dengan tatapan polosnya.
"Sekarang hyung yang bertanya, Njun sayang hyung ?" Renjun menjawab pertanyaan Jeno dengan anggukan.
"Jika Njun sayang dengan hyung, jangan pernah tinggalkan hyung, Njun harus berjanji untuk selalu bersama hyung"
"Njun tidak akan pernah tinggalkan hyung, Njun janji" Renjun memberikan kelingking kecilnya untuk ia tautkan dengan kelingking Jeno.
Haechan kembali memeluk adiknya, menyalurkan rasa sayang dari hatinya kepada adik kecilnya.
"Apakah Mama dan Papa rindu dengan Renjun ? Terima kasih sudah hadir dalam mimpinya. Maafkan Haechan belum bisa menjelaskan semuanya kepada Renjun"
🦊🦊🦊
Hari ini aku ulang tahun, tapi pikiranku ga lepas dari Renjun dan setiap mikirin Renjun rasanya nusuk banget. Tapi aku juga seneng kemarin Renjun kasih kita kabar.
Perasaanku dipermainkan banget, but makasih banyak buat Renjun yang selalu berusaha buat kita ngga khawatir, terima kasih Renchin yang selalu setia bagaimanapun situasinya, dan terima kasih yang sudah baca ceritaku dan baca curhatanku ini. Aku sayang banget sama kaliann ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Lee
Short StoryLee renjun yang hadir memberikan kebahagiaan untuk keempat hyungnya. ini book pertama jadi ya gitu lah ya. mohon bijak dalam membaca