Kini renjun memasuki usianya yang ke tujuh tahun. Pada usia ini juga renjun menjadi murid baru sekolah dasar. Mark dan yang lainnya memasukkan renjun kedalam sebuah sekolah elit di kotanya, mereka memberikan segala yang terbaik untuk renjun.
Pagi ini semua sibuk pada urusan masing-masing tak terkecuali renjun. Dia sibuk merapikan barang-barang yang akan dia bawa ke sekolah barunya. Rumah mereka kini memiliki satu pembantu dan hal ini sangat meringankan beban mereka. Pagi setelah sarapan, mark, jeno, dan haechan sudah pergi ke kantor masing-masing tinggalah renjun dan jaemin. Hari ini jadwal jaemin bertemu pasien pukul 9 pagi, jadi sebelum jaemin berangkat dia masih bisa mengantarkan renjun ke sekolahnya.
Sampai di sekolah renjun, renjun langsung berpamitan pada jeamin dan tak lupa jaemin mencium pucuk kepala renjun. Renjun berlari memasuki area sekolahnya dengan ransel bergambar moomin miliknya.
Pukul 11 renjun selesai dari sekolahnya. Kali ini ia sedang menunggu dijemput oleh hyungnya. Satu persatu dari temannya sudah pulang dijemput oleh orang tua masing-masing. Renjun menunggu hyungnya dengan perasaan bahagia, tidak ada rasa kesal sedikitpun. 10 menit renjun menunggu akhirnya mobil jeno terlihat memasuki parkiran sekolah renjun. Jeno berjalan tergesa menghampiri renjun yang masih duduk di kursi tunggu depan ruang kelasnya.
"Maaf ya sayang, hyung terlambat menjemput" jeno benar-benar meminta maaf atas keterlambatannya, dia berjongkok di depan renjun mencium tangan renjun.
"Tidak papa, njun hanya menunggu sebentar" renjun tersenyum, senyum mengembang. Menandakan bahwa dia tidak marah sama sekali.
"Ingin sesuatu ?"
"Mmm" renjun berpikir sambil meletakkan telunjuk pada dagunya "es krim boleh ?" Ia bertanya dengan hati-hati, takut tidak diizinkan.
"Boleh, tapi tidak boleh banyak-banyak" jeno tersenyum sambil mengangkat tubuh renjun untuk ia gendong. Renjun mengangguk semangat dan memberikan sedikit ciuman pada pipi jeno.
"Terima kasih nono"
"You're welcome Baby"
Ditengah perjalanan menuju rumah, jeno memberhentikan mobilnya di sebuah kedai es krim. Membeli satu cup kecil es krim rasa coklat untuk renjun. Setelah memberikan es krim kepada renjun, jeno melajukan kembali mobilnya berjalan pelan menuju rumahnya.
Sampai di rumah, renjun langsung berlari masuk ke dalam, melempar sembarang tas nya dan merebahkan dirinya di sofa ruang keluarga. Jeno membiarkan renjun, dia pikir renjun kelelahan karena ini hari pertamanya sekolah dan renjun belum terbiasa dengan aktivitas baru ini pastinya. Jeno berjalan ke dapur membiarkan renjun sendirian di ruang keluarga. Jeno mengambil minuman soda dan kembali menghampiri renjun berniat untuk mendengarkan cerita hari pertamanya bersekolah, tetapi sesampainya jeno di ruang keluarga yang ia lihat adalah renjun tertidur dengan posisi satu kaki menggelantung ke bawah. Sepertinya renjun benar-benar lelah. Akhirnya jeno membenarkan posisi kaki renjun dan duduk didekat renjun sambil memeriksa pekerjaannya di laptop.
Pukul dua renjun terbangun dari tidurnya, ia melihat jeno duduk didekatnya dengan laptop tergeletak di samping tubuhnya. Renjun mendekat ke arah jeno, ia letakkan kepalanya pada lengan jeno sambil memeluk lengan jeno. Dengan sigap jeno membawa tubuh renjun ke pangkuannya meletakkan kepala renjun pada bahunya dan mengusap belakang kepala renjun, membiarkan renjunnya berdiam disana menunggu sampai renjun benar-benar sadar.
"Ayo ganti baju dulu" -jeno
"Jisung" -renjun
"Iya ganti baju dulu, setelah itu baru bertemu jisung" jeno menggendong renjun ke kamar renjun dan menggantikan renjun dengan baju mainnya tak lupa ia mencuci kaki dan tangan renjun. Setelahnya renjun langsung berlari keluar untuk menemui jiaung dan bermain bersama.
Renjun dan jisung bermain sangat lama sampai waktu menunjukkan pukul 4 sore dan tak lama lagi hyung-hyungnya akan pulang. Maka dari itu renjun sudahi acara bermainnya dan pulang ke rumah lalu mandi dan bersantai di ruang keluarga sambil menonton moomin favoritnya.
Jeno melihat moomin yang renjun tonton sudah selesai namun renjun masih terdiam dan enggan untuk mengganti ke episode berikutnya. Jeno terheran dan langsung menghampiri renjun.
"Njun kenapa sayang ?"
"Hah? Mmm njun tidak papa" renjun tersenyum menampakkan giginya yang tersusun rapi.
"Benar ?"
"I-iya njun tidak apa-apa"
"Echan pulangg!!" Haechan datang mengalihkan perhatian jeno pada renjun. Renjun tersenyum melihat kedatangan haechan.
"Lihat, echan bawa permen kesukaan njun. Hadiah untuk nujun karena sudah pintar bersekolah"
"Terima kasih echan" renjun tersenyum ceria menerima permen pemberian haechan.
Tak lama dari haechan, mark dan jaemin terlihat bebarengan memasuki rumah. Mereka menghampiri renjun dan memberikan ciuman pada kening renjun.
Makan malam tiba, ke-lima lee duduk di kursi masing-masing. Mark merasa ada yang berbeda dari renjun sejak ia pulang kantor tadi.
"Njun bagaimana sekolahnya ? Menyenangkan ?" Mark mencoba menarik perhatian renjun berharap ada respon postif dari renjun.
Renjun mengalihkan perhatian dari makanan yang ia mainkan menatap hyungnya. "Menyenangkan" renjun jawab seadanya.
Keempat lee saling bertatapan. Merasa aneh dengan tingkah renjun namun renjunnya tidak cerita sesuatu jadilah mereka tidak tau apa yang renjun pikirkan.
Setelah lama menghabiskan makanannya karena ia mainkan juga renjunpun berjalan lesu ke arah sofa ruang keluarga. Renjun hanya terduduk diam sambil menunduk menatap tak minat pada mainannya yang berserakan. Mark berdiri dari duduknya, menghampiri renjun mencoba mencari tahu apa yang telah renjun alami hingga ia seperti ini. Jeno, jaemin, dan haechan memperhatikan mark dan renjun dari kursi makannya.
"Renjun kenapa sayang ?" Mark berjongkok di depan renjun. Meraih tangan mungil renjun dan menggenggamnya.
Renjun menggeleng menjawab pertanyaan mark.
"Njun percaya dengan hyung ? Hyung akan dengarkan semua yang renjun sampaikan"
Renjun terlihat ragu untuk mengatakan apa yang menjadi beban pikirannya kepada mark.
"Bicaralah"
"Mmm hyung mengapa teman-teman di sekolah dan juga jisung memiliki mama dan papa ? Mengapa njun tidak ?" Renjun mengatakannya dengan sedikit bergetar dan mata yang sudah berkaca-kaca.
Mark sudah siap dengan pertanyaan ini. Pertanyaan yang pasti akan keluar dari mulut renjun saat ia sudah mengerti. Mark semakin erat menggenggam tangan renjun dan berusaha tersenyum kepada renjun. Sedangkan jeno, jaemin, dan haechan tidak pernah sedikitpun berpikir renjun akan menanyakan hal ini.
"Njun sayang mama papa ?" Renjun mengangguk.
"Maka Tuhan lebih sayang mama dan papa. Tuhan menempatkan mama dan papa disisi-Nya karena Tuhan sayang mereka"
"Tuhan tidak sayang njun ?"
"Tuhan juga sayang njun. Tapi bentuk sayang Tuhan berbeda-beda. Tuhan menyayangi njun dan juga hyung dengan cara menyatukan kita. Njun sayang hyung ?"
Renjun mengangguk.
"Maka tetaplah bersama hyung. Hyung sangat menyayangi njun. Hyung berjanji akan selalu menjaga njun. Njun janji akan terus bersama hyung ?"
Renjun mengangguk lagi.
"Njun tidak boleh sedih. Hyung akan selalu menemani njun. Njun juga tidak boleh iri melihat teman-teman njun karena sayang hyung tidak kalah besar dari sayang mama papa mereka"
Mark tersenyum mendapatkan respon positif dari renjun. Mark membawa renjun ke dalam dekapan hangatnya. Dekapan yang sangat renjun suka. Renjun sudah mengerti sekarang dan ia berjanji tidak akan pernah meninggalkan hyungnya dan juga akan selalu menyayangi keempat hyungnya.
Jeno, jaemin, dan haechan tersenyum melihat renjun tersenyum. Mark yang berhasil memberikan pengertian kepada renjun dan renjun yang pintar memahami keadaan.
-----
Kritik dan sarannya kakak 🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/318114775-288-k91959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Lee
Short StoryLee renjun yang hadir memberikan kebahagiaan untuk keempat hyungnya. ini book pertama jadi ya gitu lah ya. mohon bijak dalam membaca