10

4.2K 306 5
                                    

Satu minggu di rumah sakit, mark benar-benar memastikan renjun sembuh total sampai akhirnya bisa pulang. Kali ini renjun tengah menatap haechan yang sedang merapikan barang-barangnya untuk dibawa pulang, mark menyelesaikan administrasi, jaemin bertemu dokter yang merawat renjun sebelum pulang, jeno tengah mempersiapkan mobil yang akan mereka tumpangi.

Setelah selesai semua, keempat lee itu berjalan menuju parkiran rumah sakit dengan si bungsu dalam gendongan jaemin menghampiri jeno yang sudah menunggu.

"Njun ingin sesuatu ?" -jaemin

"Njun ingin moomin" -renjun

"Moomin ? Hyung sudah siapkan banyak moomin di rumah" -jaemin

"Banyak ?" -renjun

"Iya. Njun ingin sesuatu yang lain ?" -jaemin

"Tidak" renjun menggeleng sambil menyandarkan kepalanya pada bahu jaemin. Jaemin mengusap punggung renjun memberikan rasa nyaman pada renjun.

Sampai di mobil. Jeno mengemudi, mark di samping jeno, haechan juga jaemin yang tengah memangku renjun duduk di belakang. Di tengah perjalanan renjun mengantuk. Matanya sayu dan badannya sudah lemas baru saja ia akan memejamkan mata tiba-tiba ada suara motor yang sedikit lebih keras mendahului mobil mereka membuat renjun terkejut dan reflek memeluk erat leher jaemin dengan nafas sedikit memburu.

"Eunggh h-hiks nana" suaranya bergetar cengkraman pada leher jaemin mengerat, keringat dingin muncul.

"Tidak papa sayang. Njun aman bersama hyung" jaemin memeluk renjun tak kalah erat, membisikkan kata penenang untuk renjun.

Renjun sedikit trauma dengan suara mesin motor yang keras. Bayang-bayang dirinya tertabrak langsung menghampiri pikirannya. Jaemin dan yang lain tahu hal ini setelah psikolog memeriksa renjun atas saran jaemin. Jaemin tau banyak hal yang akan terjadi setelah kejadian ini maka dari itu ia berinisiatif untuk memeriksa keadaan mental renjun. Dan benar saja trauma ringan renjun dapatkan dari kecelakaan yang menimpanya. Trauma ringan ini bisa disembuhkan dengan sedikit terapi. Maka setelah ini keempat lee belum akan memasukkan renjun kembali ke sekolah. Mereka akan mengembalikan mental renjun terlebih dahulu.

Renjun sudah mulai tenang kembali, nafasnya sudah teratur dan cengkeraman pada leher jaemin sudah melonggar. Jaemin membersihkan sisa peluh di dahi renjun. Haechan meraih tangan kecil renjun untuk ia cium. Haechan mengajak renjun mengobrol untuk melupakan suara yang membuatnya takut tadi. Pertanyaan-pertanyaan haechan direspon baik oleh renjun terkadang mengangguk, menggeleng, dan tersenyum.

Tak bertahan lama, suara motor keras berpapasan dengan mobil yang mereka tumpangi. Renjun kembali dengan nafas memburu, tangan mencengkeram erat, dan keringat dingin.

"Nana h-hiks" suaranya bergetar, air matanya berjatuhan membasahi pipinya.

"Ssstt iya sayang tidak papa. Njun aman" jaemin mengusap punggung renjun.

"Hyung mengapa tidak kita sembunyikan saja renjun ? Biarkan dia hidup jauh dari hal yang membuatnya takut" emosi jeno tertahan. Rasa-rasa nya ia ingin menghajar pemilik motor tadi. Ia tidak suka melihat renjunnya seperti itu.

"Dia tidak akan tumbuh jika kita jauhkan dari dunia luar. Percayalah renjun akan sembuh dalam waktu dekat" mark mencoba menenangkan jeno.

"Jeno tidak bisa lihat renjun terus seperti ini" -jeno

"Renjun akan sembuh. Percayalah. Renjun anak yang hebat" -mark

Jaemin memeluk renjun erat dan sedikit menutup telinga renjun jika ada suara motor yang keras jaemin akan lebih dulu memeluk renjun membuat rasa takut renjun berkurang. Kini renjun sudah terlelap dalam pelukan jaemin. Jarak rumah merekapun sudah dekat.

Baby LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang