Khawatir

32 2 0
                                    

Matahari sudah mulai menyembunyikan wajahnya  tapi Aku masih tidak tenang sebab Feli belum juga kembali ke rumah sampai aku lupa makan maupun mandi atau sekedar mengganti pakaian ku

" Ke mana anak ini?? Sudah jam segini belum pulang" aku bertanya pada diriku sendiri sambil mondar-mandir di depan rumah.

Tidak berselang lama aku melihat anak gadisku pulang seketika wajahku yang cemas berubah menjadi ceria. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Mengingat, Alex adalah pria brengsek yang akan melakukan segala cara untuk melukai orang lain bahkan keluarganya sekalipun.

Setalah Feli tiba di rumah aku merasa sangat lega seakan-akan beban di pundak ku ada yang mengangkatnya.

Aku menyuruhnya bersihkan diri, karena aku juga akan mandi karena badanku lengket semua akibat keringat. Setelah itu kami makan dan akan istirahat

Namun tiba-tiba telepon ku berbunyi nyatanya Ozkar asisten pribadiku menelpon.

"Halo tuan!!"

" Iya halo!! Ada apa Ozkar? "

" Tuan!! Ternyata perusahaan tuan Alex bangkrut!!"

" Apa kamu yakin Ozkar? Jangan mengada-ngada kamu!!"

"Benar tuan, saya tidak berbohong!!"

" Ya sudah aku akan istirahat sekarang!"

( Lalu kenapa Alex bisa menjadi kepala sekolah di sekolanya Feli?) Aku bertanya dalam hati

" Tapi tuan...!!"

"Ada apa denganmu? Bagaimana perusahaan Ozkar? Apakah semua baik-baik saja?"

"Tenang saja tuan!! Perusahaan aman hanya gangguan kecil. Setelah tuan datang ke perusahaan akan saya tunjukkan orangnya pada tuan. Dan terserah tuan mau apakan dia. Sebab rahasia perusahaan dia mengetahuinya tuan. Hanya saja saya curiga dia tidak bekerja sendirian, karena di handphonenya terdapat beberapa panggilan ke nomor tanpa nama yang durasinya cukup lama. Aku berharap tuan datang ke kantor dan memeriksa sistem keamanan kantor tuan, takutnya ada yang menjebol, saya sudah mengeceknya tadi tapi, alangkah baiknya tuan sendiri yang mengeceknya secara detail."

" Bagus, beberapa hari ke depan aku akan ke perusahaan dan mengeceknya"

" Saya akan memberitahu Tono agar bersiap sewaktu-waktu tuan akan datang ke perusahaan."

"Iya, suruhlah Tono menjemput ku di tempat biasa. Karena aku rasa Felicia sudah tidak aman di sini."

"Tuan harus berhati-hati terhadap tuan Alex"

" Aku akan lakukan apapun untuk melindungi putriku dari manusia bejat seperti itu"

"Baiklah tuan saya mohon ijin, untuk menyeleksi bodyguard untuk mengawal nona Feli walau dari jarak jauh tuan"

"Lakukanlah, aku menunggu hasilnya. Aku tutup teleponnya, jangan sampai Felicia mendengar apa yang kuucapkan.

Setelah selesai menelepon, aku baru sadar kalau aku tidak menyamarkan diri seperti biasanya.  Aku terlalu focus berbicara dengan Ozkar lewat telepon. 
Aku hanya menggunakan celana pendek selutut dan kaos yang sering kugunakan untuk tidur. Seketika aku menuju kamar dengan berjalan cepat sambil berjinjit takutnya aku mengusik Feli dan dia akan keluar dari kamarnya, dan melihatku berubah seratus delapan puluh derajat dan pasti terheran-heran karena fisikku tidak seperti biasanya yang dia kenal.
  
Aku akan tidur terapi pikiran ku terusik karena mengingat pertemuan ku dengan Alex yang tidak direncanakan atau tidak di sangka.
Perasaan khawatir pun muncul.

"Seandainya Feli tau aku bukan papa kandungnya dan Alex lah papa kandungnya apa dia akan meninggalkan ku?" Aku bertanya dalam hati. Aku merasa sesak menghampiri dadaku. Rasanya aku tidak rela jika putriku diambil oleh Alex. Kalaupun Feli bukan anak Alex tetap aku akanencintai dan menyayanginya seperti putriku sendiri.

Sudah jam 3:35 tapi sulit mataku untuk terpejam. Akupun beranjak dari tempat tidurku dan berjalan keluar kamar menuju kamar Feli. Aku buka pintu kamarnya ternyata tidak di kunci.

" Papa sayang sama Feli jadi Feli jangan ninggalin papa yah. Papa tidak akan sanggup jika hidup tanpa Feli" aku bergumam takut membangunkan Feli

"Papa janji, papa akan berusaha semampu papa untuk tetap melindungimu. I love you baby!"

Cup

Aku mengecup kening Feli setelah itu aku kembali ke kamarku.

" Ozkar katakan pada Tono menjemput ku di tempat biasa besok pagi. Aku tidak bisa menundanya hingga beberapa hari ke depan. Firasatku tidak enak, ada yang akan terjadi dalam waktu dekat. Aku harus bergerak satu langkah di depan" akupun mengirimnya lewat SMS





Suamiku Adik TingkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang