Aku menetralkan wajah keterkejutan ku
" Sejak kapan kamu di sini?" Tanya ku dingin
" Sejak pertama kali lo buntuti om Adam di rukonya" jawabnya.
" Itu bapak aku!! "
" Oh!!! Jadi lo anaknya om Adam ? Tanyanya dengan menunjukkan wajah yang menyebalkan bagiku. Perasaan kemaren di halte kata-katanya lembut banget.
"Hm"
" Ngapain kamu di sini ?
" Gue ngikutin lo dari rumah sampe di sini "
" Kamu tau rumahku dari mana?
" Lo kek wartawan aja, dari tadi tanya Mulu!! "
" Tau dari mana rumah ku???" Tanyaku lagi sedikit menekankan suaraku.
" Dari kartu identitas siswa Lo. Ternyata di foto kelihatan cantik banget yah? Kalo Lo senyum kek gitu" jawabnya lagi sambil tersenyum seakan-akan mengejekku
" Kembalikan dompetku "
" Baru aja mau ngasih kok! Btw ngapain Lo buntuti bokap Lo sendri? Kenapa Lo nggak ikut aja, atau Lo bisa manggil bokap Lo kan? Atau mau gue bantuin manggil?"
"Bukan urusan mu"
" Hhmmm... Lo bicara Ama gue kek Lo bicara Ama rekan kerja bokap gue! Sekali-kali pake bahasa gaul kek gue dong!!! Bicara Lo monoton amat"
"Issssh.. kamu bisa diam nggak? MENYEMBALKAN!!!!.
" Orang ganteng gini dibilang menyebalkan. Mata Lo buta ya?"
" Menjauh sana dari ku. Mengganggu saja! " aku mulai malas meladeninya.
" Bokap Lo udah jalan itu" katanya lagi sambil mengarahkan pandangannya ke arah mobil bapak"
" Nggak apa-apa, aku mau pulang.
Kembalikan dompetku"" Ok!! Tapi.. nyium gue dulu, baru gue kembalikan dompet Lo" jawabnya seketika detak jantungku semakin kencang dan wajahku memerah tapi aku berusaha menyembunyikannya.
" Gila kamu yah? "
" Nggak... Tapi gue jatuh cinta sama Lo saat pandangan pertama di halte bus kemarin!"
" Lama-lama aku gampar. Mau kamu?"
" Boleh asal gamparnya pakai ciuman" lagi-lagi gombalannya nyaris meruntuhkan pertahanan ku
" Bisa serius nggak kamu?"
" Dari tadi aku serius sayang!!" Aku semakin salah tingkah " tuh kan? Muka, dan telinga Lo memerah karena gue goda!!" Seringainya penuh kemenangan namun membuatku semakin kesal padanya
" Minggir aku mau pulang!!!" Aku mendorongnya ke samping agar tidak menghalangi jalanku
"Gue ikut"
" Untuk apa?"
"Biar lebih Deket Ama Lo!!" Katanya lagi sambil tersenyum manis.
"Ya Tuhan kenapa dia tampan sekali kalau dia senyum seperti itu
Eh!! Sadar Fel!!! Dia itu menyebalkan!!! Gumamku nyaris tak terdengar" Apa Lo bilang? Gue tampan?"
" Ngggaaaakk"
" Baru aja gue denger loh Fel!!!"
" Kamu salah dengar tadi "
" Ayo!! Gue antar Lo pulang"
"Nggak perlu, aku bisa sendiri"
Tapi tanpa kusadari dia sudah memegang tanganku dan berjalan, aku hanya mengikutinya.
Kami pun sampai di rumah, dan aku menuju ke dapur hendak minum karena sejak tadi aku sangat haus akibat berdebat dengan anak kecil yang baru SMP namun perawakannya seperti anak SMA kelas XI.
Tiba-tiba dia mengejutkanku"Lo ngapain melamun?"
" Kamu ngapain ikutin aku ke dapur?" Aku balik bertanya
" Udah dari tadi gue ikutin Lo!!!" Katanya sambil menyentil dahiku
" Aduhhh, sakit!! Apa-apaan kamu?" Ucapku sambil mengusap dahiku yang agak sakit.
" Lo cantik banget sih!! Kalo Lo lagi marah-marah!! Lo masak dong laper nih gue"
"Nggak tahu Malu banget kamu" kataku sambil menahan emosi yang sudah sampai ke ubun-ubun
"Daripada gue nyuri, mendingan gue minta Ama Lo masakin buat gue!!" Dia berkata sambil berjalan menuju kulkas "nih, banyak stok di kulkas!!! Atau Lo duduk biar gue yang masak" katanya lagi tapi aku tidak yakin kalau dia bisa masak.
Aku tidak berkata apapun hanya melihatnya mondar-mandir seperti setrika. Ternyata dia sangat telaten dalam hal memasak. Tak berselang lama nasi goreng buatannya sudah jadi, dan membaginya menjadi dua piring.
" Gue tau gua ganteng!! Tapi jangan liatin gue seperti akan menelanku seperti itu!!" Tegurnya sambil menunjukkan senyumnya yang sangat memabukkan. Tapi aku nggak mau terlena dengan ketampanannya.
"Nngg.. nggak kok!! Narsis banget kamu"
" Harus dong.. apalagi di depan gadis kek Lo gini!!"
"Sudah??" Tanyaku
"Udah apaan??"
"Gombalannya.. aku lapar banget!!" Ucapku padanya Karena perutku tak mampu lagi diajak kompromi. Sebab pagi tadi aku sarapan hanya satu potong roti.
"Selamat makan cantik" ucapnya sukses membuatku tersipu untuk kesekian kalinya. Karena selama ini aku tidak pernah berteman dengan laki-laki selain Ina dan Irin apalagi sampai membawanya ke rumah seperti ini.
Ini merupakan pertama kali bagiku dan kamipun belum lama saling mengenal dan baru dua kali bertemu tapi dia berbuat seolah-olah kami sudah saling mengenal lama. Akupun merasa heran kenapa bisa membiarkan laki-laki asing masuk ke rumah kami tanpa curiga apapun padanya.
" Ngomong-ngomong!! Kamu kenal bapak dari mana?" Tanyaku memecah keheningan. Seketika ku mengatupkan mulutku ketika dia mengangkat wajahnya dan melihatku karena selama ini aku tidak mengajak orang lain berbincang seperti ini walaupun bapak atau Ina dan Irin sekalipun.
"Bokap Lo, dan bokap gue rekan bisnis! Gue udah kenal om Adam sejak bayi"
Aku sangat terkejut karena dia sangat mengenal bapak. Sebenarnya apa yang bapak sembunyikan? Tanyaku dalam hati
" Tapi gue heran kenapa bokap Lo memilih tinggal di gubuk seperti ini? Bokap Lo itu kaya banget Fel" aku hanya diam karena masih terkejut dengan perkataan nya
" Yah elahhh, kenapa sih Lo suka melamun?"
"Nggak apa-apa" jawabku " lanjut makannya biar kamu pulang! Nggak enak sama tetangga kalau mereka tau aku membawah pria asing ke rumah"
" Lo tinggal bilang aja kalo gue calon suami Lo.. gampang kan?
" Gampang jidatmu"
" Ya udah kalo nggak mau. Biar gue yang anggap Lo calon istri"
"Kenapa dia tambah ngeselin sih?" Tanya ku dalam hati.
Setelah selesai makan, aku ingin membereskan piring bekas makan kami tapi dengan cekatan dia membereskan dengan cepat dan mencucinya. Setelah Alvaro pulang aku merasa rumah menjadi sepi
" Kenapa aku merasa tak rela jika dia pulang yah?" Tanyaku pada diriku sendiri. " Sepertinya aku sudah ikutan gila Sehingga memikirkan anak gila itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Adik Tingkatku
Fiksi UmumAku sendiri bingung dengan apa yang terjadi padaku, aku bingung ketika dia menyentuh punggungku. Ketika aku berbalik dan menatapnya, hanya senyuman yang sangat manis yang kulihat. '' aku sangat mencintaimu! "