Di ruang meeting Ozkar sedang membereskan semua berkas yang akan dibawah pulang ke rumah. Mereka meeting menghabiskan lima jam karena ada beberapa proyek di bahas Adam dan Ozkar juga para bawahan PT. Aitama Group.
Sampai saat ini tidak ada satupun orang yang paham kenapa Adam menamakan perusahaannya dengan nama Aitama, hanya dia sajalah yang tau."Ada Feli di ruang kerja ku pa!!"
"Kok bisa?? Bukannya dia bersama Kenzo ke rumah orang tuanya!?"
"Aku nggak tau pa, dia ngejar aku ke parkiran rumah sakit tadi. Katanya tuan muda lagi sibuk"
"Ya astaga!!!" Adam menepuk dahinya "kita meeting nggak makan siang tadi kan Ozkar??"
"Iya pa. Kenapa?"
"Lihat adikmu, sepertinya dia kelaparan diruanganmu!!"
"Ya ampun pa aku juga lupa!! Papa duluan aja ke lobby, aku jemput Feli di ruanganku!! Kita makan di rumah aja yah pa"
"iya nak!! Kita langsung pulang saja, papa lelah sekali Ozkar!!" Adam meregangkan otot-ototnya
'papa masih kelihatan tampan dan segar banget diusianya yang ke empat puluh lima' batin Ozkar
"Kenapa kau melamun Ozkar!!"
"Ehh" Ozkar menggaruk tengkuknya yang tak gatal "gakpapa pa!! Ayo"
"Hm!!"
***
"Ck!! Anak ini!! Kenapa gak tidur di ruang istirahat ku saja!?"
Ozkar baru sampai di ruangannya dan melihat Feli yang tertidur pulas sambil memeluk sebuah majalah.
"Dek!! Adek!! Bangun kita pulang!!"
"Hhoooaaammm!!!" Feli menguap "Apa Kakak dan papa sudah selesai!?" Lanjutnya lagi
"Sudah sayang!! Papa lagi tunggu kita di bawah!"
"Tapi di sini lebih nyaman kak!! Masih mau tidur" Feli menjatuhkan tubuhnya kembali ke sofa dan menunjukkan sikap manjanya
Ozkar agak bingung dengan sifat Feli akhir-akhir ini yang manja. Dulu sebelum dekat dengan Feli, hanya mengawasinya dari jarak jauh, gadis cantik ini seringkali bersikap dingin dengan siapa saja. Bahkan tidak pernah mengelu pada papa mereka sekalipun. Feli terlihat sangat tegar tidak pernah bersikap manja.
"Eh,eh!! Bangun!! Kakak gendong kalo gitu!!"
Ozkar menyampirkan tas kerjanya di bahu dan pria tampan yang berusia tiga puluh satu tahun itu jongkok di depan adik angkatnya
"Nggak usah kak aku bisa jalan sendiri!!"
"Gakpapa sayang!! Ayo"
"Tapi kalau berat kakak turunin aku yah!!"
"Kau meragukan kekuatan kakakmu hm!?"
"Nggak kak!!"
"Ya udah ayo!! Kasihan papa nunggu kita lama!"
Ozkar menggendong Feli keluar dari ruang kerjanya menuju ruang sekretaris papanya untuk berpesan jika sebelum pulang tolong bereskan ruang kerja Adam. Setelah dari ruang sekretaris Adam mereka memasuki lift untuk mengantarkan mereka ke arah lobby kantor
'Menyenangkan sekali jika punya adik seperti ini!! Bisa di manja!!' batin Ozkar senyum sendiri.
Walaupun sebentar lagi Feli berusia dua puluh dua tahun namun dia sudah mulai menunjukkan sikap manjanya pada Ozkar. Mungkin karena selama ini dia hanya sendiri bersama papanya, dan tak punya saudara walaupun ada sahabatnya Ina dan Irin di tambah Chaca yang belum lama ini berteman dengannya
Ting!!
Pintu lift terbuka dan Ketika keduanya keluar dari lift semua pasang mata memandang penuh tanda tanya pada Ozkar dan Feli. Tapi Ozkar mengacuhkan orang-orang itu.
Gadis cantik itu merasa malu karena menjadi pusat perhatian orang-orang di kantor papanya."Kau malu hm!?"
"Iya kak!! Kan aku sudah bilang aku jalan aja, tapi kakak maunya aku digendong!!" Feli mengerucutkan bibirnya dengan manja pada sang kakak
"Nggak ada salahnya kan? Kakak gendong kamu!? Karena sebentar lagi pasti kamu udah nikah ninggalin kakak dan papa!!"
Adam yang melihat keakraban kedua anak angkatnya, hati Adam menghangat dan dia hanya tersenyum melihat Ozkar dan Feli berjalan ke arahnya.
"Tuan!!" Tono yang selama ini tidak tau keberadaan Felicia melotot melihat Ozkar menggendong seorang gadis cantik
"Hm!?"
"Siapa gadis cantik yang bersama tuan muda Ozkar?"
"Iya tuan! Kami baru melihatnya" sahut pegawai lain yang jeran melihat Ozkar dan Feli
"Dia Putriku yang selama ini aku sembunyikan dari dunia!!suatu hari nanti aku akan memperkenalkan pada kalian semua secara resmi. Cantik sekali bukan??" Ucap Adam bangga
"Iya tuan!! Tapi kami tidak pernah melihat istri anda tuan!!" Adam hanya menoleh untuk melihat para bawahannya dengan senyuman.
'kau lihat Ai? Gadis cantik di sana adalah putrimu, seandainya kau masih ada kau akan bangga dengannya!! Walaupun dia sudah dewasa namun aku masih menganggapnya putri kecilku!!' batin Adam sendu mengingat mama dari putri angkatnya yang sudah tak ada di dunia.
Walaupun Adam sudah mendekati setengah abad namun tidak sedikit dari karyawati di kantornya klepek-klepek terhadapnya apalagi ketika Adam tersenyum, mereka seperti lilin yang terkena api langsung meleleh. Tetapi Adam selalu bersikap dingin. Mereka tidak tau saja bahwa hanya ada satu wanita yang terpatri dan menduduki tahta paling tinggi di hatinya yaitu Ainun
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Adik Tingkatku
Aktuelle LiteraturAku sendiri bingung dengan apa yang terjadi padaku, aku bingung ketika dia menyentuh punggungku. Ketika aku berbalik dan menatapnya, hanya senyuman yang sangat manis yang kulihat. '' aku sangat mencintaimu! "