Author POV

33 3 0
                                    

Sudah lewat dua Minggu hari kelulusan Felicia dan dia akan mendaftarkan diri di universitas ternama di kota S. Feli tidak pernah menanyakan tentang identitas aslinya kepada Adam. Feli bertekad untuk tidak menanyakan apapun pada Adam, yang lalu biarlah berlalu. Feli tidak berharap sekalipun untuk Adam berkata jujur padanya. Dia berpikir, mungkin suatu saat semua tentangnya akan terungkap. Untuk sekarang yang terpenting adalah Adam menyayangi nya sepenuh hati, dan rela melakukan apapun untuk melindunginya.

Tidak pernah dibentak atau dimarahi, itulah yang dirasakan Felicia selama tinggal berdua bersama Adam yang merupakan ayah angkatnya.

"Bapak Feli berangkat dulu yah? Bapak doakan Feli biar Feli diterima di kampus yang Feli impikan dari dulu" Feli pamit kepada Adam sambil mencium punggung tangannya

"Hati-hati sayang" Adam mengusap puncak kepala Feli

" Iya pak"

Felicia pun berangkat ke kampus untuk mendaftarkan diri.

Masalah yang Adam hadapi belum bertemu titik terang. semua hal yang disampaikan Rocky padanyapun, tidak ada tanda-tanda orang yang di maksud tidak muncul-muncul juga. Akan tetapi Adam selalu waspada dan selalu mengecek sistem keamanan di kantor nya. Dia tidak mau kecolongan seperti lalu-lalu. Anak istri dan mertua Rocky pun kembali ke rumah. Mungkin saja musuhnya telah mengetahui pergerakan Adam sehingga mereka menghilang bak ditelan bumi.

*

*

*

Selang beberapa waktu, Feli keterima di kampus barunya. Feli bercita-cita menjadi seorang pengusaha sukses maka dari itu dia memilih kelas akuntansi.

Proses belajar mengajar pun sudah berjalan dan tidak terasa Feli sudah berada di semester 7 akan tetapi Felicia memang dasarnya tidak suka bergaul, makanya tidak ada mahasiswa yang ingin berteman dengannya. Mereka seakan sungkan karena Feli sangat dingin namun begitu cerdas di kelasnya. Setiap hari kuliah, dia lebih memilih duduk sendiri di bawah pohon sambil membaca buku atau menyantap makan siangnya yang Adam siapkan dari rumah, dan kadang tempatnya di perpustakaan untuk mengerjakan tugas atau sekedar melihat buku baru.
Saat sedang melihat-lihat buku, seseorang menepuk punggungnya

Pukk!!!

Feli pun berbalik tapi tidak mengatakan apapun dia hanya melihat orang tersebut dengan wajah datar

"Hy" sapa gadis berambut panjang dan berkacamata tebal tapi dia sangat cantik melambaikan tangannya untuk Feli. Jika  dilihat dengan baik, kelihatan anak orang kaya.

" Ah, hy"

"Gue Melisa Wulandari, panggil aja Chaca" jawab Chaca "Nama lo Felicia kan?" Tanyanya lagi

"Iya Felicia, panggil aja Feli"

" Boleh gak gue jadi teman lo?"

"Boleh, jika kau mau"

"Terima kasih Fel!! Ke kantin yuk. Lo gak laper?

"Nggak Cha!! Maafkan aku tadi aku sudah makan.."

"Yaaaa!! Jawabnya dengan memelas " padahal hari ini, hari pertama kita berteman loh Fel"

"Nggak apa-apa mungkin lain waktu"

"Temenin gue boleh gak? Males makan sendiri melulu. Gak ada temen yang cocok dengan gue!"

"Ya sudah aku temani"

Mereka berjalan menuju kantin kampus. Tidak sedikit orang yang melihat Feli dan Chaca dengan tatapan heran sebab selama Feli maupun Chaca kuliah di sini, tidak pernah bertegur sapa dengan sembarang orang atau sekedar basa-basi. Selain teman kelasnya menyapa baru dibalas tapi seadanya saja. Feli dikenal sebagai gadis dingin sedangkan Chaca dikenal sebagai gadis jutek dan sombong. Sehingga teman-temannya enggan untuk mendekati mereka padahal di kampus tersebut Feli dan Chaca sangat cantik. Apapun yang mereka kenakan selalu saja jadi bahan pergunjingan seisi kampus. Barang yang mereka kenakan kelihatan sangat mahal-mahal. Begitulah pandangan mahasiswa lain, berbeda dengan Feli yang menganggap pakaian atau apapun yang dibelikan bapaknya palingan bahan yang murah yang diperjualbelikan di pasar yang harganya tidak lebih dari dua ratusan ribu. Felicia tidak tau saja kalau Adam selalu memesan pakaian dengan bahan terbaik atau aksesoris yang dia kenakan selalu berharga fantastis.

Suamiku Adik TingkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang