Rain Kesepian

5 1 0
                                    

   Ini hanyalah berisikan kata-kata saja yang mungkin. Sudah banyak semua orang yang merasakan juga dan ada juga yang belum merasakannya. Aku ingin menceritakan sebuah kepribadian seorang anak yang dulunya itu ceria dan mentalnya belum rapuh seperti sekarang.

    Masa kecil setiap anak pasti berbeda-beda dan juga pemikiran yang belum sepenuh matang, mau tidak mau harus matang duluan. Anak-anak yang memiliki pikiran seperti orang dewasa. Cerita anak ini mulai duduk di bangku sekolah dasar, ia dikenal baik, ramah, ceria dan seperti anak pada umumnya.

Namun, seiring perjalanan waktu dan tahun. Ia mendapatkan perbuatan yang buruk, berawal hanya candaan dan hanya sekadar bullying. Mereka para bullying tidak tahu bahwa perbuatan mereka itu sudah kelewatan batas hingga mental anak tersebut rapuh dan ambruk.

Apa yang ia sukai tiba-tiba dihina habis-habisan, setiap ia berteman dengan seseorang diejek seperti perbedaan kasta, sudah di baikin malah dikhianati. Terkadang, dunia meminta kita untuk jangan terlalu baik pada orang lain yang belum tentu, setia atau menjaga rahasia. Bahkan orang terdekat pun bisa bertindak di luar dugaan.

  Anak ini bernama Rain. Ia dulu ceria, ramah pada orang lain, suka membantu, dan terbuka. Kini rasa itu menghilang seketika karena ia sudah tahu betul, sifat-sifat orang-orang disekitarnya hanya bermodal tatapan mata dan gerak-gerik. Rain juga tidak terlalu suka membuang tenaga dan juga berbicara omong kosong. Pastikan berbicara langsung ke inti, ia tidak suka basa-basi meskipun berusaha mengajaknya basa-basi hanya ada suasana canggung dalam pembicaraan.

Rain bisa dikatakan memiliki IQ rata-rata, tidak terlalu tinggi sampai IQ profesor. Ia hanya menginginkan kehidupannya tentram tanpa ada komentar nyinyir dari orang lain. Bisa dikatakan Rain ini mentalnya sudah dilecehkan sejak ia kecil di lingkungan sekolah dan terbawa hingga sekarang.

   Sifat-sifat manusia juga bisa berubah-ubah baik di dunia nyata apalagi di dunia maya. Di dunia maya, Rain bisa menjadi apa saja yang ia mau, mengeluarkan semua keinginan yang belum ia capai di dunia maya walau di dunia nyata—Rain hanya anak biasa yang tertutup. Ia akan banyak bicara pada orang-orang yang benar-benar dekat dan "Berkualitas".

"Ah bosan sekali." ucap Rain yang duduk di bangku tempat tongkrongan bersama teman-temannya.

   Hoodie yang dikenakannya ia eratkan dan tudung Hoodie selalu menutup separuh wajahnya. Lalu ada seorang pemuda yang muncul dari balik tembok warung kosong. Ia mengintip sedikit ke Rain, berkata,"berhentilah untuk menjadi orang lain!"

Rain menghela nafas panjang yang berat. Sudah berapa kali ia terus berbicara dengan halusinasi pikirannya. Teman yang dimaksud "di bangku tempat tongkrongan bersama teman-temannya" adalah teman halusinasi Rain. Bisa dikatakan terlalu menyedihkan, ia sudah pergi jauh di rasa kesepian.

  Sudah tidak ada orang yang dapat Rain percayai selain kedua orang tua dan sahabat berkualitasnya. Pria di balik tembok itu, angkat bicara lagi,"jadilah dirimu sendiri. Meski kamu hidup di dunia fantasi, sama saja."

"Tidak ada kehidupan yang benar-benar tentram dan baik. Pasti ada sedikit kendala dan ujian."

"Setidaknya, aku bisa menikmati hidup yang enak tentram tanpa bertemu orang-orang yang merepotkan. Mental ku runtuh karena mereka, karakter ku pun berubah-ubah setiap saat."

"Suka marah tidak jelas, bersifat dingin bak es, menangis dalam kegelapan malam, ceria melihat orang-orang menderita..." Rain tersenyum miring, miris.

Aneh bukan. Itu yang dirasakan oleh Rain. Hampir setiap hari ia berbicara sendiri di tempat ini dan beranggapan bahwa di balik tembok ada seorang pemuda yang selalu menemaninya setiap Rain kesepian. Menyedihkan itu sudah pasti. Pemuda dibalik tembok menyunggingkan senyum mendengar semua cerita dan keluhan Rain yang sama saja setiap ia merasa kesepian.

   Bisa-bisanya pemuda itu bertemu sosok gadis bernama hujan. Arah pandang mengarah ke langit yang cerah benderang, dari arah selatan terlihat awan mendung yang gelap. Pasti sebentar lagi hujan akan datang mengguyur bumi.

"Kamu suka hujan, Rain?" tanya pemuda itu.

"Tidak. Karena aku selalu sakit jika main hujan-hujan yang pasti...jika hujan datang maka hatiku merasa sedih." seulas senyum pemuda terlukis di bibir tipis indah.

"Mengapa namamu Rain jika kamu benci hujan?"

"Orang tuaku bertemu dengan cinta dibawah hujan deras. Tetapi berbeda denganku, namaku Rain...selalu sakit dan mendapatkan hinaan setiap apa yang ingin ku lakukan." ucapnya menyandarkan kepala di dinding, menatap atap warung yang sudah kumuh.

Keduanya terdiam di waktu yang lama. Hingga langit pun berganti awan mendung, pemuda tersebut masih mengawasi gadis itu, ia tidak ada niatan untuk beranjak pergi menuju ke rumah. Awan sudah gelap dan sebentar lagi hujan deras mengguyur.

"Rain, tidak pulang?"

"Berhentilah melontarkan pertanyaan! Aku malas pulang hari ini. Biarkan aku duduk di sini." kata Rain jengkel.

"Mengapa kamu tidak menghilang dan pergi ke dunia asal mu. Aku sudah capek berhalusinasi di sini. Berbicara sendirian seperti orang gila." lanjut Rain terkekeh kecil, memejamkan mata sejenak lalu kembali menatap atap.

  Pemuda di balik tembok hanya bisa tersenyum. Rain selalu saja mengira kalau dirinya ini adalah halusinasi semata. Sejujurnya, pemuda itu adalah orang sungguhan yang berpura-pura menjadi halusinasi Rain. Gadis itu tidak akan pernah menganggap kalau ia nyata karena Rain sudah masuk ke lubang kesepian.

Mental yang rapuh dan mencoba memilihkan kembali memang membutuhkan waktu yang lama.

"Aku tidak akan pergi dari sini dan akan selalu menemani, Rain." katanya.

Setelah berbincang panjang lebar. Air dari awan-awan hitam turun begitu deras bersamaan suara guntur yang memekikkan telinga. Mereka berdua masih stay di warung tersebut, diam membeku tanpa ada sedikit pun pembicaraan lagi keluar dari mulut kedua mereka.

-Rain Kesepian-

The End

{4 Agustus-2022}

{A/N}

Hayoo aku kembali lagi nih. Siapa yang masih menyimpan ini buku, silahkan vote or komennya yaw...see you...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerpen (Kembali update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang