Nadia keluar dari jendela kamar belakang lalu ia berlari ke sembarangan arah membawa tas besar ini. Nadia sangat kebingungan dengan ibunya tiba-tiba menyuruh pergi sekarang.
Dari dalam rumah ibunya kembali menyalahkan televisi. Reporter yang menyiarkan dari dalam helikopter mengatakan makhluk Zombie telah keluar dari rumah sakit besar. Semua pasien yang berada di sana berhamburan keluar.
Groaaa!
Terdengar suara mengerikan dari makhluk tersebut. Wanita itu melebarkan kedua matanya anaknya sekarang dalam bahaya di luar sana. Ia mengambil mantel dari almari,sarung tangan serta pengikat kepala. Rambut panjangnya ia kuncir kuda.
Knock knock
"Yang ada di dalam rumah harap keluar dan ikut bersama kami! Jika anda tidak keluar juga maka kami akan mendobrak paksa pintunya."terdengar suara polisi dari teras rumah.
Wanita bernama Cintya,Ibu Nadia mengambil pistol dari lemari atas lalu keluar rumah melewati jendela belakang sama seperti Nadia tadi.
Para polisi menunggu lima menit tapi tidak ada yang menyahut akhirnya mereka mendobrak pintu sampai rusak. Ketiga polisi masuk ke dalam rumah sambil menodongkan senjata. Inspektur polisi menebak bahwa pemilik rumah telah kabur. Ia mengirimkan data ke pusat kalau ada beberapa orang telah kabur dari kota ini.Sebanyak sepuluh mobil polisi melaju kencang dengan arah berbeda-beda mencari orang yang berhasil kabur. Di sisi lain Nadia terlihat kebingungan dan harus lari kemana biar tidak tertangkap oleh polisi tersebut. Benar kata Raihan, ia harus memilih dua pilihan antara lari menyelamatkan diri atau menyerahkan diri pada pemerintah.
Nadia melihat ke arah lututnya yang masih di perban menutupi luka tersebut. Ia merobek perban itu dan terkejut melihat lukanya sudah tertutup rapat seolah tidak terjadi apa-apa dalam kurun waktu tiga hari. Kedua kakinya kembali berlari ke sembarangan arah berharap ia bertemu teman-temannya.
"Nadia!"panggil seseorang yang tidak jauh darinya melambaikan tangan. Nadia menghampiri Raika dan Sania di sana.
"Sania,Ika. Mana Dea?"tanya Nadia sampai di depan keduanya.
Sania dan Raika saling beradu pandang, tidak tahu. "Kalian juga kabur dari kejaran polisi?"mereka mengangguk.
"Ayo cepat kita harus pergi dari sini. Makhluk kemarin telah lepas dari rumah sakit lalu aku memutuskan pergi dari sini!"kata Sania berjalan cepat diikuti Nadia dan Raika. Kata Sania ia sudah tahu semuanya dan sudah ada rasa janggal pada wanita kemarin bernama Amira.
Ia seperti punya tujuan dan apa yang terjadi. Pemerintah bermain kasar serta manusia yang sudah terkena Virus Mematikan X, keluar dari ruangan kaca.
"Kata Raihan. Virus mematikan itu adakah Virus Forcus. Virus ganas dan mematikan. Aku tidak tahu, Virus itu menyerbu ke pembuluh darah dan menyerang otak. Ia kata sudah 80% orang-orang terkena virus tersebut."jelas Nadia membuat Sania dan Raika berhenti menatap Nadia.
"Artinya kita benar-benar harus pergi."ujar Sania serius . Mereka bertiga berlari sangat jauh dan kota sudah tidak ada tanda penghidupan. Banyak sekali mobil terguling di lalap api dan kendaraan bermotor tergeletak di jalanan. Gerobak buat jualan pedagang kaki lima pun acak-acakan dan banyak cakaran seperti binatang. Raika mencium bau busuk seperti mayat.
Ia menutup hidungnya,"bau banget di sini!"Nadia menginjak sesuatu di sepatunya saat melihat ke bawah ia menjerit melihat darah mengalir di bawah mobil. Sania menarik pergelangan tangan Nadia buat menjauh. Raika juga melihat manusia terkapar di jalan seperti ikan.
Kulitannya pun sudah putih pucat, bibir hitam keunguan. Tiba-tiba ada suara Dea tak jauh dari tempat ketiga gadis berdiri. "Guys, kalian pergi dari sana dan cepat ke sini. Orang-orang itu bakal bangun dan tergantikan oleh Virus mematikan di raga orang-orang mati!"teriak Dea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen (Kembali update)
Cerita PendekIni hanya kumpulan cerpen. Bukan hanya satu cerpen saja tapi beberapa cerpen yang akan aku tulis disini. Dongeng. Aksi Romantis Fiksi remaja Fantasi dan Lain-lain. Happy Reading [Don't Copy My Story!]