Matahari sudah berada sedikit ke barat menunjukkan sudah pukul satu siang. Mereka berempat masih belum menemukan obat langkah yang di maksud oleh Guru Ren. Selama perjalanan keempat gadis itu sudah memasuki hutan Saka dan setiap perjalanan mereka selalu saja datang, monster spirit yang tidak segan-segan menyerang mereka.
Berkali-kali Aika melesatkan panahnya ke tubuh monster itu lalu Yuka menggunakan senjata mematikannya mengarah ke monster tersebut.
"Hiyaa!"serunya.
Seketika ujung dari Hutan Saka seperti ada detuman keras akibat sebetan senjata pecut dari Yuka. Gadis itu mendarat mulus setelah melompati badan monster berukuran jumbo. Monster tersebut hancur lebur menyisakan batu spirit dan cakar monster itu. Yuka mengambilnya,"siapa yang perlu senjata ini?"tanyanya pada ketiga temannya.
"Aku, aku tidak memiliki senjata apapun soalnya,"kata Lya terkekeh kecil seraya menerima cakar monster itu.
"Kita sudah masuk jauh di hutan ini. Kita sama sekali tidak menemukan obat langkah itu,"kata Zulfi seraya melihat kelinci hutan yang di gendongnya. Hewan itu masih tertidur di gendongannya.
"Iya lah, Lya coba kau menggunakan sihirmu!"suruh Aika.
"Apa? Sihir peta itu harus menggunakan mana yang banyak tahu!"kata Lya sedikit jengkel sebab hanya Lya saja yang bisa memakai sihir kalau mereka bertiga tidak bisa. Yuka hanya menggunakan sihir melewati senjatanya.
Lya menghela nafas panjang,"ya sudah, aku coba dulu. Biasanya aku hanya bisa membuat perisai dengan mana sedikit."katanya memejamkan mata mencoba fokus. Kemudian kedua tangannya ke depan lalu munculah sinar putih keluar dari telapak tangan Lya.
Sinar itu membentuk tumbuhan yang mereka cari, mereka bertiga begitu takjub melihat sihir Lya meningkat pesat. Apa ini akibat memakan Rabbit Light Woods? Memang sihir kelinci itu menyalurkan energi ke tubuh yang memakannya. Pantas saja monster yang ada di Hutan Saka di kenal kuat-kuat akibat hewan spirit bernama Rabbit Light Woods.
Mata Lya kembali terbuka melihat bentuk tumbuhan langkah. Tumbuhan langkah itu berada di utara Hutan Saka dan energi yang ada di sana jauh lebih kuat daripada sisi hutan lainnya. Jika mereka terlalu gegabah maka itu sama saja mencari mati.
"Kita tidak akan bisa ke sana! Di sana begitu banyak monster yang kuat. Jumlah mereka juga banyak."kata Lya melihat ketiga temannya bergantian.
Zulfi sudah menduga bahwa Guru Ren telah salah perhitungan sebab mereka datang ke sini bukan untuk melatih cara bertarung menjadi kuat melainkan menjadi umpan. Sesuai dugaannya.
"Terus kita harus gimana? Aika? Kau kan ketua kelompok kami jadi apa keputusanmu?"tanya Yuka menoleh ke Aika.
"Kita tidak boleh gegabah,"kata Lya lagi. Aika melihat kelinci di gendongan Zulfi,"bagaimana kita pakai kelinci itu?"tunjuknya ke Zulfi.
"Apa! Mana bisa! Kelinci ini masih terluka!"respon Zulfi tidak setuju. Bagaimana pun kelinci yang sudah menjalin kontrak padanya secara tiba-tiba menjadi umpan. Apalagi dia dalam kondisi terluka seperti itu.
Aika menyuruh mereka membentuk lingkaran membuat rencana secara matang. Gadis ahli senjata memanah itu berharap bisa melakukan sesuai rencana.
"Jika kita tidak selamat! Percayalah kita akan lebih bahagia menjalankan misi ini."kata Aika di balas anggukkan lainnya.
Mereka menuju ke arah utara di mana energi kuat ada di sana. Zulfi menaruh kelinci hutan itu ada di tengah-tengah sana lalu ia pergi ke semak-semak. Energi kelinci hutan itu akan mengundang banyak monster karena hewan itu kalau kondisi mati dan tidur, energinya akan keluar lebih pesat dan mengundang banyak monster ke kelinci itu. Makanya selama keempat dalam perjalanan mereka selalu mendapati sebanyak 6 monster.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen (Kembali update)
Historia CortaIni hanya kumpulan cerpen. Bukan hanya satu cerpen saja tapi beberapa cerpen yang akan aku tulis disini. Dongeng. Aksi Romantis Fiksi remaja Fantasi dan Lain-lain. Happy Reading [Don't Copy My Story!]