Mitsuki Part 02

10 1 0
                                    

   Jarum jam menunjukkan angka sepuluh dan aku masih menatap beberapa kertas di genggamanku serta harus membaca sesuai urutannya. Baiklah kalau itu maunya Mr. X atau ia yang memiliki inisial I.

Satu Surat Ku ambil, di pucuk Surat itu ada angka satu. Ku rasa ia sudah merencanakan semua ini.

Surat pertama:
     Ini bunga kuning dariku, simpanlah. Aku tahu, kalau kau sangat menyukai warna kuning.

Surat kedua:
  Pasti ku tebak kalau kau sangat ingin tahu identitasku yang sebenarnya. Itu tebakan yang betul bukan.

Surat ketiga:
Haha pasti kau bertanya-tanya dalam pikiranmu. Siapa yang mengirimkanmu Pizza dengan secarik kertas di dalam kotak pizza? Nanti kau bisa tahu kalau sudah di surat keempat.

Surat keempat:
Ha apa aku pernah bilang surat keempat tentang siapa yang mengirimkan pizza ke apartemenmu Y/n. Tidak, itu hanya zonk dariku.

Surat kelima:
Aku serius. Kalau kau penasaran dengan identitasku, aku berada di balkon apartemenmu. Inisial I.

  Dahiku terlipat saat membaca kelima surat yang bisa dibilang tidak terlalu penting. Dan ternyata orang yang sama, dugaanku benar. Kira-kira siapa yang memiliki nama inisial I tersebut. Persetanan. Dia tahu semua yang aku lakukan dan warna kesukaanku pun ia tahu sampai-sampai mengirimkan bunga plastik berwarna kuning padaku.

  Pandangku menoleh kearah Balkon apartemen katanya dia berada disana. Bagiku ia sudah Gila, bagaimana tidak?aku berada di lantai Lima dan bagaimana ia bisa menunggu di balkon apartemen saat aku pergi ke festival sama Mitsuki.

Gila.

  Surat-surat itu aku letakkan ke meja dan bangkit berdiri berusaha mengecek apakah benar ia berada di balkon apartemenku. Pintu kubuka perlahan,kepala Ku condongkan kedepan berusaha mengecek sekeliling mencoba memastikan--tidak ada orang di sini.

  Kaki melangkah keluar balkon apartemen menghirup angin malam, mendongak keatas melihat cahaya bintang yang indah. Lalu aku menghela nafas kasar mengingat kembali siapa yang memiliki inisal I--aku sama sekali tidak tahu siapa dia.

Wuss!

Mataku terbelalak saat aku merasakan ada sesuatu dibelakang, aku berbalik mencoba melihat siapa yang barusan lewat seperti angin. "Si-siapa disana?"ucapku sedikit kencang. Tiba-tiba tubuhku merasa bergetar, takut kalau barusan adalah hantu.

Merasa tidak ada siapa-siapa aku kembali berbalik dan aku menabrak dada bidang seseorang, mendongak melihat seorang pemuda memakai baju serba hitam-tudung hitam dan masker menutupi separuh wajahnya, masker hitam. Aku terkejut dan sedikit melangkah mundur--menjauh dari orang asing yang tiba-tiba berada di depanku.

"Siapa kau? Mengapa kau ada di balkon apartemenku?"tanyaku serius. Pemuda itu hanya diam menatapku dengan serius,tidak merespon pertanyaanku.

"Jawab pertanyaanku siapa kau?"tanyaku lagi kali ini dengan nada sedikit meninggi. Namun,ia hanya diam tidak merespon pertanyaanku.

Pemuda itu berjalan mendekatiku dan aku menyuruh untuk berhenti. Tanpa berkomentar ia berhenti melangkah dan pandangnya terus menatapku serius. Aku sama sekali tidak tahu untuk apa ia kemari dan memberiku banyak surat.

"Coba jelaskan, apa maksud semua surat dan bunga kuning itu?"tanyaku menatap kedua mata gelap yang serius. Ia membuka topi jaketnya memperlihatkan rambut abu membuatku terkejut bukan main.

Apa dia??

Aku tidak bisa berkata apapun,mulutku seolah ada lem membuat aku tidak bisa berkata apa-apa dan menatapnya diam--membeku.

Kumpulan Cerpen (Kembali update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang