Black Cat

27 3 0
                                    

Sinopsis:
Namanya Black. Kucing Anggora yang memiliki bulu yang Indah. Ia mendapati tuan yang baik dan tulus ketika masih kecil. Semakin lama, tuannya tega menyiksa Black sampai tubuhnya ada luka lalu di buangnya ke tempat sampah. Akankah Black mendapati yang lebih baik?

Happy Reading!
Ditulis:(03-09-2019)
Diupdate:(10-09-2019)

Genre:Fiksi, Fabel

*Black Cat*

Kucing persia yang sangat cantik dengan bulu banyak dan indah. Orang-orang yang melihatnya bakal terpukau dengan bulu kucing sehat dan menggemaskan itu. Toko peliharaan yang terletak di tepi jalan tidak pernah sepi dengan pelanggan pencinta hewan. Di sana tidak sekadar menjual kucing anggora tetapi jenis kucing seperti kucing persia dengan bulu putih bersih. Kucing anggora berbulu oranye sedang tertidur di kandang berwarna pink.

Ada juga di kandang berukuran sedang yang di dalamnya seekor hamster menggemaskan. Di luar toko ada hewan reptil. Pemilik toko peliharaan ini juga sangat menyukai hewan hampir semua. Pria bernama Fiqri berumur sekitar 45 tahun sudah lama sekali menjual hewan-hewan menggemaskan ini dan hewan reptil itu.

Ia tidak pernah bosan mengurus toko yang sudah berjalan 23 tahun lamanya. Sebuah sepeda motor datang dan memarkirkan sepedanya di depan Pet Shop. Seorang wanita bersama anak perempuan mengenakan seragam taman kanak-kanak. Keduanya memasuki toko hewan itu.

Gadis kecil berkerudung merah itu mencekal tangan ibunya erat. Takut, dengan hewan reptil terutama ular yang diletakkannya di dalam aquarium berukuran sedang. Ular berwarna hijau itu tertidur pulas di sana. Gadis kecil itu berpikir kalau ular hijau sudah menelan makanannya dengan lahap sehingga tidur begitu pulasnya setelah menyantap habis mangsanya.

Ngeri.

Wanita berambut panjang oranye tersebut bertanya pada gadis kecil bernama Salsa.

"Adik Salsa. Mau hewan apa?katanya mau beli hewan yang menggemaskan?"tanya wanita itu begitu lembut. Gadis bernama Salsa malah bersembunyi di balik punggung ibu sesekali melirik ke hewan reptil di sana.

"Adek mau beli kucing?"tanya Fiqri menunjukkan beberapa kucing yang lucu-lucu di sisinya. Gadis kecil itu berjalan melihat kandang berisi kucing yang indah-indah itu.

"Salsa. Pengen koceng kecil."katanya polos.

Ibunya menggeleng,"Tidak ada,Sal. Kucingnya udah gede-gede kayak gini. Nggak ada yang kecil seperti Salsa."Gadis itu mengerucutkan bibirnya,kecewa.

Fiqri tersenyum dan bilang bahwa dirinya punya satu anak kucing anggora. Salsa sangat senang sekali mendengarnya. Pria itu mengambil sesuatu di belakang. Seulas senyum terukir jelas di wajah Salsa. Ia bakal bermain bersama dengan kucing barunya dan tidak bakal terlepaskan.

Fiqri keluar sambil membawa kandang yang di dalamnya ada anak kucing anggora berwana hitam dan matanya menyolok kuning. Salsa melihat lamat-lamat kucing hitam itu dan melihat di sisinya ada kucing berwana putih penuh, tidak ada bintik hitam maupun cokelat.

"Kok kocengnya itam!"protes Salsa.

Ibunya menyamai tinggi Salsa. "Hei, jangan bicara seperti itu. Ini kucingnya Bagus loh. Hitam semua dan lihatlah dia, cantik dan bagus."jelasnya melihat Salsa masih cemberut.

"Warna kucing berbeda-beda. Kalau kucingnya warna putih dan oranye bisa ketuker sama tentangga. Bisa-bisa kucingnya hilang loh."tambah ibunya membuat Salsa takut kalau kucingnya hilang dan tidak bisa bermain lagi bersama kucing.

"Ya udah. Salsa milih koceng itam aja. Bial nggak teltukal ama tangga."balasnya polos.

"Tetangga."Pria itu membenarkan dan ibu Salsa membayar kucing itu sekaligus makanannya.

Kumpulan Cerpen (Kembali update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang