2001-01

18 1 0
                                    

    Sebuah balok kayu mendarat di lapangan sepak bola,penuh dengan rumputan hijau asli. Pintu balok terbuka menampakkan anak laki-laki berumur 15 tahun keluar dari mesin waktu. Ia mengambil nafas sebanyak-banyaknya dan rasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya ketika keluar dari mesin waktu itu. Tak lama kemudian ia tersadar sesuatu, ia menyentuh rumput kasar dan dilihatnya telapak tangan penuh dengan tanah.

Neo menjerit melihat itu,"aaa, apa-apaan ini!"ia berusaha menyingkirkan tanah yang menempel di telapak tangannya tersebut akan tetapi tidak bisa dan di ciumnya menjijikkan. "Bau busuk apa ini! Bau banget gila!"pekiknya,menjerit di lapangan luas berwarna hijau,sendirian.

Terdengar suara kambing sedang makan rumput di tepi lapangan berjajar dengan kambing lainnya. Dan Kedua mata Neo melihat hewan-hewan yang begitu asing dilihatnya secara langsung. Mereka binatang pemakan rumput,Herbivora. Neo bangkit berdiri mencoba mendekati binatang tersebut yang ia tebak adalah kambing. 

Saat ia berjalan mendekati hewan tersebut tiba-tiba ia merasa ada rasa janggal di kakinya. Diangkatnya sepatu kesayangannya. Neo telah menginjak kotoran kambing. "Aaaaaa, jijik. Dasar kambing jorok banget buang kotoran sembarangan!"teriaknya mengeluarkan kalimat sampah dari mulutnya.

"Aku disini selalu terkena apes banget. Tempat macam apa ini?tidak ada jalan raya dan jalannya masih tanah penuh bebatuan. Norak banget!"kata Neo tidak bisa mengerem omongan kotornya dan tidak ada sopan santun tentunya.

Lalu ada seorang remaja sama seperti dirinya menyuruh kambing-kambing ini keluar dari Zona nyaman mereka menuju rumah. Neo menghampiri remaja memakai kaos cokelat dengan celana pendek selutut dan memakai sandal jepit.

"Hei kau! Kaos cokelat!"teriak Neo ke remaja berpakaian kumuh itu. Laki-laki itu menunjuk kearah dirinya memastikan kalau Neo memanggilnya. Neo mengangguk dan laki-laki tersebut menghampiri Neo.

"Ada apa?manggil-manggil aku?"tanyanya dan ia melihat Neo dari atas sampai bawah. Sedikit tidak percaya kalau ia bertemu dengan anak kota.

"Itu kambing-kambing kamu ya? Bilang pada mereka kalau buang kotoran di toilet jangan sembarangan dong."kata Neo tidak mau tahu. Laki-laki itu sama sekali tidak mengerti apa yang di katakan olehnya.

"Sebelumnya maaf. Aku sama sekali tidak tahu, apa yang kau maksud menyuruh kambingku membuang kotoran ke toilet."katanya baik-baik. Neo mendengus sebal dengan laki-laki ini ingin rasanya ia lempar ke pembuangan sampah. Namun,siapa dirinya?ia dan pemuda pengembala kambing ini aja tidak kenal.

"Lupakan saja. Orang kampung kan tidak tahu apapun!"katanya berjalan melewati pengembala muda itu. Laki-laki bernama Ardi itu menatap punggung Neo aneh.

   Dalam perjalanan,Neo begitu kehausan di bawah terik matahari panas ini, tidak hanya haus tapi ia berjalan dengan perut keroncongan. Butuh makan dan minum akan tetapi ia sama sekali tidak punya uang. Neo berjalan memegang perut kosongnya,perih. Ia terus berjalan pelan seperti kehilangan tenaga. Dari arah jauh ia melihat warung makan ada di sebrang jalan. Sesekali ada kendaraan melaju membawa karung berisi padi dan ada orang bersepeda ontel membawa hasil panen untuk di jual. Neo sudah tidak kuat lagi dan sebentar lagi sampai di tempat tujuan. Tiba-tiba saja Neo kehilangan kesadaran dan samar-samar terdengar suara wanita paruh baya yang terkejut dengan kedatangannya--kehilangan kesadaran.

    Terasa ada kompres air dingin di dahinya,punggung tidak merasa ada kasur empuk melainkan ada sesuatu yang tidak bisa di jelaskan olehnya. Perlahan kedua mata terbuka melihat atap kayu,"di mana aku?"tanya Neo pelan.

"Akhirnya kau sadar juga."kata seorang gadis membawa kendi kecil di genggamnya tersenyum kearah Neo. Neo duduk dan mengambil kain kompres yang tadi menempel di dahinya. "Siapa kau?"tanyanya.

Kumpulan Cerpen (Kembali update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang