Kumpulan Cerpen (Kembali update)

Patron

Judul:Patron
Genre:Teenfict+Fantasi
Sinopsis:
Bagaimana jadinya kalau orang yang kamu sukai menjadi seorang pelindungmu yang sama sekali tidak bisa kau kenal, bahwa kau selama ini bersama orang yang kamu sukai dan bisa merasakan rasa suka serta sedih yang sering kau rasakan.
Seperti Vira Kirana Asita,gadis yang sering di bully oleh ketiga badgir di sekolah harus merasakan sedih setiap waktu. Lalu Vira bertemu dengan pemuda berpenampilan seperti kesatria yang di sebut kesatria Patron kebahagiaan (cahaya bintang) dari rasa kesedihan.

Bagaimana kisah selanjutnya chek it out!

Happy reading!!

*Patron*

  Sebuah air dingin setimbah di guyurkan ke seorang gadis berumur 15 tahun setelah gadis berambut hitam panjang kedinginan. Ketiga gadis di depannya itu tertawa terbahak-bahak dan tersenyum sumringah karena ia berhasil membuat gadis bernama Vira itu basah kuyup dan kapok.

Vira merasakan tubuhnya mengkikil karena air dingin penuh es batu kristal. Ia menatap Lusi,Ida dan Nanda dengan perasaan riang menghukumnya seperti ini karena masalah tidak mengerjakan pr-pr mereka bertiga.

"Aku sudah kata,Lus. Aku lupa mengerjakan tugas kalian?"katanya lemah menatap ketiga gadis didepannya bergantian, tubuh masih mengkikil.

Lusi menatap lamat-lamat wajah Vira yang tidak terlalu cantik. Tubuhnya terlalu ramping,tidak memiliki body yang bagus dan tentu saja warna kulitnya cokelat kumuh bukan cokelat manis. "Sudah, jangan banyak elak. Aku tahu, kalau kau sengaja tidak mengerjakan pr kami. Buktinya pr kamu udah selesai sedangkan kami bertiga... Tidak sama sekali!"kata Lusi dengan mata melotot ke arah Vira. Gadis itu menunduk ke bawah.

Nanda memainkan rambut lurusnya memutar dijari telunjuk,melirik sinis kearah gadis kumuh yang selalu diejek oleh murid-murid di sekolah ini. "Pantas aja, tidak memiliki teman. Dia gadis jelek,kumuh dan tidak bisa menjadi gadis idaman."katanya mengejek. Dibalas kekehan Ida, gadis tinggi dan cantik.

Ida adalah gadis satu-satunya yang cantik di sini dan tidak sedikit pemuda ingin menjadikan Ida sebagai kekasih. Namun,Ida menolak semuanya karena ia telah mengincar seorang pemuda tampan dari kelas sebelah. "Jangan harap kau bisa dekat dengan Andhika! Kau tidak akan bisa mendapatkan Andhika,Vir. Ia lebih pantas menjadi milikku daripada kau!"kata Ida nada kesal karena pemuda yang selama ini ia idamkan ternyata disukai oleh gadis kumuh seperti Vira.

Lusi tertawa mendengarnya. "Apa? Vira suka sama Andhika. Aku tidak percaya kalau Andhika bakal menerima Vira sebagai kekasihnya. Itu imposible. Mending sama Ida."timpal Lusi ikut membahas pemuda bernama Andhika, ia menyenggol lengan Ida pelan lalu mereka bertiga pergi meninggalkan Vira sendirian---di belakang sekolah dengan seragam basah.

  Vira menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya supaya merasa hangat. Mereka bertiga tega dengannya, bisa-bisanya mereka mengguyurnya dengan air berisikan es batu kristal yang berjumlah banyak. Ia memilih membolos sekolah karena bajunya basah. Vira berjalan dengan mata was-was melewati koridor agar tidak ketahuan oleh guru yang sekarang ini sudah mengisi pelajaran di kelas. Hatinya terus berdoa dan berdoa sampai pagar sekolah seketika itu kedua kakinya terhenti. Ingat hal kecil,jika Vira menuju gerbang depan maka ia akan bertemu dengan Satpam. Kedua,kalau ia terus menerus di sini maka guru akan menyuruhnya masuk ke dalam kelas dalam keadaan seragam basah kuyup seperti ini. Vira bakal di ejek habis-habisan dengan teman kelasnya. Vira berusaha berpikir cepat dan ia sedikit berlari kecil menuju ruang aula--dimana ruangan luas dan tidak bakal ada orang yang berada di sana. Sangat cocok buat tempat bolosnya.

   Aula sekolah berada di ujung lantai dua, kedua kaki mungilnya berlari cepat dan kedua mata masih terus mengawasi kanan-kiri. Ia tidak ingin rencana bolosnya ketahuan oleh para guru dan tentunya ini terpaksa buat Vira. Vira Kirana Asita, gadis lugu dan sering di juluki kumuh. Gadis yang selalu aktif dalam semua pelajaran dan pintar harus menerima kenyataan pahit karena teman-temannya sering membullynya. Tidak heran kalau Vira sering berjalan sendirian.