︶꒦꒷tentang aku, si gadis menyedihkan.꒷꒦︶

970 248 44
                                        

[NAME] POV ;

Sebenarnya, ada dua hal yang menarik dari kehidupan ku.

Pertama, aku anak orang kaya.

Nama lengkap ku (Name) Drauve Washington. Namun sekarang, aku lebih di kenal dengan nama (Name) Carna. Jangan tanya itu nama siapa, itu adalah nama belakang nenekku.

Aku anak ketiga dari tiga bersaudara. Ah, tidak. Anak ketiga dari empat bersaudara.

Ibuku, Yuriel, mengandung seorang bayi saat usiaku menginjak 11(?) tahun. Usia dimana, kakak kembarku Yurisien tewas terbunuh.

Sebelum itu, ibuku dan ayahku, Killian menikah karena perjodohan paksa oleh masing-masing orang tua. Aku dan abangku, berjarak 10 tahun.

Aku tumbuh dengan kepribadian pemalu, begitu sih kata orang-orang. Namun, setelah Yurisien, kakakku tewas dan bertemu dengan mereka sikapku bisa di bilang cukup... liar(?)

Ah. Soal anak orang kaya, ayahku memiliki perusahan yang tersebar hampir di seluruh dunia. Aku bangga? Tentu saja.

Kecewa? Apalagi itu.

Aku merasa sendirian. Apalagi, ayah jarang berada di rumah dan sering berpergian mengurus bisnis.

Ibuku, Yuriel lebih menyayangi Yurisien dan abangku, Dokja. Dokja bahkan akan di sekolahkan di luar negri agar bisa sukses seperti ayahnya, Yurisien tumbuh menjadi gadis cantik yang menawan juga anggun. Hal itu yang menjadi kebanggan Yuriel. Yuriel juga membanggakan kepintaran Dokja dan Yurisien.

Dibandingkan aku, aku adalah anak pemalu, cengeng dan penakut. Namun aku juga termasuk anak yang susah di atur. Yuriel bilang, ini turunan ayahku.

Ayahku yang melihat sikapku seperti itu justru hanya tertawa dan berkata sembari menggendongku, "ini baru anak ayah."

Aku juga anak kesayangan kakek nenek dari pihak ayah. Saat libur datang, aku suka pergi kerumah kakek nenek untuk bermain bersama mereka. Kakek adalah seorang yang sangat bijaksana dan sabar, dia tidak pernah meninggikan intonasi nadanya kepada ku walaupun aku melakukan kesalahan.

Nenekku juga sama. Dia sangatlah cantik walaupun sudah tua, keriput sudah terlihat jelas si muka dan tangannya. Rambutnya perlahan berubah menjadi warna putih itu membuatku menyangka bahwa dia adalah turunan Elsa Frozen.

Nenekku sangat ahli dalam memasak. Dia juga baik hati dan murah senyum, senyumnya yang sehangat matahari itu selalu ku rindukan setiap hari.

Aku dan Yurisien tidak pernah berdebat. Sekalipun tidak pernah. Walaupun kami mendapatkan perlakuan yang berbeda, namun kami tetap merangkul satu sama lain.

Walau jujur, aku rasanya iri melihat dia yang lebih di tonjolkan di depan teman teman ibu.

Saat aku mengutarakan itu di depan kakek nenekku, mereka hanya tertawa dan berkata, "kau anak yang manis."

Aku masih ingat bagaimana sentuhan mereka. Saat dimana aku bangun pagi dan melihat senyum mereka. Senyum yang tak pernah aku lihat dari wajah ibuku.

Dokja dan Yurisien adalah anak kesayangan ibu, juga kakek nenek dari pihak ibu. Kecuali aku, yang merupakan anak kesayangan kakek nenek dari pihak ayah. Begitupula ayah yang menyayangiku.

Setiap akhir pekan, ayah akan membawaku pergi menjelajahi tempatnya dulu. Entah di hutan ataupun di belakang rumah tetangga. Pernah ayah di omeli habis-habisan oleh kakek nenek karena sudah membawaku pergi ke hutan dan nyaris di makan beruang liar di sana.

Namun kami tidak jera juga. Kami tetap semangat untuk menjelajahi tempat lain walaupun nenek sudah hampir pingsan mengetahui kami lagi lagi nyaris tertembak.

MY SAVAGE FRIEND! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang