︶꒦꒷Perlawanan sampai akhir꒷꒦︶

1.3K 218 58
                                        

"Maksud lo apa (Name) dalam bahaya?!" Tuding Roxana dengan kayu yang di genggamannya. Medeia menatap Roxana dengan kesal, anak ini sangat mengganggu.

"Udah, ikut aja sama gue! Percaya!" Ucap Medeia, Penelope menggeram.

"BUAT APA KITA PERCAYA SAMA LO?? LO AJA NGEJAUHIN KITA!" Teriak Penelope, ayolah, dirinya sudah mulai frustasi dengan keadaan yang berlangsung saat ini. Dia ingin berteriak, memaki siapapun yang menurutnya salah.

Medeia yang mendengar Penelope berteriak kepadanya mencoba sabar, namun saat mendengar kalimat akhir yang dikeluarkan Penelope Medeia berteriak. "KALAU LO MASIH KERAS KEPALA, (NAME) GAK BAKAL SELAMAT TOLOL!"

"TOLONG IKUT SAJA!" Teriak Keira. Keira rasanya mau nangis saking keselnya dia sama keadaan yang terjadi. Dia baru saja bangun dan mendengar Cosette berucap kepadamu.

↳˗ˏˋFlashbackˊˎ˗ ↴

"Kau santai sekali." Ucap Cosette menatap gadis bersurai hitam panjang itu. Keira hanya menatap datar Cosette dan mengalihkan pandangannya.

Cosette menghela nafas, "dengar ya anak haram, bukannya diriku yang suci ini menyulut api amarahmu. Tapi, lebih baik kau bergegas."

"Apaan si? Anak haram juga situ kan, sok-sokan ngatain gue anak haram." Keira menyahuti ucapan Cosette. Mereka hanya berdua di dapur, jadi mereka bisa saling melontarkan kalimat caci makian satu sama lain tanpa takut.

Cosette menyeringai, "kalau lo mau (Name) gak selamat, yaudah."

"Hah?" Keira terdiam. Cosette tersenyum polos, senang dia bisa menarik perhatian Keira lagi. Sementara Keira sendiri bingung dan mulai khawatir, apa maksud anak haram di depannya ini?

Cosette hanya mengangkat bahunya ketika melihat pandangan Keira yang seolah berkata, jelaskan apa maksudmu itu. "Sekarang jam berapa? Ah, jam setengah 3. Cepatlah pergi ke kafe di depan indomarah, kalau kagak gue jamin lo nyesel."

↳˗ˏˋEnd of flashbackˊˎ˗ ↴

Navier yang memang hatinya suci dan bersih bagaikan surya menyinari dunia~ itupun akhirnya memilih untuk mengikuti keinginan Medeia dan Keira. Akhirnya Cayena dengan memantapkan diri pun juga melangkahkan kakinya.

Sebelum itu, Roxana menarik tangan Cayena. "Lo mau ngikutin dia? Pengkhianat itu? Kenapa?" Roxana butuh alasan. Dia butuh alasan, mengapa Cayena mau mengikuti orang yang sudah menyakiti mereka.

Cayena melembutkan pandangannya, "suara hatiku yang menyuruhnya, Xana." Dengan itu Cayena menarik tangannya dan berjalan menghampiri Navier. Melissa dan Aria jangan ditanya, mereka justru udah dari tadi setuju. Bahkan Melissa sama Aria udah lompat kebawah duluan, ke mobil Medeia.

'Sekararang gue gimana? Apa yang bakal gue lakuin?' Roxana larut dalam pikirannya. Mata merahnya bergerak dengan gelisah, dia melihat ke sana-sini dan menemukan tulisan yang dibuat entah okeh siapa itu, selamatkan (Name) ku. Namun ada lagi tulisannya, tulisan baru. Selamatkan dia seperti dia menyelamatkanmu, menyelamatkan kalian.

Dengan tekad yang mulai memuncak, Roxana pergi lewat jendela sama dengan Melissa Aria. Maklum, ajarannya (Name). Medeia menatap perbuatan Roxana datar, "padahal ada pintu."

"Pintunya udah ancur kan, kamu tendang tadi."

"Oh, iya."

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Leilin menatap tak percaya dengan pengakuan yang sudah ia dengar dari pelayannya, bagaimana bisa selama ini pelayannya ini selalu menghalangi koneksinya kepada (Name)! Pantas saja dia tidak mendapatkan info apapun tentang perkembangan little angel nya itu!

MY SAVAGE FRIEND! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang