︶꒦꒷like mother like daughter꒷꒦︶

1K 203 24
                                        

"Capek, bu." Pergerakan wanita itu terhenti ketika seorang gadis kecil berujar dengan kepala yang tertunduk. Dengan khawatir, wanita itu bertanya.

"Kamu capek kenapa?"

"Capek kejar angka bu." Wanita itu terdiam. Menghembuskan nafasnya, wanita itu menaruh tangannya di atas kepala gadis tersebut.

"Angka hanyalah angka, sayang. Bukan segalanya."

"... Di keluarga saya beda, bu. Angka segalanya." Ucapan itu membuat wanita itu terbelalak, bahkan ketika gadis kecil itu menepis halus tangan sang wanita.

"Terutama bagi ibu saya."

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Damian, laki-laki itu menatap terkejut kearah depannya. (Name). Perempuan itu tersenyum sembari menjulurkan sebuah kotak bekal makan. Damian menatap curiga.

"Ahahahah, jangan menatapku seperti itu. Ini untuk terimakasih." (Name) tersenyum, Damian hendak mengambil sebelum sebuah tangan segera mengambilnya.

"Affaan tuh?" Melissa mengambil makanan tersebut dan mengendus nya, dia berbinar seketika, "gile. Makanan! Ih, gue mau dong!"

"Tapi itu buat-"

"IH! Gue juga mau!!" Aria juga tiba-tiba muncul begitu saja. Dengan Cayena, Roxana dan Navier. Gile, blonde girls semua.

Melissa : maksod?!

"Wah~ apa kau tidak ingin memberikan makanan itu kepada kami~? Kejamnya~" Roxana berujar sedih. Cayena mengangguk, mereka memasang muka sedih dalam bentuk chibi mereka.

"Bu, bukan begitu!"

Navier hanya terkekeh, Cayena dan Roxana sendiri melanjutkan aksinya mengejek (Name) membuat (Name) panic attack.

"Enak anjay. Bintang 5!" Melissa dan Aria masih sibuk ngemil. Damian sendiri hanya menghela nafas lelah, mereka akhirnya pergi kearah kelas mereka dengan bantuan Navier tentu.

Sebelum itu, (Name) sempat merogoh sesuatu di kantong nya tanpa disadari siapapun. Kecuali Damian.

Saat mereka berhadapan dengan sosok yang tak asing dimata (Name). (Name) agak membulatkan matanya, dia kenal. Itu adalah...

"Huh? Kau baru saja mengatakan sesuatu?" Kening pria itu berkedut. Dengan senyum tulusnya (Name) berkata.

"Aku hanya berkata, matilah."

Dan terbakar api neraka.

SRAK!

"KAU CARI MATI YA?!" Kerah seragam (Name) di tarik dengan begitu kencangnya. (Name) hanya menatap datar kearah laki-laki yang menarik kerahnya.

Laki-laki itu juga sama. Terkejut saat melihat (Name), namun mereka berjalan melalui satu sama lain.

Netra hitam (Name) melirik laki-laki itu. Dan netra milik laki-laki itu juga meliriknya. Seolah mengerti apa yang dimaksud.

Sruk

Tangan mereka berdua menyatu, namun segera terpisah begitu saja.

"Ah~ makan di cafe yok!"

"Ayok, ayok!"

"(Name), Leilin gimana?"

"Leilin lagi pergi."

FLASHBACK.

"Huh? Kau baru saja mengatakan sesuatu?" Kening pria itu berkedut. Dengan senyum tulusnya (Name) berkata.

MY SAVAGE FRIEND! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang