Hari ini adalah hari terakhir penerbangan yang diambil oleh Abhimanyu. Usai enam hari sibuk terbang ke sana ke mari menyelesaikan jam terbang satu minggunya, ia akan kembali pada maskapai tempatnya bekerja.
Ko-pilot sempat merasa was-was sebab cuaca di bandara tujuan begitu buruk lantaran awan hitam menyelimuti langit, seakan siap menumpahkan gelimang air yang ditampung. Tetapi Abhimanyu menenangkannya dan berkata pesawat mereka akan tiba sebelum hujan turun.
Terbukti, kini kendaraan besar itu telah mendarat pada tanah lapang yang mulai dibasahi oleh rintik hujan.
"Semuanya! Terima kasih sudah melakukan penerbangan bersama kami, pastikan pakai payung dan berhati-hati ketika berjalan, ya! Semoga hari kalian menyenangkan!" Abhimanyu berucap ramah seperti kebiasaannya usai mengemudi pesawat.
"Terima kasih, Kapten!" sahut para penumpang.
Abhimanyu menyungging senyum lebar hingga seluruh awak penumpang meninggalkan kabin. Ia hendak beranjak pula tetapi atensinya dialihkan oleh tas tangan wanita di salah satu kursi penumpang paling ujung, ia berjalan mendekat untuk melihatnya lebih jelas.
Diamatinya tas yang diritsleting rapat itu kemudian ia mengedar ke sekitar yang telah sepi. "Kasihan pemiliknya pasti nyariin."
Abhimanyu berpikir akan menyerahkan tas itu pada bagian pengumuman di dalam Bandara, tetapi lagi-lagi langkahnya harus terhenti kala ia mendengar suara aneh seperti orang yang mulutnya dibekap diikuti suara desis pada bagian toilet wanita.
Berbekal penasaran, Abhimanyu mendekati pintu toilet yang semakin terdengar bunyi grasak-grusuk di dalamnya. Setelah berdiri tepat di hadapan pintu yang terkunci sebab lampu di atasnya berwarna hijau, Abhimanyu mendekatkan telinga pada daun pintu dan memfokuskan pendengaran.
"Ssst! Jangan berisik!"
"Jangan ..."
Abhimanyu membelalak bukan main kala lirihan yang ia yakin adalah suara seorang gadis terdengar setelah suara berat pria tadi menitah.
Abhimanyu segera mengambil ancang-ancang kemudian mendobrak pintu tersebut. Matanya membelalak melihat seorang pemuda tengah menaruh kepalanya di ceruk leher gadis di hadapannya yang bersandar di dinding seraya berlinang air mata. Tetapi yang membuatnya semakin terkejut adalah tangan si pemuda yang sibuk menjamah pangkal paha gadis tersebut.
"KURANG AJAR!" Abhimanyu menarik baju si pemuda dan memberi bogeman mentah tepat di tulang pipi yang langsung membuatnya terhuyung.
Pemuda yang tampak amat terkejut tersebut meringis bukan main dengan tindakan mendadak ini. "Apa-apaan lo, anjing!!"
"Lo yang apaan! Ngapain di toilet perempuan?!"
"Kapten ... jangan ..." Si gadis berlirih seraya berusaha melepaskan cengkeraman Abhimanyu pada baju si pemuda kemudian Abhimanyu menoleh. "Dia suami kamu?"
Gadis berwajah putih mungil dan tampak manis itu terperanjat, ia bergeming seraya matanya melirik pemuda tersebut yang melototinya. Lantas ia menggeleng sebagai jawaban.
Setelah mendapat jawaban, Abhimanyu dengan tanpa rasa ragu lagi segera menyeret si pemuda ke luar toilet.
"Lepasin, anjing!" berontak pemuda itu
Merasakan Abhimanyu tak akan melepas cengkeraman pada bajunya, pemuda itu mendorong Abhimanyu hingga terjatuh. Tetapi Abhimanyu tak akan menerimanya, ia segera bangkit tetapi pemuda itu justru mengembalikan bogeman mentah yang mulanya diberikan oleh Abhimanyu.
"Rasain! Emang lo siapa berani mukul gue?!" ucapnya.
Seketika pria-pria berseragam hitam memasuki kabin usai mendengar suara ribut-ribut dari luar. Salah satu dari mereka meneriaki si pemuda saat melihat Abhimanyu bertopang tubuh pada sandaran kursi penumpang sembari meringis memegangi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through with U | Bluesy ✓
General FictionGuratan takdir membuat Lembayung mengalami keterpurukan. Dikucilkan masyarakat, diasingkan keluarga, serta hilang kepercayaan pada orang-orang. Di samping itu, Abhimanyu mati-matian membawa Lembayung keluar dari situasi tersebut. Orang-orang juga be...