14

310 62 5
                                    

"Keberatan, Yang Mulia!"

"Keberatan diterima."

"Klien saya, Kemal Azhari, sama sekali tidak pernah menggoda Kirana. Justru Kirana sendiri yang mengundang, liat saja pakaian yang dia pakai hari ini."

"Keberatan, Yang Mulia!"

"Keberatan ditolak."

Lembayung menukik alisnya kecewa. Kini pandangan semua orang pengunjung di dalam ruang sidang tertuju pada Kirana yang duduk di barisan kedua kursi pengunjung. Di sampingnya, ada Selia yang merangkul seraya menenangkan.

"Di dalam sidang ini, dia berani memakai dress setara dengan lutut. Bisa saja dia memakai yang di atas lutut atau bahkan lebih ketika bertemu dengan Kemal, bukan?" ucap pembela Kemal sembari memberikan tatapan menantang pada Lembayung.

"Selain itu, Yang Mulia, Kemal adalah teman Kirana saat satu lembaga perkantoran. Mereka menghabiskan dua setengah tahun di kantor yang sama, tetapi kenapa hal ini baru terjadi belakangan ini?" Pengacara terlapor berhenti sejenak, membuat keadaan semakin hening. "Itu karena Kirana tidak terima ketika ia mendengar bahwa Kemal akan segera menikah, makanya dia coba untuk menggoda Kemal."

Sontak seluruh pengunjung terperanjat, Lembayung menoleh pada Kirana yang mulai menangis seraya menggeleng-gelengkan kepalanya kuat kepada Selia bagai mengatakan bahwa tuduhan itu tak benar.

"Yang Mulia, izinkan saya memanggil saksi atas kejadian yang baru menimpa Kirana kemarin," pinta Lembayung.

"Izin diberikan."

Lembayung menoleh pada Abhimanyu dan memintanya untuk maju ke depan. Usai Abhimanyu didudukkan pada kursi di tengah-tengah ruangan dan menceritakan kronologis kejadian pada hari itu. Surya, si pengacara Kemal, berjalan mendekat usai Abhimanyu bercerita.

"Abhimanyu Nareswara, itu nama anda, benar?"

"Iya."

"Coba jawab pertanyaan saya, pakaian seperti apa yang Kirana pakai saat itu? Sebuah celana panjang dengan kemeja, dress selutut, atau sebuah bikini?"

Rahang Abhimanyu sontak mengeras, ia menatap Surya geram dengan tangannya mengepal kuat. Ia lalu menoleh pada Lembayung, perempuan itu menganggukkan kepala memberi isyarat Abhimanyu untuk bicara.

"Kirana saat itu memakai dress selutut."

"Benar 'kan, Yang Mulia? Kirana sendiri yang bersikap mengundang jadi jangan salahkan Kemal." Surya kembali menoleh pada Abhimanyu. "Saat itu kejadiannya di pesawat, tepatnya di dalam toilet pesawat. Anda juga masuk ke dalamnya, 'kan? Sekarang katakan, dibagian mana anda menyentuh Kirana? Di bagian dada, bawah, atau bela—"

"Gue cuma nolongin dia!" Abhimanyu yang murka pun bangkit, berteriak di depan Surya dan mencengkeram toganya.

"Abhi!" Lembayung berseru seraya melepas cengkeramannya. "Abhi! Lepasin!"

"Lo pikir gue sama brengseknya kayak Kemal?!"

"Abhimanyu!" Lembayung berteriak, membuat Abhimanyu menoleh dan melepas cengkeramannya.

"Bayung, pertanyaan apaan kayak gitu?!"

Lembayung menarik napasnya dalam. "Abhimanyu! Tolong jaga sikapnya, ini adalah ruang sidang."

Abhimanyu mengatupkan bibirnya rapat-rapat lalu melirik pada para Hakim. "Maaf, Yang Mulia."

Surya menatap bengis pada Abhimanyu seraya membenahi toganya yang berantakan. "Yang Mulia, Abhimanyu memang menolong Kirana pada hari itu, tapi tidak ada yang tau apa yang sebelumnya terjadi. Bisa saja Kirana yang mengajak Kemal ke dalam toilet."

Through with U | Bluesy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang