29. Rumit

28 12 68
                                    

Happy Reading

~~

Gio telah sampai dirumah Cuwa sedari tadi, bahkan ia sudah memencet bel rumah itu. Namun, tidak ada respon apapun disana. Gio duduk ditangga yang terhubung dengan teras rumah itu, pikirannya berkecamuk, ada rasa ingin marah, tapi tidak bisa ia lakukan.

Apa ini akhir dari hubungan mereka?

Gio menatap kearah langit yang mendung dan sepertinya akan turun hujan yang sangat deras. "Cuwa marah ya sama Gio karena Elshe? Maafin Gioo ... Gio udah berusaha tapi ... " Gio menunduk. Petir bergemuru dan angin yang bertiup sangat kencang. Gio berdiri lalu menatap pintu rumah itu, ia masih berharap bahwa Cuwa akan membukakan pintu untuknya.

Gio menatap pintu itu agak lama sebelum akhirnya dia memilih untuk pergi dari sana dengan perasaan kecewa serta kesal. "Karena lo, Elshe."

Gio mengendarai motornya dengan kecepatan yang kelewat batas, bahkan ia tidak perduli dengan kendaraan yang mengklakson dirinya akibat membawa motor ugal-ugalan.
Perasaan Gio benar-benar becampur aduk saat ini, dia bingung harus melakukan apa lagi?

Hujan pun turun dengan sangat deras yang membuat jalanan sepi akibat banyak orang yang memilih untuk berteduh. Namun, berbeda dengan Gio, ia semakin puas untuk kebut-kebutan dan melampiaskan emosinya dibawah hujan yang begitu lebat.

"Gue harus kemana? Gue butuh sandaran." gumam Gio sebelum akhirnya ia memukul stank motor miliknya sehingga membuat dirinya hilang kendali dan terjatuh akibat jalanan yang licin. Tidak ada yang sadar bahwa Gio terjatuh saat itu, hujan yang begitu deras, angin yang bertiup sangat kencang, jalanan yang sepi, perasaan yang bercampur aduk, ditambah lagi terjatuh dari motor membuat Gio merasakan sakit yang lebih parah.

"Ga, gue gaboleh gini."

Terdengar suara telpon dari saku celananya, dengan cepat Gio mengambil hp nya itu. Untungnya saja hp milik Gio tahan air. Jadi, tidak rusak jika terkena hujan.

Gio mengangkat telpon tersebut.

"TOLONGIN GUE, GI."

~~

"Hujan, Iden, tapi perasaan kali ini berbeda." ucap Nadin yang duduk dibalkon kamarnya sembari merasakan angin hujan yang begitu dingin.

Aiden yang duduk di kursi sebelahnya sontak menoleh dan bertanya "Maksudnya? Bukannya Nadin suka hujan?" Aiden mengerutkan dahi.

Nadin menoleh kearah Aiden dan mengangguk "Ntah kenapa, tapi rasanya kek ada yang aneh. Gue ngerasa bakal terjadi sesuatu sama kita-kita."

"Kenapa? Perasaan oke-oke aja, kan?" tanya Aiden lagi, tetapi kali ini ia menggenggam satu tangan Nadin.

"Oke? Lo gatau tentang Arsen, ya?"

Aiden mengerutkan dahinya bingung, ia benar-benar dibuat bingung oleh perkataan Nadin. Nadin lebih dulu menunjukkan akun instagram HotBrinatama_ sebelum Aiden bertanya lagi. Nadin menyodorkan hp nya pada Aiden. Aiden menatap Nadin lalu mengambil hp yang ada ditangan cewek itu, ia kaget saat melihat postingan Arsen dan Selina disana. "Arsen?"

"Ya, ga itu aja."

Aiden menoleh lagi kearah Nadin dengan ekspresi bingung.

"Gio juga, tadi dia dipeluk Elshe malah diem doang." papar Nadin

"Itu bukan mereka, mereka ga gitu. Ya, walau gue ga lama-lama amat kenal mereka, tapi gue yakin Arsen dan Gio ga gitu, Na."

"Terus? Kita harus apa?"

Terdengar suara telpon dari hp Aiden, Aiden mengambil hp nya dan mengangkat telpon tersebut yang membuat Nadin menatapnya bingung.

"TOLONG GUE, DEN."

Strange Mystery (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang