#45. EXTRA PART (1) Berpisah

13 3 0
                                    

"Jangan dengar kata mereka, yang tak ingin kita satu."

***

"Dil, tentang masalah kita, gamau diselesaiin? " Vano kini duduk disamping Dila diteras rumah yang sepi, suasana rumah itu berubah setelah Mahen dipenjara.

"Gue udah maafin lo, tapi gue gamau kalo untuk balik ke lo, Van. Lo egois, cuma mikirin diri sendiri, lo gak mikir perasaan gue disini yang hancur karena kata-kata nyelekit dari mulut sampah lo itu." sedari tadi, Dila tak menatap Vano sedikitpun, ia mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Gue nungguin lo selesai bicara dengan orang yang lo sebut manager bokap lo itu berharap lo sadar akan kehadiran gue disini, Dil."

"Tapi gue ga minta lo buat nungguin gue, lagian mau gimana, pun, gue ngejelasin, lo gak bakal pernah percaya sama gue. Hanya berasumsi dari apa yang dilihat ga ngebenerin hal yang ada dipikiran."

"Gue bukan gak percaya lo, Dil, gue cemburu."

"Gue juga cemburuan tapi ga segitunya, Van. Percuma kalo lo bilang cinta ke gue tapi ga ada sedikit-pun kepercayaan lo terhadap gue, lo tau ga rasanya ngeberi kepercayaan kepada seseorang sepenuhnya sampe ga ada pikiran negatif yang terlintas, tapi orang itu malah ga percaya kita mati-matian. Itu yang gue rasain, sepeleh bagi lo, sakit buat gue." Dila kali ini menatap Vano dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Maaf." Vano menarik nafas dalam-dalam, ia menatap Dila dengan sorot mata yang teduh.

"Gue beneran cinta sama lo, Dila. Gue cemburu, gue gamau ngelihat lo deket sama cowo mana-pun."

"Itu bukan cinta, Van, itu obses."

Vano menggeleng kuat, "Ngga, gue ga sanggup kalo harus ngeliat lo sama yang lain, hati gue sakit. Dapetin lo itu susah, gue gabisa kalo harus ngelepas lo gitu aja."

"Vano, gue harus pergi. Ini hari terakhir gue di Jakarta, gue mau ngelupain semua tentang lo disini, cukup, Van. Lo harus bisa ngelupain gue. Inget kata-kata ini, Van, jangan memulai hubungan cinta baru jika tidak ada kepercayaan yang terbangun. Kalo lo ngerasa ragu, dari awal jangan bawa gue sejauh ini. Gue ga nyesel kenal dan deket sama lo, tapi tolong, kalo lo mulai dengan yang baru, percaya padanya sepenuh hati lo, jangan kaya gue yang lo tolak mentah-mentah kenyataan benarnya. Mulai sekarang terserah, mau lo berasumsi kek apa, mau lo ngira gue selingkuh dengan Arfa itu urusan lo, jadiin ini pertemuan dan komunikasi terakhir kita, terima kasih dan jangan ganggu gue lagi."

Dila beranjak turun dari tangga teras dan masuk kedalam mobil yang menunggunya, jendela supir terbuka dan menunjukkan sosok Arfa Denan Talaska disana.

"Dil, tunggu, lo mau kemana?!" saat ingin mengejar mobil tersebut, Mobil itu berlaju dengan cepat. Vano kesal, ia menendang ban motornya dengan geram

"Gue bakal cari lo dimanapun lo berada, Dila Mahendra."

***

"Ai, gue lulus Universitas Oxvord di Inggris jurusan kedokteran!" ucap Nadin kegirangan setelah mendapat informasi bahwa dirinya masuk ke univ impian selama ini.

"Gue lulus di Imperial College London, Na, jurusan teknik!" jawab Aiden antusias, mereka berdua sangat bangga akan hal ini dan segera memberitahukan pada Shea-Ibunya Nadin-.

Strange Mystery (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang