42. Dua Belas

11 1 1
                                    

"Now isn't that a laugh? A major sacrifice, But clueless at the time."

"Sebelum semua berakhir, gua minta satu, bertahan."

Para remaja itu berkumpul disebuah ruangan cukup mewah dengan banyak hiasan dan poto polaroid kenangan mereka dari awal kenal. Ya, tempat itu, tempat dimana semuanya direncanakan, dimulai, bersatunya mereka, markas Secret's.

"Besok, semuanya harus berjalan sesuai rencana kita. Aiden, Arsen, Vano, kalian harus masuk keruang bawah tanah itu, feeling gue ada sesuatu yang belum sempat kita cari tau disana. Gue, dan Ravin bakal nyoba masuk rumahnya Jiaa, karena bonyok Jiaa terlibat dalam hal ini, kalo soal perumahan mafia sialan itu gue rasa tidak ada apapun." Jelas Jayvan dengan bak mata elang yang menajam, menandakan ia tengah serius akan situasi ini.

"Untuk Nadin dan Dila, lo berdua coba masuk keruang kerja bokap lo, ntah itu ruang pribadi dirumah, atau ruangan yang ada dikantor, cari apapun yang menurut kalian ada hubungannya sama ini. Reta, lo masuk dan cari tau apapun itu tentang nyokap lo. Cuwa dan Jani, lo berdua kumpulin jadi satu semua bukti yang udah kita dapet, dari flashdisk, rekaman, surat-surat, apapun itu dijadikan satu. Karena Dinda udah ga ada lagi, kalian berdua yang gantiin posisi dia, lacak apapun itu yang kalian tau, usahain bisa. Gue bakal nyari tau apapun itu dan nekat masuk keruang kerja bokap gue." Jelas Tiara yang sama seriusnya seperti Jayvan, jika pembicaraannya sudah panjang begini, artinya ia benar-benar serius ingin cepat selesai dan terbebaskan dari masalah.

"Harapan gue, semoga ini cepat selesai."

"Apapun itu, semoga ga makan korban lagi."

"Semoga ga ada kasus seperti ini lagi."

"Semoga semuanya terwujud sebelum kita lulus."

"Kita harus fokus ke hal ini."

"Dan kita bakal balik ke makam mereka yang telah gugur mengorbankan nyawa demi misi ini."

"Bagaimanapun caranya, ini harus jadi perkumpulan terakhir kita yang ngebahas masalah aneh sialan ini. Pada hari ini, 12 Maret, kita sepakat untuk menjalankan bersama, dua belas orang, dan akan kembali bersama, duabelas orang juga."

"We are Secret's, my priority, my second home!"

***

Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, mereka semua menjalankan sesuai arahan saat jam tiga sore tadi. Mareta yang telah mendapatkan bukti berupa buku yang berisikan jumlah korban dari tahun 1992, Dila yang mendapatkan album foto yang telah usang berisikan foto-foto para komplotan tersebut, Nadin yang menemukan jalan lain dari ruang bawah tanah yang ada diruangan pribadi Kalla, dan tiara yang tengah memperhatikan gerak-gerik Kenzo.

"Kita bakal bunuh mereka habis-habisan besok, semuanya persiapkan diri."

Kenzo mematikan telepon tersebut, ia berjalan memasuki mobil dan mulai beranjak pergi dari sana. Dengan cepat Tiara mengambil mobil yang terletak di bagasi dan mulai mengikuti Kenzo dari jauh, Kenzo mengendarai mobil tersebut sangat cepat, padahal jalanan malam ini masih ramai, banyak orang-orang yang berjualan di pinggir jalan, suasana malam ini sangat ceria. Namun, ada satu, yang mengganjal hati Tiara.

Satu jam perjalanan Tiara ikuti arah Kenzo pergi, Tiara tau betul bahwa jalan yang akan Kenzo tujui adalah ruang bawah tanah yang memang agak jauh dari perkotaan. Jalanan yang tadinya ramai mulai menyepi, mulai tidak terlihat pengendara sepeda motor maupun mobil lainnya. Namun, hal ini tak membuat Tiara gentar dan terus mengikuti arah Kenzo pergi.

Strange Mystery (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang