7. Terungkap

52 19 7
                                    

Jangan lupa komen dan votenya!

Happy Reading

~~

Sekarang, mereka sampai dilokasi tempat dimana Dila berada.

"Serius, Dinda?" tanya Qiila.

"Iya, bener disini." jawab Dinda meyakinkan.

"Ini rumah Elena." ujar Qiila dengan ekspresi yang agak sulit untuk dijelaskan

"Berarti bener, mobil dengan plat B 3689 itu mobil bokapnya Elena?"

Ucap salah satu dari mereka, lalu turun dari mobil dan memencet bel rumah itu.

Tak perlu waktu lama, Elena keluar membuka kan pintu, "Eh kalian tumben banget, kenapa?" tanya nya dengan raut wajah bingung.

"Kita cuma mau main aja kok, boleh, kan? Kita gabut akhirnya kesini deh." jawab Cuwa meyakinkan agar Elena tidak curiga

"Oh boleh, masuk-masuk." Elena mengajak mereka masuk, mendengar penuturan tersebut, mereka masuk dan duduk di sofa yang ada diruang tamu rumah Elena

"Tau rumah gue darimana?" tanya nya membuka topik pembicaraan

"Gue kan pernah kesini bareng Jiaa." Jawab Qiila yang untungnya memang benar, bahwa dirinya pernah datang kerumah itu bersama Jiaa.

"Ehh ada temen Elen ya?" Ibu Elen keluar dari kamarnya dan menghampiri mereka semua. Mareta yang melihat hal tersebut, tentu sangat terkejut. Jantung Mareta rasanya ingin berhenti berdetak. Tiara yang melihat itu juga ikut kaget, dirinya merangkul pundak Mareta

"Mama?.." Kata kata itu keluar dari bibir Mareta begitu saja. Mareta menepis tangan Tiara lalu keluar dari rumah itu yang membuat Tiara mengejar Mareta.

Nadin, Cuwa, Qiila, Dinda, Jani yang bingung itu akhirnya keluar menyusul.

"Pulang!" ketus Tiara kepada mereka semua.

"Tapi-"

"PULANG!"

omongan Qiila dipotong saat itu juga. Mereka hanya menurut saja dan masuk ke mobil karena yakin pasti telah terjadi sesuatu sehingga Tiara menyuruh untuk pulang.

"NAK TUNGGU, MAMA BISA JELASIN. INI NGGA KEK YANG KAMU KIRA!" Ucap wanita berkepala empat itu sembari menggedor gedor kaca mobil. Siapa sangka? Wanita itu adalah Ibunya Mareta, Carroline Altisya.

"Jalan, Janii." ucap Mareta menahan sesak yang menyeruak didadanya.

Tiara paham dengan kondisi Mareta saat ini, sedih, kaget, kesal bercampur aduk pada diri Mareta.

Jani melajukan mobil dan segera pergi dari sana.

Disepanjang perjalanan pulang kerumah Dinda, Mareta menahan air matanya agar tidak jatuh. Tiara memeluk Mareta, "Lo kalo mau nangis, nangis aja. Gausah ditahan gitu gue gasuka pembohong."

Mareta sontak menangis, dia memeluk Tiara erat dan menangis di dadanya. Tiara mengelus ngelus punggung Mareta, "mama selingkuh, Ra." ucapnya sesegukan.

Strange Mystery (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang