37. Kedua Kalinya

17 2 0
                                    

Happy Reading!

~~

"Ketemu!"

Ujian telah selesai, bahkan waktu libur telah tiba, mereka juga telah menerima pembagian rapot hasil ulangan mereka, bahkan mereka mendapat liburan selama 4 minggu akibat sekolah Brinatama yang mengadakan study tour gratis keluar bumi.

Brinatama memecahkan rekor sebagai sekolah yang paling bagus, mewah, bahkan sekolah pertama yang melakukan studytour keluar bumi dan negara di era sekolah lain yang hanya study tour keluar kota.

Kesempatan empat minggu itulah yang mereka gunakan untuk memecahkan misteri mereka yang bahkan tak ada habisnya. Mereka berharap, bahwa selama empat minggu ini, setidaknya mereka telah menemukan banyak bukti untuk memperjelas apa tujuan pertama mereka.

Vano yang mendapatkan surat perjanjian rahasia pada tumpukan berkas-berkas yang ada diruangan  kepala sekolah itu memotret isi dari kertas tersebut lalu kembali menyimpannya dan merapikannya ketempat semula. Vano memandangi seisi ruangan itu, terdapat kunci yang digantung pada balik pintu ruangan kepala sekolah, Vano memandangi kunci tersebut, hingga lamunannya tebuyar akibat suara notifikasi dari hpnya, dengan segera Vano membuka benda gepeng yang ia simpan didalam saku celananya itu.

Terdapat notifikasi dari Aiden yang menyuruhnya untuk segera berkumpul dikelas, Vano keluar dari ruangan kepala sekolah dan berlari kekelas mereka, saat sampai, semua menatap Vano satu sama lain

"Ada apa?" tanya Vano sembari menetralisirkan nafasnya yang terengah-engah akibat berlari lalu berjalan mendekati mereka.

"Dila dan Nadin, hilang. Lo, tau kemana?" tanya Gio padanya yang membuat Vano membulatkan matanya tak percaya.

"Serius lo? Gue gatau. Udah di telpon? Atau dari kalian ada yang dapet chat dari mereka?" ucap Vano panik namun terlihat tenang

"Ga ada. Mereka pergi diem-diem kayaknya." jawab Aiden

"Jadi? Gimana? Ini udah berkali-kali ditelpon tapi mereka ga aktif." Cuwa dan Jani yang dari tadi menghubungi kedua orang itu memiliki feeling yang tidak enak.

"Ini juga udah di lacak, gue rasa, mereka ga pake cincin yang gue buat." Dinda menatap layar laptopnya yang bertampilkan seperti lingkaran pelacak keberadaan dengan lambang bulat kecil bewarna merah yang menandakan posisi keberadaan mereka dan ada cahaya yang berputar 360° untuk mendeteksi dimana dua orang itu berada.

"Mereka gegabah." ujar Qiila melipat tangannya di dada membuat atensi mengarah padanya.

"Maksut lo?" tanya Aiden

"Gue ngedenger perbincangan mereka buat keruang bawah tanah yang ada diruang kantor pribadi perusahaan Endraland." jelas Qiila

"Endraland?" Jayvan mengerutkan alisnya bingung

"Perusahaan Mahen Anggara, bokap Dila." tutur Vano dengan tatapan serius lalu berlari keluar yang disusul oleh Aiden dengan tergesah-gesah serta rasa cemas yang menyertai

"Shit." umpat Tiara yang terdengar oleh mereka

"Kalo kita nyusul dengan cara mencar gini, bahaya." sambungnya

"Pake mobil, gitu?" ungkap Jani tepat

"Mobil siapa?" tanya Arsen

"Dirga, bisa bantu kita."

"Dirga?"

"Ya, gue." atensi mereka teralihkan keluar kelas, dimana seorang lelaki tinggi berdiri tegap dengan jaket hitam yang bertuliskan galofter tepat dibagian kiri atas jaket tersebut.

Strange Mystery (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang