44. Berhasil

10 2 1
                                    

"I need you like the air I breathe, I need, I need You more than me, I need You more than anything, please."

***

"Zei, ini lo? Hidup? Lo hidup?" Jayvan mengelus kedua tangan Tiara secara bergantian dan menangkup kedua pipi kekasihnya dengan ketulusan dan sorot mata yang menunjukkan rindu.

"Apasih, Jay, gajelas lo! Lo kira gue mati?" Tiara memasang raut wajah yang cemberut, ini kali pertamanya Tiara bertingkah seperti ini terhadap Jayvan.

Jayvan tersenyum bahagia, didepan matanya saat ini ialah kekasihnya sendiri, wanita yang ia cintai begitu dalam, "Zei, tetep sama gue."

Tiara meletakkan telapak tangannya pada dahi Jayvan, "Ga panas, lo gila, ya?"

Jayvan memeluk Tiara erat, sangat erat, "Zei, gue bangga punya lo, gue mau cerita banyak ke lo, boleh?"

Tiara mengangguk sebagai respon dan bersiap mendengarkan cerita Jayvan.

"Kemaren, malem, orangtua gue ribut lagi, tapi kali ini ributnya serius."

"Orang ribut mana yang ga serius, Jay?" Tiara tertawa kecil yang membuatnya terlihat begitu manis dan berhasil membuat Jayvan ikut tersenyum salah tingkah, bisa-bisanya wanita didepannya ini membuatnya bahagia hanya dengan satu kali tertawa?

"Oke gue salah, tapi kali ini serius, orangtua gue cerai, Zei, dan itu posisinya bang Jean belum pulang dari rumah sakit. Gue udah ngechat lo tapi ceklis satu, jadi gue ceritain semuanya ke Moka. Lo tau ga, sih, posisi Moka itu duduk diem natep gue kek emang bener-bener dengerin cerita gue, coba aja gue bisa bahasa kucing, udah gue ajak ngobrol." Jayvan tertawa pelan diakhir percakapannya, ia merasa legah padahal ia belum mendengar respon dari Tiara.

"Lo kalo cape, dateng ke gue, ya? Gue selalu ada di hati, pikiran lo. Apapun yang terjadi kedepannya, tetap kejar impian lo dan terus maju, sedih boleh, tapi jangan terlalu larut. Lo masih punya abang Jean, walau dianya sibuk, gue yakin kalo dia juga butuh teman cerita. Jay, kalo dunia lagi ga berpihak, selalu ingat bahwa akan datang hal baik tiap kondisinya, Zeila percaya kalo Jay anak yang kuat. Maaf, Zei telat, Zei sayang banget ke Jay, kalo orang-orang ngeliat Jayvan dengan mata Zeila, pasti orang itu akan melihat sisi lain dari Jayvan, Zeila bangga bisa ada dalam kisah Jayvan." Tiara tersenyum hingga kedua matanya menyipit.

Tak dapat dibohongi, Jayvan tidak bisa menahan bendungan airmata nya lagi, ia menarik nafas dalam-dalam.

"Andai mereka tau sisi lain dari lo, Zei. Sisi lain yang dimana cuma Jay yang ngelihat, Jay lebih bangga punya Zei. Senyum, mata, suara, hobi, bahkan sampai sifat cueknya Zei, pun, Jayvan suka. Jayvan suka semua tentang Zeila, Tiara Marzaiela. Terima kasih udah ngeberi banyak warna dalam hidup Jay yang awalnya hanya sekedar hitam dan putih. Tetep sama Jay, ya?"

Tiara hanya tersenyum menanggapi jawaban dari Jayvan, ia berdiri yang membuat Jayvan ikut berdiri menatapnya bingung. "Zei? lo mau kemana?"

"Zei? Zeila!"

Jayvan membuka matanya dan sontak duduk dari tidurnya, nafasnya terengah-engah, dan waktu menunjukkan pukul tujuh pagi.

"Ini mimpi?" Jayvan meraup wajahnya kasar, mimpi itu terasa sangat nyata, pelukan hangatnya, bahkan suaranya terdengar sangat jelas di telinga Jayvan.

Strange Mystery (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang