41. Ketiga Kalinya

12 3 0
                                    

Halo gaisekkuu😻

Inn syaa Allah diusahain rajin up yh, doakan sj.

Happy Reading!!

~~

"Gimana ini anjing, hujan udah redah tapi Dinda ga ketemu!" Darma mengacak rambutnya kasar lalu meraup wajahnya, ia takut akan terjadi hal buruk pada Dinda karena kekasihnya itu tidak bisa berenang, ditambah lagi ombak yang sangat besar membuat lelaki itu semakin khawatir akan keselamatan Dinda.

"Kita cari lagi, ya? Jangan nyerah dulu," Jayvan menenangkan Darma dengan mengelus punggungnya

"Mencar lo pada, hubungin kalo udah ketemu." ucap Jayvan lalu berlari ke arah lautan, semua menurut dan berpencar untuk mencari keberadaan Dinda.

"Reta disini aja, ya? Duduk kalem aja, Avin bantu cari Dinda dulu." Ravin mengelus kepala Mareta pelan lalu tersenyum hangat padanya. Ravin pergi setelah mendapat persetujuan dari Mareta.

Lima belas menit berlalu, hasilnya masih sama. Darma terduduk pada bebatuan dengan harapan bahwa ini hanyalah mimpi, Darma terdiam pasrah memandang air laut yang mulai tenang, tanpa ia sadari, air matanya menetes. Darma mengepalkan tangannya kuat, amarah menyeruak di dadanya, lelaki itu ingin marah, marah pada kecerobohan Haydar yang menyebabkan ini semua. Namun, rasa khawatir nya lebih besar daripada amarahnya itu.

"Jadi Haydar sakit, tapi jadi Darma juga sakit." gumam Reta yang melihat dari kejauhan.

Aiden menepuk pundak Darma, "Dar,"

"Tinggalin gue sendiri, kalian pulang aja, tolong."

Mendengar ucapan itu, Aiden saling pandang dengan Jayvan dengan tatapan sedih. Tak berselang lama, Jayvan memberikan kode untuk meninggalkan Darma sendiri disana.

"Kalo ada apa-apa, hubungin kita." Aiden mengelus pundak Darma lalu pergi meninggalkannya sendiri.

Aiden berhenti pada langkah ke lima dan merogoh saku untuk mengambil benda gepeng yang berdering.

"Vano?" gumam Aiden membaca nama yang tertera pada Handphone miliknya.

"Kenapa?" tanya Jayvan merasa aneh akibat perubahan sikap Aiden.

"Vano," Aiden mengangkat telepon tersebut, Jayvan diam menatap raut wajah Aiden yang tak berselang lama raut wajah yang tenang itu menunjukkan ekspresi panik tak karuan.

"Ada apa?" tanya Jayvan bingung

Aiden menyimpan hp nya panik, "Kita kerumah sakit sekarang, Haydar kecelakaan."

Jayvan sontak memberikan kode pada semua untuk segera bersiap pergi dari sana, Ravin yang bingung itu menghampiri Mareta dan menggenggam tangannya erat bergegas ke arah tempat dimana motor mereka diparkirkan.

"Darma gimana?" tanya Arsen bingung sekaligus panik, jantungnya berdegup kencang.

"Haydar, Sen. Haydar kecelakaan."

***

"Permisi, pasien yang kecelakaan di jalan Permaja 18 ada di kamar berapa?" tanya Arsen pada suster disana.

Strange Mystery (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang