35. Belum Terungkap

19 3 4
                                    

Hallooo Gaisseekk

Kembali lagi dengan Samber disini!

Jangan lupa vote & komennya ya

Happy Reading😻💘

~~

Di tengah terik nya sinar matahari, para remaja itu berkumpul di sebuah tempat biasa mereka nongkrong. Tepat setelah pulang sekolah, mereka langsung berkumpul bersama di tempat itu untuk membahas sebuah misi yang kini tengah mereka jalankan. Meski lelah, serta masalah terus mengejar. Hal itu tidak membuat mereka berhenti untuk menyerah dan terus mencari tau isi dari ruangan rahasia yang ada disebelah ruang kepala sekolah Brinatama. Walaupun banyak masalah lain yang muncul, masalah itu tidak jauh dan ada sangkut pautnya dengan ruangan rahasia yang kini tengah mereka cari tau. Banyak bukti berupa flashdisk, video, ataupun foto yang mereka dapat belum bisa memecahkan masalah, yang ada malah menambah masalah mereka.

"Gue udah masuk ke ruang identitas siswa Brinatama, dan gue nemuin ini." Ravindra memberikan sebuah berkas yang ia temukan di ruang data siswa siswi, guru, pegawai serta staff Brinatama.

"Dapet darimana lo?" tanya Arsen.

"Ruang data penting, gue dan Mareta gunain kesempatan masuk kesana karena walikelas gue nyuruh buat cari berkas identitas kelas gue."

Saat waktu istirahat, Ravindra dan Mareta memulai aksi mereka untuk memasuki ruangan tersebut. Hal itu dikarenakan Ravindra yang diperintahkan oleh wali kelasnya untuk mencari berkas identitas kelasnya. Mengingat rencana mereka yang ingin mencari tau identitas Pak Toto-Satpam Brinatama- membuat Ravindra mengajak Mareta untuk ikut dalam kesempatan itu.

Jayvan mengambil berkas tersebut dan membaca isinya. "Toto Dermana," gumamnya membaca berkas yang kini berada di tangannya.

"Rebecca Octarea. Dinda, cari identitas nama ini." Jayvan menunjukkan berkas tersebut pada Dinda.

Dinda yang siap siaga dengan laptop di tangannya mulai mencari tau identitas dari nama itu yang merupakan anak tunggal perempuan Pak Toto.

"Gue kek kenal nama tu orang," penuturan Aiden membuat sepasang mata menatap kearahnya dengan tatapan penasaran dan bertanya-tanya.

"Coba lo inget-inget, Ai." jawab Nadin yang berada disebelahnya.

Aiden mulai mengingat-ngingat, "Rebecca.. Becca.." lirihnya pelan sembari mengingat.

"Aggrh, gabisa gua. Udah diujung lidah padahal." ucap Aiden sedikit kesal dengan intonasi yang agak meninggi. Ia memijat pelipisnya pelan dengan kepala yang agak tertunduk.

Nadin yang melihat hal itu sontak mengelus punggungnya pelan sembari tersenyum tipis. "Gapapa, jangan dipaksa. Ntar juga tiba-tiba inget." paparnya pelan pada kekasihnya itu.

"Gue cuma dapet potonya doang, kayaknya ini kakak dari Rebecca?" Dinda memutar laptop yang ia pegang agar semua melihat poto itu.

"Kata Pak Toto, anaknya cuma satu." jawab Cuwa yang duduk disamping Dinda.

"Ga mungkin, kan, pamannya?" celoteh Qiila.

"Gila lo, itu mukanya agak mirip. Mungkin sepupunya?" ujar Dila.

"Ga ada bukti lain?" tanya Tiara.

Strange Mystery (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang