39. Akhir Dari Mereka?

19 3 1
                                    

Vote Komen sangat dinantikan!

Happy Reading

~~

"Udah siap semua?" tanya Arsen menatap mereka satu persatu, termasuk Dirga, mereka semua berkumpul di depan gerbang Brinatama dan bersiap untuk melanjutkan misi mereka yang tertunda karena tadi malam.

"Ga kerumah Haydar dulu aja? Gue takut dia kenapa-napa." saran Gio menatap mereka dengan penuh harapan.

"Iya, ayo. Habis dari sana, kita langsung ke perumahan itu, ya?" tanya Jayvan pelan dan mendapat anggukan dari Gio.

"Lo tau, kan, Zei?" tanya Jayvan pada Tiara.

"Gue tau." jawab Tiara.

Mereka semua bergegas pergi ke rumah Haydar, sesampainya disana, Ibu dari Haydar berada dihalaman tengah menyiram tanaman.

"Permisi tante, maaf ganggu waktunya, Haydar nya ada?" tanya Gio sopan kepada Ibu dari Haydar itu.

"Loh, bukannya sama kalian, ya? Semalem dia ngabarin kalo dia nginep di markas tempat biasa kalian main." jawab Ibu dari Haydar yang mulai merasa khawatir itu.

"Oh iya, gue lupa kalo dia ngabarin gue semalem. Dia memang ada di markas kok tante, makasih, ya. Maaf ganggu tante, kita pamit dulu." bohong Arsen lalu memutar balik motornya dan membuat Jani yang berada dibelakangnya sontak menepuk pundak Arsen pelan.

"Beneran?" bisik Jani pada Arsen dan mendapat gelengan dari Arsen. Semua mengikut arah Arsen pergi, Gio menyamakan posisi motornya disamping motor Arsen.

"Beneran, Sen? Kok lo ga bilang?" tanya Gio

"Ngga," Arsen menghentikan motornya dan membuat semua berkumpul didekatnya.

"Gue bohong doang, lo mau nyokapnya khawatir cuma gegara kita yang gatau dimana keberadaan Haydar?" ucap Arsen yang membuat mereka merasakan kekhawatiran.

"Coba telpon Haydar." ujar Vano

"Dia ga aktif." jawab Gio yang makin penasaran.

"Jadi? Gimana? Lo tau Haydar biasanya kemana?" tanya Aiden bersedekap dada.

Gio menggeleng, "Gue ga pernah tau, dia selalu tertutup kalo tentang dirinya sendiri, tapi gue yakin dia gabakal kenapa-napa. Udahlah, ayo ke perumahan itu, tuntasin misi kita, dan balas dendam kepada mereka."

Jayvan tersenyum pada Gio sebagai apresiasi untuknya yang telah berhasil membuang pikiran buruknya pada Haydar. "Ayo." ajaknya lalu mengendarai motor lebih dulu karena Tiara yang mengetahui perumahan tersebut.

Tidak terasa, mereka telah menghabiskan waktu selama tiga jam, dari jam tujuh pagi hingga sekarang waktu telah menunjukkan pukul sepuluh pagi.

"Masih jauh, ya?" tanya Darma yang merasa pegal pada lengan dan tengkuk.

"Sebentar lagi." jawab Tiara apa adanya.

Dinda memijat bahu Darma, "Sabar, ya? Semangat demi misi dan dendam kita!" ucapnya menyemangati kekasihnya itu.

Darma tersenyum manis, "Jadi semangat lagi, deh." ucapnya lalu terkekeh yang membuat Dinda ikut tertawa.

Strange Mystery (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang