“Cuaca selalu hujan tiap aku ke sini.” [Name] menginjak jalan setapak taman berhias danau. Memutar tubuh, lantas mengulurkan tangan pada Gojo yang belum berpijak di jalan taman ini. “Ayo masuk!”
Gojo mengatup bibir, kemudian menatap uluran tangan sang gadis. Tanpa menerima, ia langsung melangkah melewati perempuan itu.
[Name] menggigit bibir bawah. Menarik tangan kembali. Kemudian menatap kepergian Gojo dengan pandangan sulit.
“Uuh, agak nyes, sih,” katanya. Merasa sesak di hati. “Aku sepertinya terlalu senang tadi.”
Ia segera menyusul Gojo yang sudah agak jauh di depan. Lalu memelankan langkah, menjaga beberapa jarak dari pria itu kala merasakan aura tak bersahabat.
[Name] mengulum bibir. Sadar akan ketenangan yang begitu sesak ini. Ia menghela napas, lantas melangkah mendekat Gojo. Berdiri tepat di samping pria itu.
“Gojo mau kukasih tahu sesuatu?” katanya sembari menyungging senyum.
“Apa?” balas Gojo tak niat.
“Orang keempat itu Maki, ketiga adalah Nobara, dan yang kedua itu paman Haruto, lho.”
Gojo diam. Perlahan menoleh ke kanan, menatap [Name] dengan pandangan paham. “Maksudmu tentang bunga yang kau berikan pada orang yang kau sayang, huh?”
[Name] mengangguk. “Aku menghitung dari bawah. Jadi, orang pertama yang sangat kusayang itu paling terakhir kuberikan.” Ia menatap mawar merah yang berada dalam genggaman. “Aku akan memberikannya setelah sampai di pinggir danau.”
“... Hee.”
[Name] berlari kecil menuju bangku panjang di tepi danau. Saat sampai, ia berbalik. Melambai ceria pada sang surai putih.
Gojo mengernyit. Tiba-tiba merasa jengkel. Sebegitu senangnya sang gadis ingin bertemu dengan orang yang dia sayang?
Kenapa juga aku mau ikut, sih? batinnya. Tak lama lagi sampai di dekat [Name].
“Ini.” [Name] mengulurkan bunga mawar merah itu pada Gojo.
“... Eh?”
“Gojo orang pertama,” ucap [Name]. “Dan kau dapat mawar merah. Rawat baik, ya.”
Gojo bungkam. Tak ayal ia menggenggam buket pemberian sang gadis perlahan. “Aku ini sibuk, jadi tak bisa merawat bunga.”
“Gojo cuma perlu menyiapkan vas bunga. Lalu masukkan gula dan cuka ke dalam airnya. Mawar ini memang tak bisa bertahan lama, tapi setidaknya bisa menghias mejamu selama seminggu.”
“Hee. Kalau kayak begitu. Kau yang urus nanti di asramaku.” Pria itu menyungging seringai. Suasana hati pun membaik setelah menerima bunga ini dari sang gadis.
Juga mengetahui fakta, jika ia adalah orang pertama bagi [Name] ... lagi.
“He?” [Name] mengerjap. Dia dapat undangan masuk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Him Love Me
Fanfiction"Aku menyukaimu. Saat kau mengingatku, apakah kau mau menerima pernyataanku?" Gadis itu adalah kenalan dari Sang Terkuat. Namun, setelah tujuh belas tahun berpisah. Ingatan akan diri sang gadis sudah terkubur jauh, tenggelam di tempat paling gelap d...