[Name] menaiki tangga menuju ruang Kepala Sekolah bersama Gojo. “Jadi, misi apa yang sebenarnya akan kau terima?”
“Kau akan lihat nanti.”
Pintu besar ruangan itu terbuka. Menampilkan perabotan ruangan, juga Yaga yang menjahit boneka bersama pria tinggi surai kuning mengenakan kacamata aneh.
“Wah! Nanami juga ada di sini!” Gojo melambai sembari melangkah masuk diikuti [Name].
“Oh? Jadi kau memilih berpasangan dengan [Name], ya?” kata Yaga setelah Gojo berhenti jalan beberapa jarak di depan. “Bagus. Aku akan menjelaskan misi kalian berdua.”
[Name] mengerjap, lalu mengangkat sebelah alis. Memilih? Ada sesuatu yang kulewatkan? batinnya.
“Baiklah. Satoru dan [Name], kalian—”
“Nanami, kau akan ke mana?” tanya Gojo.
“Hei, dengarkan aku—”
“Saya dapat bagian di prefektur Shinjuku.”
Nanami Kento adalah nama dari pria surai pirang yang mengenakan kacamata aneh. Memakai jas layaknya seorang direktur, juga rambut yang tersisir ke belakang hingga begitu rapi dilihat.
“Hee. Kau pergi bareng Yuuji?”
“Tidak. Saya sendiri. Lagi pula dia kelihatan sibuk dengan misi yang telah kau abaikan, Gojo-san.”
“Nyeh.”
Dia juga adik kelas Gojo Satoru saat sekolah menengah atas.
[Name] mendengarkan pembicaraan mereka dalam diam. Menyungging senyum hingga mata tertutup. Menangkap korelasi di antara Gojo dan Nanami membuat ia berpikir jika mereka berdua memiliki hubungan yang baik. Meski disembunyikan dengan interaksi yang cukup buruk.
Yaga bungkam. Melihat ketiga anak muda di hadapan membuat ia dihampiri tekanan batin. Terutama oleh lelaki surai putih yang dulu merupakan anak didiknya.
Tak mau mendengar.
Ia jadi stres karena Gojo.
“Kalian berdua pergilah ke prefektur Taito,” kata Yaga pada Gojo dan [Name]. “Satoru, kupikir kau sudah tahu harus melakukan apa tanpa kujelaskan dan [Name], kau bisa menanyakan apa pun pada anak sialan ini nanti.”
Sang gadis mengangguk. “Oke.”
“Sudah, 'kan? Ayo, pergi.” Gojo berbalik.
“Kami pergi dulu.” [Name] membungkuk singkat, bentuk formalitas. Lantas mengekor di belakang Gojo.
꒰✐꒱
“Jadi kita ke Taito bagian mana?”
Gojo menatap layar ponsel sambil mengapit dagu, juga berdeham panjang. Melihat lokasi bangunan tempat orang sakit di prefektur Taito. “Ke rumah sakit.”
“Rumah sakit mana? Biasa atau jiwa?”
“Biasa, tapi kayaknya anak yang bermasalah itu nyaris gila karena diikuti roh kutukan terus menerus.” Gojo memasukkan ponsel dalam saku. “Usianya empat belas tahun. Dia mulai menerima teror sejak umur enam tahun. Bisa bertahan sampai sekarang itu sudah bagus.”
[Name] menatap Gojo dalam diam. Melihat pria itu bersedekap sembari menyandar pada mobil warna hitam—tepat di pintu depan. Wajah pria itu menunjukkan keseriusan yang jelas, berpikir kritis untuk menyelesaikan misi yang akan mereka laksanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Him Love Me
Fanfic"Aku menyukaimu. Saat kau mengingatku, apakah kau mau menerima pernyataanku?" Gadis itu adalah kenalan dari Sang Terkuat. Namun, setelah tujuh belas tahun berpisah. Ingatan akan diri sang gadis sudah terkubur jauh, tenggelam di tempat paling gelap d...