꒰15꒱ :: Satu titik cahaya.

434 86 22
                                    

“Nggak. Ganti, deh.” Gojo mengernyit.

“Mari masuk, Nona.”

“Menurutku legging ini sudah bagus ....”

“Coba pakai stocking?” sahut Gojo sambil menopang dagu.

Sebentar ... kenapa bisa kayak begini? [Name] mengikuti dua pelayan butik yang masuk ke ruang ganti. Ia menyungging senyum penuh tanya dan tak percaya. Kemudian melirik Gojo yang tengah duduk santai di sofa.

“Nona, tolong pakai ini.” Pelayan wanita berambut pirang memberikan sepasang stocking hitam pada sang gadis.

[Name] menatap benda itu agak ragu. Pada bagian bawah stocking, kainnya cukup tebal dari ujung kaki sampai betis hingga tidak terekspos. Lalu pada bagian lutut dan paha memiliki lapisan tipis hingga kulit pun tak benar-benar tersamarkan.

Oke, kupikir ini sudah cukup bagus hingga bisa memuaskan Gojo. [Name] menerima stocking itu segera. Kemudian memakainya dengan cepat.

Gojo menyandar malas. Menatap langit ruangan. Kenapa si gadis begitu lama?

Yah, salahku juga mengajaknya tiba-tiba ke sini cuma karena stocking dan legging, sih, batin pria itu.

Suara tirai yang tersingkap mengalun ke pendengaran hingga telinga Gojo pun bergerak. Ia menegakkan tubuh, menemukan pelayan wanita berdiri di bingkai pintu ruang ganti yang berada di sebelah kiri.

“Tuan, Nona sudah siap,” katanya.

Bibir Gojo spontan terbuka kala [Name] keluar dari ruang ganti. Netra biru dengan teliti menatap stocking yang melekat di kaki sang gadis.

“Jadi?” tanya [Name]. Agak malu ditilik oleh Gojo. Jantungnya bahkan mulai berdebar kencang antara senang dan gugup.

“... Ayo pergi, [Name].” Gojo berdiri. Kemudian melangkah ke pintu yang telah dibuka oleh pelayan.

[Name] melihat ke pelayan wanita. “Bayarannya?”

“Tuan sudah mengurusnya, Nona.”

“Pajak?”

“Sudah dibayar.”

[Name] bergeming sebentar. Lalu mengangguk paham. “Oke. Terima kasih atas pelayanannya.”

“Sama-sama! Terima kasih juga telah berkunjung!”

꒰꒰꒱꒱

“Kau tahu? Mengajakku ke butik hanya untuk mencoba legging dan stocking itu bisa bikin salah paham, lho?” [Name] menangkup wajah. Bertopang pada meja. Menatap Gojo yang tengah menikmati makanan manis hingga pipinya mengembung lucu.

Aw, dia lucu banget, batin sang gadis begitu gemas.

“Bukannya kau harus berterima kasih dulu sebelum bertanya, ya, [Name]?”

“Terima kasih.” Gadis itu tersenyum lebar.

“... Nyeh.”

“Jadi?” Mata [Name] berbinar.

“Nggak ada. Aku tidak terbiasa melihat gadis sepertimu memakai pakaian terbuka,” jawabnya.

Padahal dulu dia adalah penggemar model wanita seksi dengan bibir menggoda.

“Tapi aku tetap senang!”

Make Him Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang