“Wah, terima kasih banget buat traktirannya, ya, Gojo!”
“Sama-sama!”
Gojo menutup pintu restoran, kemudian menyusul [Name] yang sudah melangkah agak jauh di depan. Kedua tangan masuk dalam saku baju. Bibir menyungging senyum miring sambil memperhatikan sang gadis.
“Jadi, kita bakal langsung pulang, nih?” tanya [Name] tanpa menoleh.
Si surai putih agak tertegun. Teringat sesuatu. Esok hari ... dia harus mengunjungi suatu tempat. Di mana diri mesti membawa sesuatu sebagai peringatan.
Gojo menoleh ke kiri, disuguhkan pemandangan bunga yang tersusun rapi dekat jendela kaca besar dari sebuah toko. Ia spontan berhenti jalan, merenung sebentar. Lalu menyusul [Name] segera. Mencengkeram pergelangan kanan gadis itu, menariknya masuk ke toko.
“Eh? Gojo mau apa—”
[Name] mengatup bibir saat berada di ruangan penuh bunga. Ia mengerjap. Seketika teringat akan buket bunga yang selalu diri terima.
“Toko ... bunga?” gumamnya sembari mengernyit.
“Aku mau cari bunga buat pemakaman seseorang.” Gojo melangkah ke rak paling kanan.
Pemakaman seseorang? [Name] menggigit bibir bawah. Lantas mengikuti Gojo.
“Mba pelayan~! Aku ambil ini, ya.” Pria itu menunjuk bunga warna putih.
Anyelir, batin [Name] dengan bibir sedikit terbuka. Kemudian melirik Gojo, menilik ekspresinya. Tak ada raut sedih ataupun duka, dia hanya menyungging seringai seperti biasa.
“Kapan ... Gojo akan membawa bunga ini?” tanya [Name] juga menyungging senyum. Hati-hati dalam bertanya agar tak berlebihan.
“Besok.”
“Oke.” [Name] mengangguk. “Kalau begitu ... ada yang mau kutanyakan pada pekerja di sini dulu, ya.”
꒰꒰꒱꒱
“[Name], bisa kau berikan laporan ini pada Satoru?”
“Eh?”
[Name] mengerjap. Lalu menatap buku cukup tebal berisi laporan yang sedang diulurkan Yaga.
Aku dipanggil buat memberikan buku ini pada Gojo? batin [Name] sambil menerima benda itu.
“Kau dekat dengannya akhir-akhir ini. Panda bilang begitu padaku.” Yaga menyentuh salah satu boneka, lalu menjahit. “Kupikir kau bisa memberikan laporan ini pada anak itu, Ijichi sudah kelelahan mengurus semua laporan Satoru.”
“Ah ....” [Name] mengangguk. “Saya tak masalah, tapi ... Gojo lagi keluar.”
“Ha? Anak itu ke mana?”
Yaga belum melayangkan perintah apa pun pada si surai putih. Lantas, ke mana dia pergi sekarang?
“Semalam, kami singgah di toko bunga. Gojo ... membeli bunga anyelir untuk pemakaman seseorang. Jadi, dia pergi mengunjungi 'seseorang' itu sekarang.”
“Anyelir ...,” gumam Yaga. Mengapit dagu. Tentu dia tahu pemakaman siapa yang Gojo datangi. “Satoru tak menyebut nama orang yang sedang dia kunjungi?”
[Name] menggeleng. “Saya tak berani bertanya seperti itu.”
“Baiklah. Aku mengerti. Kau bisa berikan laporan itu pada Satoru nanti setelah dia kembali. Pergilah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Him Love Me
Fanfic"Aku menyukaimu. Saat kau mengingatku, apakah kau mau menerima pernyataanku?" Gadis itu adalah kenalan dari Sang Terkuat. Namun, setelah tujuh belas tahun berpisah. Ingatan akan diri sang gadis sudah terkubur jauh, tenggelam di tempat paling gelap d...