Gojo melangkah di lorong asrama sembari menunduk. Tampak suram. Ia tidak mengukir ekspresi apa-apa. Kedua tangan hanya mengepal di dalam saku sambil meremas gelang pemberian sang gadis. Pandangan pun cuma fokus pada lantai, beberapa kali menemukan setitik sinar mentari yang telah menerobos masuk.
Gojo berhenti melangkah di depan kamar [Name]. Bergeming sejenak. Lalu melanjutkan jalan.
“Hari ini, ya?” gumamnya.
Ia masih kesal dengan kejadian semalam. Tak bisa menemukan [Name] setelah berjam-jam mencari tanpa arah. Apa ini adalah balasan dari sikap tak pedulinya pada gadis itu?
Gojo melangkah masuk ke ruangan pribadi. Langsung mendudukkan diri di kursi. Mengeluarkan gelang dari saku, menatap lekat.
“Nggak ada waktu. Aku harus cepat,” katanya hendak berdiri untuk bersiap.
Namun, suara dering ponsel menghentikan Gojo.
“Ck, siapa, sih?” Ia merogoh saku. Lalu melihat nama si penghubung. “Ijichi?” Dia merima panggilan itu.
“Ada apa?” tanyanya dengan nada tak ramah.
“Gojo-san punya jadwal untuk bertemu dengan para petinggi hari ini ... sesuai perintah Anda minggu lalu.”
“Oh? Ternyata hari ini, ya?”
Kenapa begitu banyak penghalang?
“Aku akan pergi sebentar, tapi ... kau kejar [Name] sekarang. Paham?” pintah Gojo.
“Oh, baik!”
Gojo memutuskan sambungan telepon. Kemudian memakai gelang sourceriy itu di tangan kiri. “Semoga aja nggak telat, sih.”
꒰꒰꒱꒱
“[Name]-chaan~!”
Sang gadis keluar dari balik pagar rumah sembari menarik koper hitam. Rambut terurai bebas. Tubuhnya melekat celana jeans warna biru dongker dan kaos hitam, bersama jaket yang berwarna sama dengan celana.
“Sudah siap?” tanya Haruto. Memasukkan koper dalam bagasi mobil.
[Name] menarik napas panjang sembari mengangguk. “Yeah.” Lalu menghampiri sang paman. Mengangkat kopernya dan dimasukkan ke bagasi.
“Baiklah, ayoo~”
[Name] menanggapi dengan senyum kecil. Lalu mengikuti Haruto. “Tumben Paman pakai baju kasual?”
“Huh?” Haruto menoleh. “Iya, dong. Paman, 'kan, masih muda.”
Pria ini mengenakan baju kaos putih yang dimasukkan ke celana lain hitam. Ditambah sandal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Him Love Me
Fanfic"Aku menyukaimu. Saat kau mengingatku, apakah kau mau menerima pernyataanku?" Gadis itu adalah kenalan dari Sang Terkuat. Namun, setelah tujuh belas tahun berpisah. Ingatan akan diri sang gadis sudah terkubur jauh, tenggelam di tempat paling gelap d...