BAB 18
NJUR KULINO
***
Kabalan, 1379 Masehi
Hari-hari sibuk kembali menghadang Kusumawardhani setelah kencannya dengan Dananjaya. Ia banyak merenungkan perkataan pemuda itu. Mengenai Kabalan yang monoton, Dananjaya tak sepenuhnya salah. Ia juga mendiskusikan dengan para rakryan mengenai pembangunan di nagari mereka agar perdagangan semakin maju. Setelah banyak berdiskusi, Kusumawardhani mencairkan dana yang tidak sedikit untuk membangun banyak jembatan di sekitar Kabalan, juga memperbaiki beberapa yang telah berdiri agar tetap kokoh. Para pedagang senang, sebab akses mereka ke Kabalan atau sebaliknya dipermudah.
Rakyat-rakyat juga tak kalah bahagia. Mereka tak perlu memutar jalan untuk mengunjungi wilayah lain karena hampir di setiap dukuh didirikan sebuah jembatan dari anyaman bambu yang pondasinya sangat kuat. Para ahli bangunan dikerahkan untuk mendapat hasil yang maksimal. Kusumawardhani tidak ingin mendengar berita ada jembatan roboh di hari hujan badai atau pondasinya terseret arus air sungai yang deras. Perempuan muda itu menyadari bahwa selama ini, dirinya hanya berfokus pada hal-hal besar, sehingga mengabaikan yang sepele. Seperti contoh, pembangunan jembatan memang terlihat remeh. Namun, manfaatnya besar bagi para penduduk.
Selain itu, sang rajakumari mengerahkan mata-mata yang tak lain adalah Taraksa untuk mengintai Bagor dan mengumpulkan bukti-bukti kejahatan pejabat kanuruhan itu. Dan, intuisinya memang benar, serta tajam. Segala kecurigaannya terbukti. Informasi dari Dananjaya seribu persen akurat.
Sama seperti kasus yang diselesaikannya dahulu, Bagor mengelabui para rewang yang tidak bisa baca tulis untuk menyetujui perjanjian perbudakan yang beberapa poinnya menyalahi aturan. Tak hanya itu, Bagor diam-diam menimbun emas di sebuah gudang. Sesuai dengan apa yang tertera di Kitab Kutaramanawa, Kusumawardhani menghukum salah satu bawahannya itu dengan tegas.
Belakangan ini, Kusumawardhani semakin gila kerja. Bukan dalam artian buruk. Bhre Kabalan hanya terlalu semangat menyelesaikan tugas-tugasnya agar bisa menyelinap keluar keraton sesegera mungkin. Sang rajakumari selalu berapi-api ketika mengingat raut wajah Dananjaya yang terlihat malu-malu dan serius di waktu yang bersamaan ketika mengungkapkan perasaannya secara gamblang. Kusumawardhani tahu jika sang pengrajin menyukai dirinya sebagai Pusparasmi sejak dua tahun yang lalu. Namun, begitu memiliki nyali untuk menyatakan perasaan, pemuda itu tak membuang waktu untuk memintanya sebagai kekasih.
Sedikit mengerikan, tetapi Kusumawardhani menemukannya sebagai sesuatu yang menggemaskan dan lucu. Ia tak bisa berhenti tersenyum setiap mengingat momen itu. Sebulan sudah berlalu dan Kusumawardhani belum berpapasan dengan Dananjaya sejak hari keduanya berkencan. Ki Betot berkata bahwa Dananjaya mendapat pesanan kerajinan emas dalam jumlah banyak, sehingga nyaris tidak pernah keluar dari rumah kriya milik keluarganya. Ingin mengunjunginya, Kusumawardhani terlampau malu. Jadilah Ki Betot berinisiatif meminta tolong kepada Gandhi untuk mengatur pertemuan keduanya ketika Dananjaya kembali senggang.
Ah ya, Kusumawardhani tak pernah menceritakan apa yang terjadi pada hari itu. Termasuk kepada Tustika yang amat dipercayanya. Meski sang dayang kesayangan memaksa, Kusumawardhani tidak menceritakan perihal keinginan Dananjaya agar mereka menjadi sepasang kekasih. Juga ketika dirinya meminta Dananjaya untuk memberinya waktu sebelum menjawab. Mungkin itulah alasan Dananjaya menghilang selama satu bulan. Takut cintanya ditolak oleh Pusparasmi.
Sejak hari itu pula, Kusumawardhani banyak merenungkan tentang hubungannya dengan sang pengrajin emas berbakat tersebut. Ia rasa, tak masalah menerima ajakan Dananjaya untuk menjadi sepasang kekasih karena sejujurnya, Kusumawardhani merasa nyaman dan aman di dekat pemuda itu. Sang rajakumari tak pernah merasa tersengat saat bertatap mata, sekalipun itu dengan Wikramawardhana dalam posisi yang cukup intim. Dengan Dananjaya, berbeda. Perempuan itu yakin akan menang jika diadakan sayembara menatap Dananjaya terlama tanpa merasa bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajakumari
Historical Fiction[Cakrawala Mandala Series #4] Hayam Wuruk tak rela melepas putri kesayangannya untuk memerintah di Kabalan, mengurung sang putri mahkota selama tujuh belas tahun lamanya di dalam Keraton Trowulan. Setelah diberikan kebebasan, Kusumawardhani ingin me...