4 | Haus Ilmu Pengetahuan

1K 160 17
                                    

BAB 4
HAUS ILMU PENGETAHUAN



***



Tumapel, 1376 Masehi

Cakradhara adalah ayahanda Sri Rajasanagara yang memerintah di Tumapel. Usianya tak jauh berbeda dari sang permaisuri yang telah mangkat terlebih dahulu. Selain Hayam Wuruk, ia memiliki seorang putra dari selir yang bernama Manggalawardhana atau Ranamanggala. Kusumawardhani adalah cucu keduanya yang lahir setelah Wikramawardhana dan ia amat menyayangi sang rajakumari. Kusumawardhani yang dikenal sangat menjunjung tinggi etika dan tata krama, bisa mengenyahkan itu barang sejenak jika sedang bersama kakeknya.

Ketika sepasang kakek dan cucu itu berjumpa, saat itulah Dewa turun dari keraton ayahandanya di puncak Gunung Arjuna menuju kakinya, mengunjungi candi pendharmaan Kertanegara. Lelaki itu merasa beruntung karena bisa melihat Kusumawardhani setelah hampir satu tahun waktu manusia tidak berjumpa. Ia memang bukan penjaga utama dan yang paling dekat dengan sang rajakumari, tetapi kekaguman dan rasa sayangnya kepada Kusumawardhani tulus. Ia bertekad untuk selalu mengunjungi Kusumawardhani selama sang Bhre Kabalan berada di wilayah kekuasaan ayahandanya. Selama ini Dewa membantu ayahanda dan pamannya untuk mengurusi beberapa masalah kerajaan dan mengisi waktu senggangnya dengan berdiam diri dan berkelana. Namun, mulai sekarang Dewa ingin menghabiskannya dengan melihat keseharian Kusumawardhani di Kabalan.

Setelah sore kemarin bertemu di Candi Singhasari, Bhre Tumapel mengundang cucu kesayangannya untuk bermalam di Keraton Tumapel dan membersihkan diri di petirtaan. Kusumawardhani dijamu dengan baik, juru masak keraton menyajikan hidangan yang sangat pas di lidah sang rajakumari. Cakradhara tahu jika cucunya kelelahan karena melakukan perjalanan jauh mulai dari barat daya ke timur, kemudian pergi ke barat laut. Bhre Tumapel mempersilakan Kusumawardhani untuk tidur di ruangan yang telah disediakan walaupun cucu perempuannya itu masih ingin berbincang banyak dengan kakeknya. Namun, Kertawardhana menolak. Sebagai gantinya, ia berjanji untuk mengantar kepergian Kusumawardhani ke Kabalan esok hari. Ia pun mengikuti kepergian Kusumawardhani dan Cakradhara dari Candi Singhasari.

Sesuai dengan janjinya, setelah menikmati sarapan di pendopo, keduanya menaiki sebuah kereta kuda. Para pengawal turut dari belakang, beberapa mengiringi kuda yang sang rajakumari tunggangi saat datang ke tempat ini. Kusumawardhani tampil cantik dengan kain batik yang melilit tubuhnya, juga selendang berwarna merah menyala yang disampirkan melintasi dada. Ia tak mengenakan mahkota yang selama di Keraton Trowulan selalu menghiasi mustaka-nya. Menurut sang ayahanda, sudah ada mahkota baru yang dibuat langsung oleh pengrajin emas di daerah Kabalan. Kabalan saja sudah dikenal sebagai sentra pengrajin emas terbaik, Kusumawardhani membayangkan seindah apa mahkota yang dibuat langsung oleh pande emas pilihan Sri Rajasanagara.

Sepanjang jalanan yang mereka lintasi, para rakyat bersimpuh di tanah karena mengetahui yang lewat adalah Bhre Tumapel, ayahanda dari maharaja yang tengah berkuasa. Juga mereka tahu bahwa Rajakumari Kusumawardhani akan segera memerintah di Kabalan, jadi tercetuslah kesimpulan bahwa gadis yang berada di atas kereta kencana itu adalah cucu Bhre Tumapel. Rupa-rupanya, sang kakek tak langsung mengantarnya ke Kabalan. Setelah melintasi Sungai Brantas yang mengalir hingga Trowulan dan Daha, mereka singgah di sebuah tempat. Sebuah keraton tua yang tidak lagi berpenghuni.

"Turunlah, Cucuku," pinta Cakradhara sembari mengulurkan tangannya untuk membantu Kusumawardhani turun dari kereta kencana. Kusumawardhani hendak mengeluh, sebab seharusnya dirinya yang membantu Cakradhara turun dari kereta kencana yang terbilang cukup tinggi dari tanah. Namun, Kusumawardhani terdiam karena matanya tak bisa lepas dari bangunan megah yang kosong melompong itu. Luasnya hampir sama seperti Keraton Tumapel, begitu juga arsitekturnya. Ini adalah pertama kalinya sang rajakumari mendatangi tempat ini, tetapi otaknya langsung bisa menyimpulkan sesuatu.

RajakumariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang