AV. 11

99.4K 7.6K 318
                                    

Tandain kalo ada typo we

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tandain kalo ada typo we

📍

Visya terdiam menatap seorang pemuda tampan yang tengah memejamkan mata. Ia melirik kotak bekal yang ia bawa. Sejenak ia menghela nafas, lalu duduk di atas meja.

Visya mencondongkan tubuhnya ke depan, melepaskan sebuah earphone yang tersumbat di telinga Kakak nya.

Kennard sontak membuka mata, ia menatap wajah bersalah adik nya. Ia tahu Visya pasti akan berusaha membujuk nya.

"Kan Ken masih marah?"

Ken melengos menatap pemandangan di luar jendela. Semalam dia seperti orang kesetanan, pikiran nya begitu kacau. Bagaimana jika Visya terluka? Jika itu terjadi, sungguh Ken akan men cap diri nya sebagai Kakak paling buruk di dunia.

"Ini dari Mama, tadi Kak Ken cuma makan roti. Di makan ya."

Ken memejamkan mata, ia kini menatap kotak bekal yang Visya sodorkan ke arah nya. Gadis itu masih setia duduk di atas meja.

"Hm."

Visya menghela nafas, susah memang kalo Kennard marah. Gadis itu lantas turun dari meja seraya membenarkan tas di punggung nya. Ia mendekat ke arah Ken yang masih diam.

Cup.

"Jangan lama-lama ya marah nya, Visya kan udah minta maaf."

Setelah mengecup pipi Ken, Visya langsung beranjak keluar meninggalkan sang Kakak yang tengah tersenyum tipis.

Gadis cantik itu kini tengah berjalan santai di koridor, sesekali bersenandung kecil seraya membalas sapaan siswa siswi di lorong.

Tiba di kelas, Visya mengedarkan pandangannya. Ia mengernyit, bangku di sebelah tempat nya masih kosong.

"Asgara ga sekolah?"gumam Visya pelan, ia berjalan ke arah kursi nya. Mungkin anak itu telah kehilangan hidayah.

Visya duduk manis di tempat, tak lama berselang Naira datang.

"Udah anteng aja di pojokan."celetuk Naira membuat Visya nyengir lebar, gadis mungil itu tengah asik dengan ponsel nya.

"Mau ga?"tawar Naira seraya menyodorkan satu buah jeruk ke arah Visya.

"Satu doang?"Visya mengernyit kan dahinya.

"Dua, satu nya buat istirahat."jawab Naira dengan tawa ringan.

Visya hanya geleng-geleng kepala seraya menerima jeruk itu.

Dua gadis cantik itu kini saling berhadapan, hendak memulai sesi ghibah pagi ini. Namun seperti tak mendapat restu, bel masuk pun berbunyi.

"Ga asik banget udah bel."gerutu Naira  seraya berjalan ke kursi milik nya.

Visya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan nya. Waktu memang menunjukan tepat masuk sekolah.

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang