AV. 36

37.3K 2.8K 234
                                    


Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍

Instagram: ocean.desu

Happy reading

---

Gumaman kesal para murid terdengar samar. Hari Senin memang hari yang paling menyebalkan. Upacara wajib namun membuat siswa kesal karena panas dan di tambah pidato kepala sekolah yang super lama.

Sosok Asgara dengan Hoodie hitam serta tudung yang menutupi separuh wajah nya nampak berjalan tegas masuk ke dalam barisan.

Upacara nyaris sudah separuh berjalan dan murid itu baru terlihat.

Tidak ada yang mengusik nya. Pak Bambang selalu guru BK hanya memantau dari sudut lapangan.

Siapa yang berani menegur siswa yang menyandang marga Lazarus itu?

Sosok siswa yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan guru-guru karena otak yang luar biasa cerdas itu, di tambah Asgara mulai giat masuk sekolah.

Siswa yang dulu hanya tidur di kelas dan masuk seminggu sekali itu kini nampak seperti murid normal.

Bahkan di rapat para petinggi sekolah kemarin, sosok dominan seorang Ghandewa Lazarus tampak tumpang kaki mendengar kan perubahan signifikan Asgara.

Seorang Ayah itu nampak bangga.

Yah, perubahan itu tentu saja ada alasan nya.

"Visya."

Benar. Gadis itu penyebab nya.

Visya mendongak dengan mata menyipit menghalau sinar matahari. Ia menggeser topi nya dengan posisi menyamping.

"Oi jamet."celetuk Naira.

Visya terkekeh dengan pipi merah. Gadis itu kembali mendongak, Asgara berdiri menjulang di depan nya.

"Asgara."bisik Visya di tengah barisan.

Remaja tampan itu sengaja melindungi Visya dari sinar matahari. Ia berdiri bak patung batu.

Badan Asgara menghadap ke depan. Namun tangan kekar nya itu dengan mudah bergerak di belakang sana, menarik dasi yang Visya gunakan membuat gadis mungil itu tertarik dan menempel pada punggung Asgara.

Naira dan Zayn kompak meringis, sedangkan Visya mengacungkan jempol nya ke arah mereka.

"Emang agak laen anak satu ini."ujar Visya seraya melirik Asgara.

Tatapan datar Asgara menyorot sang kepala sekolah yang asik memberikan petuah kepada murid-murid nya.

Seakan menyadari sesuatu, kepala sekolah itu tak sengaja bertatapan dengan mata hitam pekat milik anak murid nya.

Seperti sebuah sengatan, tangan nya sedikit bergetar dan berkeringat. Apa yang anak itu mau?

Ia tidak akan berani menyinggung tuan muda Lazarus itu.

Katakan apa yang harus ia lakukan sekarang! Dalam bicara nya yang menjadi agak terbata-bata, pria itu melihat sosok wajah kecil yang ada di balik punggung Asgara.

Gadis itu nampak mengusap peluh di dahi nya.

Ah! Seakan mendapat mukjizat, akhirnya pria itu mengerti. Ia lantas menyelesaikan petuah nya dan segera pamit undur diri.

"Ada apa pak?"tanya salah satu guru.

Sang kepala sekolah menggeleng. "Cuaca pagi ini sangat panas ya."celetuk nya seraya terkekeh pelan.

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang