AV. 46

30.8K 3.1K 417
                                    

Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍

Absen dulu👉

Happy reading

----

Setelah keluar dari ruang BK, Visya tampak berdiri di balik dinding belokan koridor. Tangan nya terangkat guna menggosok telinga nya yang panas akibat mendengar aduan yang penuh drama dari si Abbey.

Gadis itu benar-benar menjengkelkan.

Mereka berakhir damai karena ancaman Pak Bambang selaku guru bimbingan konseling. Jika tidak, mereka akan di hukum dan mendapat surat peringatan untuk orang tua mereka.

Gadis mungil itu tiba-tiba menajam kan pendengaran nya.

Hanya dalam waktu hitungan detik, Visya menjulur kan kaki nya ke depan.

Bruk!

"Awsss!"

Seorang gadis terjatuh akibat tersandung kaki Visya. Sang pelaku keluar dari balik dinding dengan gaya petantang-petenteng.

"Visya!"teriak Abbey, ia masih terduduk setelah tersungkur begitu saja.

"Ga sengaja."singkat Visya seraya bersedekap dada.

Abbey tampak mengepalkan kedua tangan nya. "Minta maaf ga!"

Visya terkekeh."Ngapain minta maaf? Kan ga sengaja."tengil nya, setelah itu dengan wajah tanpa rasa bersalah, Visya melengos berbalik berjalan berlenggak-lenggok bak model papan atas.

Gadis mungil itu berbalik sejenak."Bye bitch." Ujar nya seraya mengedipkan sebelah mata.

Ia berbelok dan nyaris berteriak mendapati Arta berdiri tegak di depan nya.

Visya mengusap dada nya kaget. Melihat Arta yang diam, Visya reflek meringis dan menyatukan kedua tangan nya.

"Maaf ketua."ujar nya seraya menundukkan badan.

"Lo baru lima langkah keluar dari ruang BK Sya."ketua OSIS itu menggeleng kan kepala.

Gadis ini benar-benar tidak ada kapok nya. Bagaimana bisa ia berulah di dekat ruangan Pak Bambang. Bagaimana jika ia ketahuan?

"Terlanjur dendam kak."tawa Visya mengudara di koridor kelas.

"Masuk kelas."titah Arta.

Visya hormat."Siap ketua!"seru nya, setelah itu ia berlari kecil seraya bersenandung ria.

Sampai di undakan tangga, gadis itu merogoh saku rok nya. Ia mengeluarkan sebungkus permen yupi.

Permen yang ia temukan tepat di samping betis nya. Saat itu, aroma maskulin kembali tercium di dalam ruangan UKS, Visya semakin merasa familiar.

Itu bukan wangi parfum Kennard ataupun Galang.

"Apa punya anggota PMR tadi ya."gumam nya pelan. Ia menatap lama permen yupi itu, tiba-tiba kepala nya pening, suatu kepingan ingatan seperti mencoba masuk ke otak nya.

Visya memegang kepala, darah keluar dari hidung nya. Karena tak fokus, kaki kanan yang belum sepenuhnya memijak undakan tangga akhirnya tergelincir.

Sesosok laki-laki datang menyambar tubuh nya yang nyaris ambruk. Kedua nya jatuh menggelinding dari atas tangga. Visya mencoba menjaga kesadaran nya, ia merasa seakan-akan tubuhnya di rengkuh seseorang.

Bruk!

Kejadian nya begitu cepat. Suasana sepi mengingat saat ini waktu dalam kondisi belajar mengajar.

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang