AV. 35

37.5K 2.7K 246
                                    

Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍

Instagram: ocean.desu

Yang gerak pacar Asgara!👊

Happy reading

-----

Dar!

Visya terkejut bukan main saat wajah Andrew muncul di depan nya.

"PAPA!"

Pria tampan itu tertawa tanpa dosa. Visya menghentakkan kaki kesal, ia hendak melewati Andrew, namun sang papa dengan cepat menarik nya pelan.

"Dari mana kamu bocah?"tuding Andrew.

Visya melirik jam tangan warna biru yang melingkar lucu di pergelangan tangan nya. Jam menunjukkan pukul setengah enam sore.

Mata bulat itu lantas melirik ke halaman samping yang hanya terlapisi kaca sebagai sekat.

Di sana ada Galang yang tengah mencuci motor sport nya dan juga Kennard yang asik bermain gitar di gazebo.

Lah, tumben kakak-kakak nya pada anteng di rumah setelah pulang sekolah.

Pantas saja Andrew langsung mengintrogasi nya. Lagian tumben sekali Papa nya ada di mansion, harus nya kan di kantor.

"Papa tumben jam segini udah di rumah?"

"Heh, jawab dulu pertanyaan Papa."

Visya mendapatkan sentilan gemas di jidat nya. Andrew berlutut di depan Visya.

"Papa tau Sya, tapi Papa mau denger dari mulut kamu sendiri."ujar Andrew serius.

Visya menggaruk pipi nya. "Tadi jenguk temen nya Asgara di rumah sakit."

"Oke."singkat Andrew. Pria itu bangkit dan mengacak rambut putri nya.

"Pa."Visya memegang lengan Andrew yang hendak pergi.

"Apa?"alis Andrew mengkerut sejenak.

"Papa ga marah?"

Andrew menghela nafas lalu menggeleng. "Kalo ada apa-apa bilang Papa ya."

Visya bangkit dan menganggukkan kepala nya. Gadis itu kemudian berjalan ke belakang tubuh Papa nya.

"Gendong Pa!"

Andrew gelagapan."Aduh, Papa mau ke---"

Hap.

Tubuh Visya sudah keburu menempel di punggung lebar Andrew. Visya tertawa melihat wajah masam sang Papa.

Andrew menahan tubuh belakang anak nya. Dengan pasrah ia mulai berjalan menuju kamar putri ke sayangan nya.

"Mama mana?"

"Di kamar."

"Tumben banget pada lengkap di rumah. Papa juga ga di kantor sekarang."

Andrew menaiki tangga dengan santai. "Ya suka suka Papa lah."sombong nya.

"Dih songong banget, ga takut tuh kantor bangkrut."cerca Visya.

"Ekhm. Kantor Papa banyak, uang juga itu sampe bingung mau di taruh mana."

Visya tertawa mendengar jawaban tengil Andrew.

"Yaelah gitu doang, itu banyak karena Papa pelit."

"Sembarangan!"sembur Andrew tak terima. Tawa Visya semakin keras.

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang