AV. 15

98.1K 7.5K 701
                                    

Kalian dari kota mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian dari kota mana?

Kalian dari kota mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"DC?"- Visya

°°°

Hari ini, sekolah tampak sibuk. Terutama para anggota osis yang sejak pagi sudah mondar-mandir dengan tugas masing-masing.

Di ketahui hari ini, SMA Praja Utama menjadi tuan rumah sparing permainan bola basket. Dan yang menjadi partner sekaligus tamu nya adalah tim basket dari sekolah Internasional high school.

Ya. Sekolah internasional paling elit yang ada di negara ini. Bisa di bayangkan, betapa antusiasnya pihak sekolah menyambut kedatangan mereka.

Memang, dua tahun terakhir ini sekolah mereka dilirik akan prestasi non akademik yang melonjak pesat. Bahkan berbagai cabang lomba olahraga berhasil mereka menangkan. Pencapaian yang sungguh luar biasa, hingga dapat menarik perhatian beberapa sekolah internasional.

Visya menghembuskan nafas. Ia saat ini tengah duduk di taman belakang sekolah sendirian. Tentu saja karena Naira tengah sibuk dengan anggota osis lainnya, dan juga Kakak nya Ken tengah bersiap dengan tim basket nya.

Tak heran bagi mereka jika kebanyakan dari tim basket adalah inti serta anggota Darkez. Ya, karena pada dasarnya yang mencetak prestasi sebaik ini adalah mereka.

Visya yang hampir memejamkan mata lantas membuka nya. Terdengar suara riuh dari aula utama, ia tebak tim sekolah lain sudah tiba.

"Ck, berisik ah! Mau bobo."

Jika saja bukan Ken yang main, mungkin saja Visya sudah meringkuk di atas ranjang empuk UKS.

Gadis mungil itu lantas meninggalkan taman, berjalan menuju aula utama dimana seluruh murid berkumpul di sana. Tentu saja dengan adanya kegiatan ini, sekolah memberikan free class bagi murid.

Tiba-tiba Visya berhenti, ia menoleh ke arah bangunan lab. Bangunan yang rusak akibat kebakaran itu sudah mulai di perbaiki.

Visya kembali melangkah, ia mengernyit heran. Sudah hampir seminggu sejak ia kembali bersekolah, dan sejak saat itu juga ia tidak pernah melihat batang hidung Asgara.

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang