33|IFT

14.1K 589 26
                                    

~Happy Reading~

••🦋••

Tak seperti biasanya, di kelas Tirta terus murung meratapi nasibnya. Biasanya, pas bel istirahat tiba, ia pasti akan selalu memaksa Alodie untuk menemaninya ke kantin. Rasanya, suasana seperti itu sangat menyenangkan dan sulit untuk di lupakan.

Cowok itu menoleh menatapi tempat duduk di sampingnya yang kosong. Hari ini Alodie tidak masuk sekolah, Tirta tahu alasannya apa, karena sahabatnya itu sudah di keluarkan dari sekolah ini.

Sejujurnya, Tirta sendiri pun kurang yakin dengan kenyataan bahwa Alodie hamil. Otaknya masih bimbang mengambil kesimpulan yang pas. Karena setahunya, Alodie sama sekali tidak pernah dekat sama cowok mana pun selain dirinya dan Kenzo—kakak laki-lakinya.

"Hai, Tirta."

Sontak Tirta langsung mendongak melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata Prisya, cewek itu tiba-tiba duduk di bangku Alodie tepat di sampingnya.

"Lo kenapa? Kok murung terus dari tadi?" tanya Prisya. Pasalnya, Prisya memang jarang keluar kelas kalau jam istirahat sedang berlangsung. Biasanya, cewek itu hanya diam di kelas menikmati bekalnya seorang diri.

"Nggak apa-apa," jawab Tirta lesu.

"Lagi mikirin Alodie, ya?" tebak Prisya. "Memang berita di mading kemarin benar kalau Alodie hamil di luar nikah?" tanyanya membuat Tirta langsung menoleh.

Tirta mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu. "Gue nggak tau."

"Siapa, sih, yang tega ngelakuin semua ini sama Alodie, kok, tega banget," ujar Prisya. Walau pun Alodie tidak suka padanya, tapi Prisya sangat yakin kalau Alodie adalah orang baik.

"Yang pasti orang itu benci banget sama Ody," sahut Tirta. Matanya tertuju lurus ke depan menatap objek yang baru saja muncul di ambang pintu kelas.

Prisya pun juga ikut menoleh, ternyata ada Bita yang baru saja pulang dari kantin. Bisa Prisya lihat kalau keduanya saling pandang—tatapan penuh permusuhan.

"Apa lo? Mau nuduh gue?" tanya Bita galak. Untung saja telinganya menangkap dengan cermat perbincangan dari Tirta dan Prisya barusan.

Tirta bangkit daru duduknya, ia berjalan mendekat ke arah Bita. "Kalau bukan lo siapa lagi? Di sekolah ini satu-satunya orang yang paling benci sama Ody cuma lo!"

"Jadi, maksud lo gara-gara gue sama Alodie suka berantem lo jadi nuduh gue benci sama Alodie?" tanya Bita. "Gue emang nggak suka sama Alodie, tapi gue sama sekali nggak ada niatan buat benci sama dia!"

"Terus, kalau bukan lo siapa lagi, hah?" tanya Tirta.

"Ya, mana gue tau! Gue aja kaget pas tau berita kemarin," balas Bita. "Lo boleh nuduh gue, tapi lo punya bukti nggak? Nggak, kan? Makanya, jangan nuduh gue sembarangan."

"Lihat aja, kalau gue udah punya buktinya, langsung gue laporin lo ke polisi!" peringat Tirta tak main-main.

"Silakan, tapi kalau gue bukan pelakunya, lo yang bakal gue laporin ke polisi!" ancam Bita balik. Lalu cewek itu segera melengos pergi dari sana.

"Sabar ya, Tirta. Kalau emang Bita pelakunya, nanti gue bakal bantu lo cari siapa pelakunya," ujar Prisya sembari mengelus-elus bahu Tirta menyalurkan ketenangan.

INTERESTING FAIRY TALE [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang