44|IFT

14.9K 613 31
                                    

~Happy Reading~

••🦋••

Di koridor SMA Jaya Sakti, sudah ada puluhan orang tua yang datang ke sini untuk melihat hasil belajar anak mereka selama ini. Dan tentunya para murid juga ikut mendampingi orang tua mereka.

Yeah. Hari ini adalah hari dimana SMA Jaya Sakti kelas 12 mengambil ijazah hasil ujian mereka. Dimana nanti ijazah ini akan digunakan untuk menentukan para siswa-siswi tersebut layak mendapatkan universitas mana.

Wali dari Raffael, Gio, Rio, dan Miko sudah pulang terlebih dahulu tadi saat telah selesai mengambil rapor anaknya. Namun, Dina—sebagai wali Ghaza pada hari ini masih di dalam ruangan kelas. Pasalnya tadi Dina datangnya sempat telat sekitar kurang lebih lima belas menit.

"Kira-kira siapa ya ranking satu?" tanya Miko pada teman-temannya.

"Nggak tau gue kalau soal itu. Biasanya, kan, selalu El yang dapat peringkat pertama, dan ini El jadi peringkat ke dua," sahut Rio juga sama bingung.

"Apa jangan-jangan Angel lagi?" tebak Miko. Just information, Angel adalah salah satu siswi kelas 12 IPA 2 yang tak kalah pintar dari Raffael, biasanya Angel akan selalu berada di ranking ke dua dan ke tiga.

"Bisa jadi, sih..."

"Gimana Ma?" tanya Ghaza saat melihat Dina yang baru saja keluar dari kelas sambil membawa hasil rapornya.

Dina tersenyum lebar. Sebelum mengatakan hasilnya, wanita itu mengusap ujung kepala anaknya terlebih dahulu. "Nggak nyangka Mama," ucap Dina lirih.

"Maksud Mama?" tanya Ghaza bingung.

"Kamu meraih peringkat pertama di kelas kamu," ujar Dina diiringi kekehan bahagia—sangat bahagia. Masih tidak menyangka dengan hasil belajar anaknya yang satu ini. Biasanya Ghaza tidak pernah mendapatkan ranking pertama.

"Beneran Tante?" tanya Gio serius, wajah berwibawa nya begitu terlihat kaget.

Dina mengangguk tersenyum. "Iya."

"Coba sini Za, gue mau lihat." Belum sempat Ghaza membuka rapornya, Miko lebih dulu merebutnya secara paksa.

Detik berikutnya Miko dan Rio menganga lebar. Lihat saja kondisi mulutnya yang menganga lebar, bikin malu saja. "Woi! Ini gue nggak lagi mimpi, kan?" tanya Miko heboh. "Ini beneran rapor Ghaza? Kok bisa ngalahin El?"

DUGH! Karena kesal Gio memukul pipi Miko. Bacot nya itu loh, besar banget, kayak suara petir di siang bolong. "Biasa aja! Air ludah lo kena muka gue, goblok!" Benar sekali, Gio tidak bohong. Untung saja di sini ada Dina, kalau tidak—sudah lama Gio memukul muka Miko sampai babak belur.

Masih dengan tangan memegang pipinya yang memerah, Miko melirik Gio takut-takut. "Sorry, Yo. Gue, kan, refleks tadi."

"Za, ternyata penyakit amnesia lo membawa kebaikan juga, ya," ujar Rio. "Nggak apa-apa Za, lanjutin aja lupa nya, kalau perlu nggak usah ingat lagi, biar lo bisa rangking satu terus!"

"Gila lo! Doain teman tuh yang baik-baik! Setres nih orang!" umpat Miko geleng-geleng kepala.

"Selamat ya, Za." Raffael dengan tulusnya memberi ucapan selamat. Ia selaku sahabat Ghaza juga ikut bangga mendengar kabar gembira ini.

INTERESTING FAIRY TALE [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang