45|IFT

16.9K 638 22
                                    

~Happy Reading~

••🦋••

Namanya Bandara Soekarno-Hatta. Pasti kalian sudah pada tidak asing lagi dengan nama tempat ini. Bandara ini terletak di Ibukota Indonesia, yaitu Jakarta. Bandara Soekarno-Hatta ini merupakan sebuah bandara utama yang melayani penerbangan untuk wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.

Yups. Karena rumah Ghazanvar Kiesar itu terletak di wilayah Jakarta, maka dari itu satu-satunya bandara yang akan ia tujui adalah bandara ini. Bye the way, sesuai rencana Ghaza kemarin, pada pagi hari ini ia akan berangkat ke Boston untuk menempuh pendidikan dan lingkungan baru.

Sekarang laki-laki bertubuh jangkung dengan setelan kemeja kotak-kotak dipadu jeans sobek hitam sudah berdiri di tengah-tengah kerumunan. Di sekitarannya sudah banyak sekali para keluarga, teman-teman dan kerabatnya yang menemani laki-laki itu sampai di sini.

"Kamu yakin nggak mau ditemani sama Papa berangkatnya?" tanya Juan untuk yang kesekian kalinya.

Dan Ghaza pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban yang sama seperti sebelum-sebelumnya. "Yakin, Pa."

"Za, hari ini lo ganteng banget loh," puji Miko tiba-tiba. Namun, pujian itu bukan hanya sekedar omongan saja, penampilan Ghaza pagi ini benar-benar mempesona ditambah lagi dengan kacamata hitam yang sengaja cowok itu lampir di kerah kemejanya. "Yakin lo tetap mau berangkat ke sana? Lo pasti nggak tau, kan, kalau cewek-cewek di sana itu pergaulannya bebas banget. Secara, kan, lo ini ganteng, nah pasti mereka langsung kepicut, lah, sama pesona lo."

"Terus?" Ghaza ingin mendengarkan dengan jelas lanjutan dari kalimat Miko.

"Kalau ada, nih, cewek yang suka sama lo. Lo jangan mau ya, Za. Bukannya apa nih ya, gue takutnya sifat lo ketularan sama mereka. Lo tau sendiri negara AS itu negara bebas." Ceritanya Miko lagi curhat nih bestie.

"Di sana gue niatnya mau belajar, bukan mau cari cewek," sahut Ghaza datar.

Tanpa sadar Miko menepuk bahu Ghaza kencang membuat sang empu kaget dibuatnya. "Bagus, Bro! Ini baru namanya sahabat gue!"

"Za, lo nggak mau pertimbangin lagi? Masih ada waktu loh." Kali ini Rio yang berbicara. Kali saja kan, sahabatnya itu berubah pikiran walaupun kemungkinannya kecil.

"Nggak!" Sifat Ghaza yang dingin pura-pura sok jutek ini nih yang membuat orang di sekitarnya ingin mencabik mulut si doi.

"Belajar yang benar Za, biar kita bisa sukses sama-sama," pesan Raffael seraya menepuk pundak Ghaza.

Dari sekian banyaknya ucapan, hanya ucapan Raffael inilah yang membuat Ghaza kembali bersemangat. Walaupun menurut Ghaza, Raffael ini sama dengan ketiga temannya itu, tapi sifat Raffael ini lumayan juga menurutnya. "Thanks, lo juga," balas Ghaza.

Miko sudah, Rio sudah, Raffael juga sudah, sekarang giliran Gio yang melangkah. Setelah melihat temannya menjauh dari Ghaza, Gio mendekat dan langsung memeluk tubuhnya. "Nanti kalau lo nggak betah di sana, bilang sama gue Za. Gue pasti bakal langsung jemput lo buat balik lagi ke sini," ujar Gio tetap berusaha tegar walaupun di dalamnya ingin sekali menangis kencang.

"Dan satu lagi Za, jangan pernah lupain persahabatan kita kalau nanti di sana lo udah punya sahabat baru. Ingat Za, kita selalu nungguin lo pulang dan balik lagi ke Ghaza yang dulu."

INTERESTING FAIRY TALE [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang